Dalam Semalam Longsor di 9 Titik
A
A
A
BANTUL - Bencana alam menghantui warga di DIY. Setelah angin ribut, kemarin bencana longsor menerjang Bantul. Dalam semalam ada sembilan titik longsor yang terjadi di Bantul.
Pemkab meminta warga untuk waspada. Di Imogiri, bencana longsor membuat rumah Paryo, 30, warga RT 01 Dusun Kajor Wetan, Desa Selopamioro, Imogiri rusak. Rumah ukuran 8x6 meter miliknya yang baru saja selesai dibangun bagian belakang dan kanan rumah jebol diterjang longsor. Rumah dari pemerintah melalui program bantuan rumah Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) tersebut kini belum bisa ditinggali lagi.
Kepala Dusun Kajor Wetan, Mardiyono mengatakan, seperti yang diceritakan oleh keluarga Paryo, longsor tersebut terjadi Sabtu (28/3) malam sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu, istri Paryo bersama anaknya sedang tidur di dalam rumah, dan Paryo sedang pergi arisan di Dusun tersebut. Hujan memang mengguyur kawasan tersebut sejak petang.
“Sekitar pukul 22.00 WIB, tibatiba terdengar suara brukkk,” kata Mardiyono menirukan istri Paryo. Setelah dilihat, ternyata bagian kanan dan belakang rumah tersebut jebol. Material tanah dan batu telah masuk ke dalam rumah. Berbagai perabotan mulai peralatan memasak, lemari pakaian, dan tempat tidur sudah rusak tertimbun longsoran. Beruntung, saat itu istri Paryo tidur di kamar yang lain di sisi kiri depan rumah tersebut.
Menurut Mardiyono, sebenarnya tanda-tanda akan terjadi longsor di rumah Paryo sudah terjadi. Sebab, sekitar 15 hari yang lalu sebagian bukit yang ada di atas rumah Paryo sudah longsor, meskipun skalanya kecil. Oleh warga longsoran tersebut sudah berhasil dievakuasi dan kondisi tebingnya sudah diperbaiki. “Hanya saja, kemarin hujannya sangat deras dan cukup lama,” paparnya.
Mardiyono khawatir, meskipun sudah ada runtuh sebagian, namun kemungkinan besar akan terjadi longsor susulan. Mengingat kondisi bukit di atasnya sudah terlihat membahayakan, selain terjal juga sudah tidak ada lagi pohon penahan di atas rumah Paryo. Jika hujan terus terjadi dengan skala yang cukup besar, maka dipastikan akan terjadi longsor lagi. Sementara itu, Pelaksana Harian Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Dwi Daryanto mengatakan, selain rumah Paryo, ada delapan kejadian longsor lain yang terjadi hampir bersamaan.
Delapan kejadian lain tersebut dua di antaranya terjadi di Kecamatan Imogiri dan Enam lainnya di Kecamatan Dlingo. “Akan tetapi yang berdampak pada pemukiman hanya di Kajor Wetan. Yang lain hanya menutup badan jalan dan tidak ada kerusakan serius,” ujarnya. Dwi mengakui, kondisi rumah Paryo di Kajor Wetan memang berada dalam radius rawan tanah longsor. Karena jaraknya hanya 1–2 meter dari bukit yang berada di samping kanan dan belakang rumahnya.
Untuk sementara pihaknya baru memberikan bantuan logistik yang bisa digunakan untuk gotong royong warga sekitar dalam mengevakuasi rumah korban. Untuk bantuan material perbaikan, biasanya akan diserahkan di kemudian hari. Dwi menambahkan, jika kondisi hujan terus terjadi seperti Sabtu malam, maka dimungkinkan longsor lain akan terjadi. Pasalnya, di beberapa lokasi berada di lokasi rawan bencana longsor karena perbukitan struktur tanahnya rawan ambrol.
Erfanto linangkung
Pemkab meminta warga untuk waspada. Di Imogiri, bencana longsor membuat rumah Paryo, 30, warga RT 01 Dusun Kajor Wetan, Desa Selopamioro, Imogiri rusak. Rumah ukuran 8x6 meter miliknya yang baru saja selesai dibangun bagian belakang dan kanan rumah jebol diterjang longsor. Rumah dari pemerintah melalui program bantuan rumah Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) tersebut kini belum bisa ditinggali lagi.
Kepala Dusun Kajor Wetan, Mardiyono mengatakan, seperti yang diceritakan oleh keluarga Paryo, longsor tersebut terjadi Sabtu (28/3) malam sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu, istri Paryo bersama anaknya sedang tidur di dalam rumah, dan Paryo sedang pergi arisan di Dusun tersebut. Hujan memang mengguyur kawasan tersebut sejak petang.
“Sekitar pukul 22.00 WIB, tibatiba terdengar suara brukkk,” kata Mardiyono menirukan istri Paryo. Setelah dilihat, ternyata bagian kanan dan belakang rumah tersebut jebol. Material tanah dan batu telah masuk ke dalam rumah. Berbagai perabotan mulai peralatan memasak, lemari pakaian, dan tempat tidur sudah rusak tertimbun longsoran. Beruntung, saat itu istri Paryo tidur di kamar yang lain di sisi kiri depan rumah tersebut.
Menurut Mardiyono, sebenarnya tanda-tanda akan terjadi longsor di rumah Paryo sudah terjadi. Sebab, sekitar 15 hari yang lalu sebagian bukit yang ada di atas rumah Paryo sudah longsor, meskipun skalanya kecil. Oleh warga longsoran tersebut sudah berhasil dievakuasi dan kondisi tebingnya sudah diperbaiki. “Hanya saja, kemarin hujannya sangat deras dan cukup lama,” paparnya.
Mardiyono khawatir, meskipun sudah ada runtuh sebagian, namun kemungkinan besar akan terjadi longsor susulan. Mengingat kondisi bukit di atasnya sudah terlihat membahayakan, selain terjal juga sudah tidak ada lagi pohon penahan di atas rumah Paryo. Jika hujan terus terjadi dengan skala yang cukup besar, maka dipastikan akan terjadi longsor lagi. Sementara itu, Pelaksana Harian Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Dwi Daryanto mengatakan, selain rumah Paryo, ada delapan kejadian longsor lain yang terjadi hampir bersamaan.
Delapan kejadian lain tersebut dua di antaranya terjadi di Kecamatan Imogiri dan Enam lainnya di Kecamatan Dlingo. “Akan tetapi yang berdampak pada pemukiman hanya di Kajor Wetan. Yang lain hanya menutup badan jalan dan tidak ada kerusakan serius,” ujarnya. Dwi mengakui, kondisi rumah Paryo di Kajor Wetan memang berada dalam radius rawan tanah longsor. Karena jaraknya hanya 1–2 meter dari bukit yang berada di samping kanan dan belakang rumahnya.
Untuk sementara pihaknya baru memberikan bantuan logistik yang bisa digunakan untuk gotong royong warga sekitar dalam mengevakuasi rumah korban. Untuk bantuan material perbaikan, biasanya akan diserahkan di kemudian hari. Dwi menambahkan, jika kondisi hujan terus terjadi seperti Sabtu malam, maka dimungkinkan longsor lain akan terjadi. Pasalnya, di beberapa lokasi berada di lokasi rawan bencana longsor karena perbukitan struktur tanahnya rawan ambrol.
Erfanto linangkung
(bhr)