Aji Sempat Diteriaki Begal Sebelum Meregang Nyawa
A
A
A
SEMARANG - Tewasnya Setya Aji Tri Pamungkas alias Aji (15) menyisakan cerita tersendiri. Teriakan begal di pagi buta itu membuat para pengeroyok melakukan aksi sadistis.
Aji dan beberapa temannya; Sofyan (17) warga Pedurungan; Gita (20) dan seseorang yang belum diketahui identitasnya sekarang dalam posisi kritis, menjadi korban.
Sofyan yang dirawat klinik 24 jam dekat Mapolsek Pedurungan bercerita. Saat itu, bersama teman – temannya, termasuk Aji hendak menonton balapan liar di Jalan Arteri Soekarno – Hatta.
Mereka baru saja nongkrong menghabiskan malam minggu di sekitaran Kantor RRI Semarang, Jalan Ahmad Yani.
“Sampai lokasi, ternyata tidak ada balap liar. Akhirnya kami iring – iringan motor mau pulang ke rumah. Sampai di lokasi (TKP) ada pengendara yang tiba – tiba melempar batu, saya kena pertama kali,” kata Sofyan yang menderita luka di wajah.
Lemparan itu ternyata membabi buta. Aji turut dilempar hingga jatuh. Tak hanya itu, beberapa pria tak dikenal tiba-tiba mengeroyok.
Satu teman mereka, Gita, beruntung bisa lari menyelamatkan diri.“Pas ribut – ribut itu, ada orang-orang meneriaki kami; begal-begal,” timpal Sofyan.
Dari teriakan itulah, kuat dugaan, ada beberapa orang termasuk warga sekitar tambah emosi.
Para korban dianiaya. Aji yang paling parah, dipukuli diseret, dihantam batu bata, potongan bambu hingga potongan besi hingga akhirnya meregang nyawa. “Sumpah Pak, kami bukan begal. Kami cuma mau nonton balap liar,” kata Sofyan.
Polisi tiba di lokasi tak lama setelah mendapat laporan. Informasi yang dihimpun, polisi sempat mengeluarkan tembakan peringatan untuk membubarkan keributan. Beberapa bisa lari, namun ada juga yang diamankan.
“Ada teman saya ikut diciduk polisi. Saya sempat ke polsek, tapi belum bisa dibesuk kata polisinya. Namanya Y (inisial), orang Pedurungan. Belum tahu sekarang, katanya sih sudah tersangka,” kata seorang sumber saat mengobrol via telepon seluler.
Di Polsek Pedurungan, ada 8 orang yang sudah diamankan statusnya hingga Minggu (29/3/2015) siang masih saksi.
Ada juga beberapa orang lagi, yang juga dijadikan saksi. Salah satunya, Periyanto (25) warga Jawa Barat yang tinggal di Mranggen, Demak.
“Sekitar 30 menit sebelum kejadian, saya hampir jadi korban begal. Ada empat motor, pengendaranya sempat nendang saya dari belakang. Menyerang pakai sabuk kepala besi,” katanya.
Saat itu, Periyanto hendak ke Kawasan Citarum Semarang dari Mranggen, Demak, berboncengan motor dengan temannya.
Saat diserang pengendara tak dikenal, Peri bisa menyelamatkan diri. Bersembunyi di sebuah Pos Kamling. Ada orang yang memintanya tetap bersembunyi di sana.
“Enggak lama, 30 menitan, ternyata ada ribut – ribut (pengeroyokan) itu di jalan. Saya tidak tahu penyebabnya,” kata Peri.
Penyidik sempat menunjukkan foto Aji termasuk beberapa temannya ke Peri. Mengkroscek apakah mereka pelaku begalnya atau bukan. Peri membantah.
“Bukan, yang mau begal saya pakai jaket abu – abu. Badannya juga agak gendut,” ungkapnya.
Sementara dari rumah duka, ayah korban, Kurnaedi (53) menyebut dia mendapat kabar insiden itu sekira pukul 04.00 WIB. Korban adalah anak terakhir dari tiga bersaudara. Istri Kurnaedi bernama Sumarni (52).
"Pergi dari rumah sore. Pakai kendaraan (motor) Honda Revo. Saya lagi kerikan karena masuk angin pas Aji pergi. Itu sama teman-temannya. Kalau motornya, tidak hilang, ada di Polsek," katanya saat ditemui di rumah duka.
Aji sendiri berperawakan kurus. Itu terlihat dari foto – foto di akun facebooknya; Setya Aji Cuah Semarang lalu berganti Ajex Brandhal Resex (Snex Sarere).
Dari akun itu terlihat, terakhir kali mengganti picture profile pada 21 Maret 2015 pukul 14.43 WIB, atau sekira seminggu sebelum Aji meregang nyawa.
Rumah duka itu ramai pelayat. Jenazah akhirnya dikebumikan tak lama setelah diautopsi, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karanglo, tak jauh dari rumah duka.
Aji dan beberapa temannya; Sofyan (17) warga Pedurungan; Gita (20) dan seseorang yang belum diketahui identitasnya sekarang dalam posisi kritis, menjadi korban.
Sofyan yang dirawat klinik 24 jam dekat Mapolsek Pedurungan bercerita. Saat itu, bersama teman – temannya, termasuk Aji hendak menonton balapan liar di Jalan Arteri Soekarno – Hatta.
Mereka baru saja nongkrong menghabiskan malam minggu di sekitaran Kantor RRI Semarang, Jalan Ahmad Yani.
“Sampai lokasi, ternyata tidak ada balap liar. Akhirnya kami iring – iringan motor mau pulang ke rumah. Sampai di lokasi (TKP) ada pengendara yang tiba – tiba melempar batu, saya kena pertama kali,” kata Sofyan yang menderita luka di wajah.
Lemparan itu ternyata membabi buta. Aji turut dilempar hingga jatuh. Tak hanya itu, beberapa pria tak dikenal tiba-tiba mengeroyok.
Satu teman mereka, Gita, beruntung bisa lari menyelamatkan diri.“Pas ribut – ribut itu, ada orang-orang meneriaki kami; begal-begal,” timpal Sofyan.
Dari teriakan itulah, kuat dugaan, ada beberapa orang termasuk warga sekitar tambah emosi.
Para korban dianiaya. Aji yang paling parah, dipukuli diseret, dihantam batu bata, potongan bambu hingga potongan besi hingga akhirnya meregang nyawa. “Sumpah Pak, kami bukan begal. Kami cuma mau nonton balap liar,” kata Sofyan.
Polisi tiba di lokasi tak lama setelah mendapat laporan. Informasi yang dihimpun, polisi sempat mengeluarkan tembakan peringatan untuk membubarkan keributan. Beberapa bisa lari, namun ada juga yang diamankan.
“Ada teman saya ikut diciduk polisi. Saya sempat ke polsek, tapi belum bisa dibesuk kata polisinya. Namanya Y (inisial), orang Pedurungan. Belum tahu sekarang, katanya sih sudah tersangka,” kata seorang sumber saat mengobrol via telepon seluler.
Di Polsek Pedurungan, ada 8 orang yang sudah diamankan statusnya hingga Minggu (29/3/2015) siang masih saksi.
Ada juga beberapa orang lagi, yang juga dijadikan saksi. Salah satunya, Periyanto (25) warga Jawa Barat yang tinggal di Mranggen, Demak.
“Sekitar 30 menit sebelum kejadian, saya hampir jadi korban begal. Ada empat motor, pengendaranya sempat nendang saya dari belakang. Menyerang pakai sabuk kepala besi,” katanya.
Saat itu, Periyanto hendak ke Kawasan Citarum Semarang dari Mranggen, Demak, berboncengan motor dengan temannya.
Saat diserang pengendara tak dikenal, Peri bisa menyelamatkan diri. Bersembunyi di sebuah Pos Kamling. Ada orang yang memintanya tetap bersembunyi di sana.
“Enggak lama, 30 menitan, ternyata ada ribut – ribut (pengeroyokan) itu di jalan. Saya tidak tahu penyebabnya,” kata Peri.
Penyidik sempat menunjukkan foto Aji termasuk beberapa temannya ke Peri. Mengkroscek apakah mereka pelaku begalnya atau bukan. Peri membantah.
“Bukan, yang mau begal saya pakai jaket abu – abu. Badannya juga agak gendut,” ungkapnya.
Sementara dari rumah duka, ayah korban, Kurnaedi (53) menyebut dia mendapat kabar insiden itu sekira pukul 04.00 WIB. Korban adalah anak terakhir dari tiga bersaudara. Istri Kurnaedi bernama Sumarni (52).
"Pergi dari rumah sore. Pakai kendaraan (motor) Honda Revo. Saya lagi kerikan karena masuk angin pas Aji pergi. Itu sama teman-temannya. Kalau motornya, tidak hilang, ada di Polsek," katanya saat ditemui di rumah duka.
Aji sendiri berperawakan kurus. Itu terlihat dari foto – foto di akun facebooknya; Setya Aji Cuah Semarang lalu berganti Ajex Brandhal Resex (Snex Sarere).
Dari akun itu terlihat, terakhir kali mengganti picture profile pada 21 Maret 2015 pukul 14.43 WIB, atau sekira seminggu sebelum Aji meregang nyawa.
Rumah duka itu ramai pelayat. Jenazah akhirnya dikebumikan tak lama setelah diautopsi, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karanglo, tak jauh dari rumah duka.
(sms)