BRI Target Pertumbuhan Kredit 25%
A
A
A
SEMARANG - Bank BRI wilayah Semarang menargetkan pertumbuhan kredit sepanjang 2015 sebesar 25%. Untuk itu, badan usaha milik negara (BUMN) ini akan menggenjot penyaluran kredit bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Kepala Kantor BRI Wilayah Semarang Ahmad Chairul Ghanie mengungkapkan, 2014 lalu total nilai kredit yang disalurkan mencapai Rp21,3 triliun. Dari jumlah tersebut, 90% di antaranya terserap oleh pelaku UMKM.
“Untuk tahun ini kami targetkan penyalurannya naik antara 22-25% dari pencapaian tahun lalu. Sejauh ini kredit BRI lebih banyak diserap pengusaha kecil,” ucapnya kemarin. Untuk kredit mikro, hampir seluruhnya berasal dari nasabah Simpedes dengan pinjaman ratarata di bawah Rp5 miliar. Sementara untuk kredit kelas menengah dengan pinjaman Rp10-40 miliar, hanya sekitar 8%.
Kendati kredit UMKM masih didominasi nasabah Simpedes, Ghanie mengaku pertumbuhan kredit Britama juga mulai menunjukkan tren peningkatan. Hal ini dikarenakan tidak adanya pembatasan pemakaian tabungan Britama “UMKM sendiri terbanyak kreditnya mikro hampir Rp11,3 triliun di 2014 lalu,” ucapnya. Sampai saat ini memang backbone BRI masih berada pada Simpedes, baik untuk kredit maupun penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Total tabungan Simpedes sampai akhir 2014 lalu mencapai Rp9,8 triliun, sedangkan dana yang dihimpun dari Britama hanya sekitar Rp4,7 triliun. Dana tersebut dikumpulkan dari 712 unit kerja BRI yang terdiri atas 22 kantor cabang, 36 Kantor Cabang Pembantu, 412 BRI Unit, kantor Kas dan Teras Keliling, yang tersebar di Jawa Tengah bagian utara, mulai dari Bumiyu sampai Cepu, dari Karimun sampai Salatiga sebagai perbatasan wilayah selatan. Penghimpunan DPK ini diproyeksikan tumbuh 15% selama 2015.
“Tahun lalu penghimpunan DPK mencapai Rp21,7 triliun dan tahun ini ditargetkan mengalami kenaikan sekitar 15%,” ucapnya. Sugiarti, Wakil Pimpinan Wilayah Bidang Dana Kanwil BRI Semarang menambahkan, BRI terus berupaya meningkatkan jumlah nasabah khususnya tabungan Britama. Untuk menarik minat masyarakat menabung, BRI memiliki program Undian Dobel Untung Britama.
“Program ini terbukti mampu meningkatkan jumlah nasabah baru,” katanya. Hal itu dibuktikan melalui program undian dobel untung Britama periode pertama yang dilakukanmulai2Oktobersampai30Desember lalu mampu menambah nasabah baru sebanyak 47.550.
Transaksi Rp22,4 Triliun
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) membidik 50.000 agen BRILink dengan transaksi mencapai Rp22,4 triliun untuk menyukseskan program layanan keuangan tanpa kantor atau Laku Pandai hingga akhir 2015. Saat ini program hasil kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tersebut sudah menjaring 24.713 agen BRILink.
”Jayapura dipilih sebagai tempat meluncurkan layanan Laku Pandai karena daerah ini yang paling siap dan antusiasme masyarakatnya juga besar,” ujar Direktur Utama BRI Asmawi Syam seusai peluncuran Laku Pandai di Jayapura, Papua, kemarin. Asmawi menjelaskan, dalam 14 bulan terakhir BRI telah memiliki 24.713 agen BRILink dengan total transaksi 21 juta senilai Rp7,8 triliun. Hingga akhir tahun 2015 dari 50.000 agen BRILink yang ditargetkan, diharapkan mampu mencapai 84 juta transaksi senilai Rp22,4 triliun.
”Performa agen BRILink diharapkan akan terus meningkat seiring dengan ada layanan Tabungan Murah bebas biaya dan pinjaman mikro tanpa harus mendirikan kantor bank,” ungkapnya. Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, program Laku Pandai diharapkan bisa menambah jumlah nasabah perbankan sebanyak 20-30 juta orang dalam waktu dua hingga tiga tahun.
Saat ini sudah ada lima bank yang siap menyukseskan program layanan keuangan tanpa kantor ini. ”Sudah ada 17 bank yang nanti siap bergabung. Makanya, saya optimistis target penambahan 20 juta sampai 30 juta nasabah bisa tercapai,” katanya. Menurut Muliaman, program ini akan menggerakkan ekonomi masyarakat khususnya di daerah. Untuk itu, OJK memerlukan dukungan pemerintah daerah mulai dari tingkat satu hingga kabupaten atau kota.
”Untuk mendapatkan kredit mikro dari layanan ini, nasabah harus memiliki tabungan terlebih dahulu selama enam bulan. Jadi prosesnya tidak memberatkan nasabah, prosedurnya pun akan dibuat simpel seperti pembuatan kartu kredit,” sebutnya. Lebih lanjut Corporate Secretary BRI Budi Satria menjelaskan, Laku Pandai merupakan program keuangan inklusif agar masyarakat Indonesia mengenal pengetahuan dasar pengelolaan keuangan melalui pemanfaatan produk dan layanan perbankan.
Harapan ke depan adalah masyarakat akan semakin terbiasa dalam pengelolaan keuangan untuk mendorong peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat dan efisiensi perekonomian Indonesia. Program Laku Pandai melalui agen BRILink hadir dengan layanan baru untuk melayani transaksi perbankan masyarakat, terutama bagi masyarakat yang berlokasi jauh dari jangkauan kantor bank, baik nasabah bank BRI maupun masyarakat luas.
Dalam layanan baru tersebut agen melayani registrasi dan transaksi Uang Elektronik TBank, pembukaan Tabungan Murah tanpa biaya administrasi dan permohonan Pinjaman Mikro sebagai referral. Tabungan Murah adalah produk tabungan yang dapat diakses langsung melalui Agen BRILink di dekat rumah dengan biaya administrasi dan transaksi yang lebih murah dari tabungan reguler.
Tabungan ini dapat menampung saldo maksimal Rp10.000.000 dengan maksimal transaksi debet (tarik tunai, transfer, pembayaran, dan pemindahbukuan) Rp5.000.000 setiap bulannya. Pinjaman Mikro adalah layanan pinjaman untuk usaha UMKM produktif melalui Agen BRI Link sebagai agen referral.
”Dua layanan tersebut tambahan fiturkemudahanlayanankeuangan selain dari fitur setor dan tarik tunai melalui T-Bank (uang elektronik melalui HP di mana nomor handphone dapat digunakan sebagai nomor rekening), pembayaran tagihan, pembelian pulsa, dan transfer antar rekening,” ucapnya.
Andik sismanto/ rakhmat baihaqi
Kepala Kantor BRI Wilayah Semarang Ahmad Chairul Ghanie mengungkapkan, 2014 lalu total nilai kredit yang disalurkan mencapai Rp21,3 triliun. Dari jumlah tersebut, 90% di antaranya terserap oleh pelaku UMKM.
“Untuk tahun ini kami targetkan penyalurannya naik antara 22-25% dari pencapaian tahun lalu. Sejauh ini kredit BRI lebih banyak diserap pengusaha kecil,” ucapnya kemarin. Untuk kredit mikro, hampir seluruhnya berasal dari nasabah Simpedes dengan pinjaman ratarata di bawah Rp5 miliar. Sementara untuk kredit kelas menengah dengan pinjaman Rp10-40 miliar, hanya sekitar 8%.
Kendati kredit UMKM masih didominasi nasabah Simpedes, Ghanie mengaku pertumbuhan kredit Britama juga mulai menunjukkan tren peningkatan. Hal ini dikarenakan tidak adanya pembatasan pemakaian tabungan Britama “UMKM sendiri terbanyak kreditnya mikro hampir Rp11,3 triliun di 2014 lalu,” ucapnya. Sampai saat ini memang backbone BRI masih berada pada Simpedes, baik untuk kredit maupun penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Total tabungan Simpedes sampai akhir 2014 lalu mencapai Rp9,8 triliun, sedangkan dana yang dihimpun dari Britama hanya sekitar Rp4,7 triliun. Dana tersebut dikumpulkan dari 712 unit kerja BRI yang terdiri atas 22 kantor cabang, 36 Kantor Cabang Pembantu, 412 BRI Unit, kantor Kas dan Teras Keliling, yang tersebar di Jawa Tengah bagian utara, mulai dari Bumiyu sampai Cepu, dari Karimun sampai Salatiga sebagai perbatasan wilayah selatan. Penghimpunan DPK ini diproyeksikan tumbuh 15% selama 2015.
“Tahun lalu penghimpunan DPK mencapai Rp21,7 triliun dan tahun ini ditargetkan mengalami kenaikan sekitar 15%,” ucapnya. Sugiarti, Wakil Pimpinan Wilayah Bidang Dana Kanwil BRI Semarang menambahkan, BRI terus berupaya meningkatkan jumlah nasabah khususnya tabungan Britama. Untuk menarik minat masyarakat menabung, BRI memiliki program Undian Dobel Untung Britama.
“Program ini terbukti mampu meningkatkan jumlah nasabah baru,” katanya. Hal itu dibuktikan melalui program undian dobel untung Britama periode pertama yang dilakukanmulai2Oktobersampai30Desember lalu mampu menambah nasabah baru sebanyak 47.550.
Transaksi Rp22,4 Triliun
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) membidik 50.000 agen BRILink dengan transaksi mencapai Rp22,4 triliun untuk menyukseskan program layanan keuangan tanpa kantor atau Laku Pandai hingga akhir 2015. Saat ini program hasil kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tersebut sudah menjaring 24.713 agen BRILink.
”Jayapura dipilih sebagai tempat meluncurkan layanan Laku Pandai karena daerah ini yang paling siap dan antusiasme masyarakatnya juga besar,” ujar Direktur Utama BRI Asmawi Syam seusai peluncuran Laku Pandai di Jayapura, Papua, kemarin. Asmawi menjelaskan, dalam 14 bulan terakhir BRI telah memiliki 24.713 agen BRILink dengan total transaksi 21 juta senilai Rp7,8 triliun. Hingga akhir tahun 2015 dari 50.000 agen BRILink yang ditargetkan, diharapkan mampu mencapai 84 juta transaksi senilai Rp22,4 triliun.
”Performa agen BRILink diharapkan akan terus meningkat seiring dengan ada layanan Tabungan Murah bebas biaya dan pinjaman mikro tanpa harus mendirikan kantor bank,” ungkapnya. Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, program Laku Pandai diharapkan bisa menambah jumlah nasabah perbankan sebanyak 20-30 juta orang dalam waktu dua hingga tiga tahun.
Saat ini sudah ada lima bank yang siap menyukseskan program layanan keuangan tanpa kantor ini. ”Sudah ada 17 bank yang nanti siap bergabung. Makanya, saya optimistis target penambahan 20 juta sampai 30 juta nasabah bisa tercapai,” katanya. Menurut Muliaman, program ini akan menggerakkan ekonomi masyarakat khususnya di daerah. Untuk itu, OJK memerlukan dukungan pemerintah daerah mulai dari tingkat satu hingga kabupaten atau kota.
”Untuk mendapatkan kredit mikro dari layanan ini, nasabah harus memiliki tabungan terlebih dahulu selama enam bulan. Jadi prosesnya tidak memberatkan nasabah, prosedurnya pun akan dibuat simpel seperti pembuatan kartu kredit,” sebutnya. Lebih lanjut Corporate Secretary BRI Budi Satria menjelaskan, Laku Pandai merupakan program keuangan inklusif agar masyarakat Indonesia mengenal pengetahuan dasar pengelolaan keuangan melalui pemanfaatan produk dan layanan perbankan.
Harapan ke depan adalah masyarakat akan semakin terbiasa dalam pengelolaan keuangan untuk mendorong peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat dan efisiensi perekonomian Indonesia. Program Laku Pandai melalui agen BRILink hadir dengan layanan baru untuk melayani transaksi perbankan masyarakat, terutama bagi masyarakat yang berlokasi jauh dari jangkauan kantor bank, baik nasabah bank BRI maupun masyarakat luas.
Dalam layanan baru tersebut agen melayani registrasi dan transaksi Uang Elektronik TBank, pembukaan Tabungan Murah tanpa biaya administrasi dan permohonan Pinjaman Mikro sebagai referral. Tabungan Murah adalah produk tabungan yang dapat diakses langsung melalui Agen BRILink di dekat rumah dengan biaya administrasi dan transaksi yang lebih murah dari tabungan reguler.
Tabungan ini dapat menampung saldo maksimal Rp10.000.000 dengan maksimal transaksi debet (tarik tunai, transfer, pembayaran, dan pemindahbukuan) Rp5.000.000 setiap bulannya. Pinjaman Mikro adalah layanan pinjaman untuk usaha UMKM produktif melalui Agen BRI Link sebagai agen referral.
”Dua layanan tersebut tambahan fiturkemudahanlayanankeuangan selain dari fitur setor dan tarik tunai melalui T-Bank (uang elektronik melalui HP di mana nomor handphone dapat digunakan sebagai nomor rekening), pembayaran tagihan, pembelian pulsa, dan transfer antar rekening,” ucapnya.
Andik sismanto/ rakhmat baihaqi
(ars)