Dewan Pertanyakan Amdal

Sabtu, 28 Maret 2015 - 10:55 WIB
Dewan Pertanyakan Amdal
Dewan Pertanyakan Amdal
A A A
BANDUNG - DPRD Kota Bandung mempertanyakan kajian analisis dampak lingkungan (amdal) Bandung Teknopolis di Gedebage, sebagai acuan bagi masing-masing stakeholder dalam melakukan pembangunan. “Amdal kawasan (Bandung Teknopolis) itu harus duluan.

Supaya nanti jadi acuan untuk pembangunan yang dilakukan masing-masing stake holder,” ucap anggota Komisi C DPRD Kota Bandung Riantono di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Sukabumi, kemarin. Pada Rabu (25/3) lalu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memberikan pemaparan tentang konsep Bandung Teknopolis melalui akun Twitter pribadinya @ridwankamil.

Ada 18 poin utama yang disampaikan dalam pemaparannya tersebut. Seperti cuitannya @ridwankamil: ide pusat pertumbuhan Gedebage ini sudah ada 10 tahun terbengkalai. Bahkan ol developer2 hanya akan jadi perumahan2 sj,#BDGTeknopolis. Kemudian lanjut dia, Di #BDGTeknopolis akan ada pusat riset, zona startup, kantor2 inovasi melengkapi standar kota mandiri : hunian, kantor, komersil, dll. Melalui cuitan lainnya ia sedikit menjelaskan terkait kajian lingkungan.

Di #BDGTeknopolis Aspek LH jd direncana dg baik. Akan ada 2 danau besar masing2 30 Ha utk atasi banjir jg jd sumber air di BDG timur. Kajian LH dan Perda RDTR disiapkan Bappeda BDG, jg rencana trans publik: monorail, guides busdi #BD G Te k no polis yg konek ke BDG lama.

Semua cuitan itu langsung mendapat respons dari para netizen. Para netizen mendukung rencana pembangunan “silicon valley” Kota Bandung. Akan tetapi, Riantono mengaku masih belum paham terkait konsep Bandung Teknopolis. Konsep serta tata kotanya nanti itu akan seperti apa. Kemudian untuk Amdal sendiri itu seperti apa. “Apa masing-masing lakukan Amdal atau bagaimana. Karena itu kami butuh ke jelasan teknopolis konsepnya itu seperti apa. Ini harus jelas. Jangan sampai 80% itu permukiman,” ujarnya.

Senada dengan Riantono, Anggota Komisi C lainnya Erwan Setiawan pun mengaku belum mengetahui secara jelas soal konsep teknopolis. “Jangankan masyarakat, kami saja sebagai anggota DPRD belum tahu soal teknopolis,” akunya. Para anggota Komisi C DPRD Kota Bandungpun meminta Bappeda dan juga wali kota memberi pemaparan terkait tahap dan juga rencana pengembangan Bandung Teknopolis kehadapan DPRD.

Sehingga mereka dapat memantau perkembangan konsep tersebut secara terukur. Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung Hikmat Ginanjar mengatakan, kajian Amdal masih menunggu selesainya kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) dari Bappeda. Sebelum kajian tersebut ke luar maka pihaknya pun belum bisa mengeluarkan kajian Amdal.

“BPLH belum melakukan apapun. Karena kami masih menunggu KLHS yang sedang digarap Bappeda. (Kajian) Amdal itu akan dibuat saat KLHS selesai,” ucap Hikmat. Diberitakan sebelumnya, meski masih banyak kontroversi, Pemerintah Kota Bandung akan tetap me-launching Bandung Teknopolis pada April. Ren cananya, launching tersebut untuk memerkenalkan konsep teknopolis dan tidak ada launching fisik. “April itu launching gagasannya saja. Bukan launching fisik,” ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Pria yang akrab disapa Emil mengungkapkan, Bandung Teknopolis hanyalah sebuah modifikasi nama dari konsep sebelumnya. Sepuluh tahun lalu kajian dilakukan dengan judul Pusat Kawasan Primer Gedebage. Nama tersebut menurut nya kurang menjual dan terlalu akademis. Sehingga dia ubah menjadi Bandung Teknopolis. Dia mengungkapkan, dalam pengembangan Bandung Teknopolis ini akan ada delapan kelompok yang akan terlibat.

Mochamad solehudin
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7018 seconds (0.1#10.140)