Eksotis tapi Belum Banyak Dikunjungi Wisatawan
A
A
A
KABUPATEN BANDUNG - Kabupaten Bandung memang memiliki sejumlah objek wisata alam yang menarik untuk dikunjungi. Hadirnya beberapa lokasi wisata seperti Kawah Putih, Situ Patenggan, serta berbagai tempat pemandian air panas menjadikan kawasan tersebut sebagai surganya wisata di Bandung Selatan.
Namun, kini terdapat satu tempat lain yakni sebuah curug tepatnya di Desa Cipelah, Kecamatan Rancabali, yang tak kalah eksotis. Terletak di perbatasan Kabupaten Cianjur, curug yang dikenal masyarakat setempat dengan nama Curug Tilu atau Curug Batu Lawang Ibu nyaris belum tersentuh keperiwisataan. Sejauh ini bahkan masih tampak alami.
Padahal, jika ditata dan dikelola dengan baik tak mustahil potensi dari obyek wisata alam ini yang masih berada di lahan Perhutani bisa menjadi salah satu pendongkrak sumber pendapatan asli daerah (PAD) bagi pemerintah setempat. Untuk menikmati keindahan dari dekat, menuju curug dengan ketinggian tebing lebih dari 100 meter itu kita harus menempuh perjalanan dari ruas jalan utama menuju Desa Cipelah sekitar 5 kilometer serta melalui jalan setapak.
Sejauh ini keberadaan tiga curug yang telah ada sejak puluhan tahun itu ikut dimanfaatkan warga untuk kehidupan sehari-hari seperti mengaliri area persawahan dan kebutuhan lainnya. Warga dan sejumlah wisatawan berharap agar Curug Tilu dapat menjadi destinasi wisata alam dikomersialkan. Wisatawan asal Kota Bandung Ziyan, 25, mengaku baru mengetahui bila di selatan Kabupaten Bandung arah menuju kawasan Ciwidey terdapat sebuah curugyang tak kalah dengan wisata alam lain.
Karena, dari tebing dekat permukiman warga terdapat tiga aliran air sehingga menambah keindahannya. Namun, dia menyayangkan belum terpublikasikannya lokasi tersebut. “Walaupun tempatnya berada di pelosok, tapi kalau dikelola dengan baik bisa jadi objek wisata potensial kok,karena memiliki keunikan,” ujarnya. Warga setempat Ari, 40, mengatakan, bila ada perhatian dari pemerintah, curug yang berada di dekat permukiman warga itu bisa tertata rapi bahkan bisa menghasilkan.
Sebab, ketika suatu lokasi dijadikan objek wisata sudah jelas masyarakat sekitar akan terlibat bahkan memberi peluang dalam mengembangkan perekonomian. “Kalau jadi tempat wisata, ya masyarakat di sini tentu akan terbantu. Bentuknya bisa terlibat sebagai pengelola maupun membuka lahan usaha lain,” tuturnya. Menurut dia, tiga curug yang semula dikenal dengan nama Curug Batu Lawang Ibu sejauh ini masih belum terjamah dan keasriannya masih terjamin.
Wisatawan masih bahkan relatif jarang mendatangi lokasi tersebut. Dia yang telah puluhan tahun menetap di daerah perbatasan itu berharap ada perbaikan infrastruktur jalan untuk menunjang akses ke wilayahnya. ”Kalau tidak salah lahan curug itu milik Perhutani. Beberapa waktu lalu sempat saya mendengar bakal dikelola, tapi mungkin karena jalannya susah, makanya tak kunjung terwujud,” tuturnya.
Dila Nashear
Namun, kini terdapat satu tempat lain yakni sebuah curug tepatnya di Desa Cipelah, Kecamatan Rancabali, yang tak kalah eksotis. Terletak di perbatasan Kabupaten Cianjur, curug yang dikenal masyarakat setempat dengan nama Curug Tilu atau Curug Batu Lawang Ibu nyaris belum tersentuh keperiwisataan. Sejauh ini bahkan masih tampak alami.
Padahal, jika ditata dan dikelola dengan baik tak mustahil potensi dari obyek wisata alam ini yang masih berada di lahan Perhutani bisa menjadi salah satu pendongkrak sumber pendapatan asli daerah (PAD) bagi pemerintah setempat. Untuk menikmati keindahan dari dekat, menuju curug dengan ketinggian tebing lebih dari 100 meter itu kita harus menempuh perjalanan dari ruas jalan utama menuju Desa Cipelah sekitar 5 kilometer serta melalui jalan setapak.
Sejauh ini keberadaan tiga curug yang telah ada sejak puluhan tahun itu ikut dimanfaatkan warga untuk kehidupan sehari-hari seperti mengaliri area persawahan dan kebutuhan lainnya. Warga dan sejumlah wisatawan berharap agar Curug Tilu dapat menjadi destinasi wisata alam dikomersialkan. Wisatawan asal Kota Bandung Ziyan, 25, mengaku baru mengetahui bila di selatan Kabupaten Bandung arah menuju kawasan Ciwidey terdapat sebuah curugyang tak kalah dengan wisata alam lain.
Karena, dari tebing dekat permukiman warga terdapat tiga aliran air sehingga menambah keindahannya. Namun, dia menyayangkan belum terpublikasikannya lokasi tersebut. “Walaupun tempatnya berada di pelosok, tapi kalau dikelola dengan baik bisa jadi objek wisata potensial kok,karena memiliki keunikan,” ujarnya. Warga setempat Ari, 40, mengatakan, bila ada perhatian dari pemerintah, curug yang berada di dekat permukiman warga itu bisa tertata rapi bahkan bisa menghasilkan.
Sebab, ketika suatu lokasi dijadikan objek wisata sudah jelas masyarakat sekitar akan terlibat bahkan memberi peluang dalam mengembangkan perekonomian. “Kalau jadi tempat wisata, ya masyarakat di sini tentu akan terbantu. Bentuknya bisa terlibat sebagai pengelola maupun membuka lahan usaha lain,” tuturnya. Menurut dia, tiga curug yang semula dikenal dengan nama Curug Batu Lawang Ibu sejauh ini masih belum terjamah dan keasriannya masih terjamin.
Wisatawan masih bahkan relatif jarang mendatangi lokasi tersebut. Dia yang telah puluhan tahun menetap di daerah perbatasan itu berharap ada perbaikan infrastruktur jalan untuk menunjang akses ke wilayahnya. ”Kalau tidak salah lahan curug itu milik Perhutani. Beberapa waktu lalu sempat saya mendengar bakal dikelola, tapi mungkin karena jalannya susah, makanya tak kunjung terwujud,” tuturnya.
Dila Nashear
(bhr)