KAMMI Solo Beri Rapor Merah untuk Jokowi
A
A
A
SOLO - Mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Solo, Jawa Tengah memberikan rapor merah terhadap pemerintahan di bawah kendali Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rapor merah tersebut diberikan karena para mahasiswa tak melihat kemajuan sama sekali. Sebaliknya, mereka justru melihat dalam kurun waktu kurang dari enam bulan ini, mantan Wali Kota Solo tersebut jauh lebih buruk dari pemerintahan sebelumnya.
Dalam orasinya, Koordinator Aksi Nuzul Qodri Kurniawan membeberkan, di awal pemerintahan, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) berulang kali terjadi. Kondisi itu diperparah dengan kenaikan harga sembako.
Belum lagi nilai rupiah terhadap dolar AS yang terus merosot hingga menyentuh level Rp13.000 per dolar AS, yang berimbas semakin melejitnya harga beras di pasaran.
"Begitu juga dengan tiket kereta api pun mengalami kenaikan hingga 15 persen. Penegakan hukum terutama pemberantasan korupsi yang semakin melemah dan kekacauan penegakan kedaulatan hukum di Indonesia yang tak semakin jelas," ujar Nuzul dalam orasinya di Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Senin (23/3/2015).
Untuk itu, selain memberikan rapor merah terhadap Presiden Jokowi, KAMMI juga mengajukan empat tuntutan, di antaranya turunkan harga-harga, dukung agenda reformasi berupa pemberantasan korupsi, penegakan kedaulatan hukum, serta wujudkan stabilitas nasional.
KAMMI juga memberikan ultimatum terhadap Presiden Jokowi, menyangkut empat tuntutan yang mereka ajukan tersebut.
"Ini bukan aksi yang terakhir. Bila hingga 20 Mei 2015 pemerintah tidak melakukan perbaikan secara signifikan, maka mahasiswa dan rakyat memohon dengan hormat agar Bapak Jokowi mundur dari kursi Presiden Republik Indonesia," pungkasnya.
Rapor merah tersebut diberikan karena para mahasiswa tak melihat kemajuan sama sekali. Sebaliknya, mereka justru melihat dalam kurun waktu kurang dari enam bulan ini, mantan Wali Kota Solo tersebut jauh lebih buruk dari pemerintahan sebelumnya.
Dalam orasinya, Koordinator Aksi Nuzul Qodri Kurniawan membeberkan, di awal pemerintahan, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) berulang kali terjadi. Kondisi itu diperparah dengan kenaikan harga sembako.
Belum lagi nilai rupiah terhadap dolar AS yang terus merosot hingga menyentuh level Rp13.000 per dolar AS, yang berimbas semakin melejitnya harga beras di pasaran.
"Begitu juga dengan tiket kereta api pun mengalami kenaikan hingga 15 persen. Penegakan hukum terutama pemberantasan korupsi yang semakin melemah dan kekacauan penegakan kedaulatan hukum di Indonesia yang tak semakin jelas," ujar Nuzul dalam orasinya di Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Senin (23/3/2015).
Untuk itu, selain memberikan rapor merah terhadap Presiden Jokowi, KAMMI juga mengajukan empat tuntutan, di antaranya turunkan harga-harga, dukung agenda reformasi berupa pemberantasan korupsi, penegakan kedaulatan hukum, serta wujudkan stabilitas nasional.
KAMMI juga memberikan ultimatum terhadap Presiden Jokowi, menyangkut empat tuntutan yang mereka ajukan tersebut.
"Ini bukan aksi yang terakhir. Bila hingga 20 Mei 2015 pemerintah tidak melakukan perbaikan secara signifikan, maka mahasiswa dan rakyat memohon dengan hormat agar Bapak Jokowi mundur dari kursi Presiden Republik Indonesia," pungkasnya.
(zik)