Aksi Heroik Pilot dalam Bingkai Foto

Minggu, 22 Maret 2015 - 09:25 WIB
Aksi Heroik Pilot dalam Bingkai Foto
Aksi Heroik Pilot dalam Bingkai Foto
A A A
BANDUNG - Tak salah Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat diperhitungkan oleh bangsa lain di dunia kedirgantaraan. Beragam jenis pesawat mulai dari pesawat tempur, pesawat angkut dan helikopter kini dimiliki oleh TNI AU untuk menjaga kedaulatan RI.

Puluhan pesawat tempur berjajar tampak gagah memenuhi langit Indonesia.Tak ketinggalan aksi pesawat akrobatik memukau siapa saja yang menyaksikan. Kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari pesawat-pesawat TNI Angkatan Udara memang tak perlu diragukan. Suasasa itu terekam dalam pameran foto Road to 69 Indonesian Air Force Anniversary di Trans Studio Mal l.

Pameran ini digelar Lanud Halim Perdanakusuma, bekerja sama Lanud Husein Sastranegara dan Lanud Sulaeman. Pameran digelar selama dua hari 21-22 Maret 2015. Sebanyak 50 frame foto dihadirkan dalam pameran ini. Beragam jenis pesawat mulai dari F5, Sukhoi 30, F16, T50 dari Korea, CN 295, Super Puma tampak gagah dalam bingkai foto. Tak hanya itu, beragam aksi dari prajurit TNI AU seperti aksi penerjunan dan akrobatik juga tak ketinggalan hadir.

Danlanud Halim Marsekal Pertama Sri Pulung menuturkan ini merupakan rangkaian acara yang digelar dalam rangka menyambut ulang tahun TNI AU ke-69 yang akan jatuh 9 April 2015. Kegiatan utama dalam acara ini yakni pameran fotografi dan peluncuran buku. Acara merupakan bentuk pendekatan TNI AU mengenalkan sistem persenjataan kepada masyarakat.

“Dari generasi yang sudah lebih mengenal angkatan udara. Karena kita tahu Indonesia itu sangat luas dari Sabang sampai Merauke. Sehingga betapa pentingnya air power menjaga NKRI,”katanya kemarin. Sementara itu, Jeff Prananda yamg menjadi Photo Director pameran tersebut mengungkapkan, ada sembilan landasan udara yang menjadi lokasi pemotretan seperti di Lanud Iswahyudi Madiun, Hasanudin Makassar, Kalijati Subang, dan Lanud Adisucipto Yogyakarta.

Jeff memoteret aksi dari darat dan udara. Sesi darat, untuk mendapat gambar terbaik dia harus naik ke atas crane. Sementara sesi udara, dia harus naik pesawat didampingi personel TNI. ‘’Ada berbagai kesulitan ketika saya akan mengambil gambar. Saya harus membuka pintu Hercules di bagian belakang dengan angin yang sedemikian kuat dan itu bergerak, sementara yang kita foto pun bergerak.

Jadi saya harus benar-benar menjaga kecepatan dan stabilitas supaya dapet foto yang bagus. Persis naik metromini naik Hercules itu,”katanya. Selama 2,5 bulan, dia mengambil gambar. Setiap hari, dia memulai kegiatan sejak 04.30 pagi sampai pukul 01.00 dini hari keesokan harinya.

Dian rosadi
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8094 seconds (0.1#10.140)