Jalan Panjang Model Profesional

Minggu, 22 Maret 2015 - 09:11 WIB
Jalan Panjang Model Profesional
Jalan Panjang Model Profesional
A A A
Postur tubuh tinggi semampai, gaun menawan, jalan di panggung megah, tepuk tangan meriah menjadi impian sebagian wanita. Menjadi model profesional membutuhkan proses panjang dan tak mudah.

Publik sering hanya melihat sisi glamour menjadi model. Latihan dan persiapan membuatnya siap melakoni model profesional. Beberapa model tetap berlatih meski kemarin adalah hari libur keagamaan. Suasana rumah di Jalan Mangga 6 No 61, Semarang tetap riuh dengan hentakan musik mengiringi jenjang kaki dibalut sepatu hak tinggi (higheels ).

Rumah tersebut adalah Totok Shahak Modelling yang sudah mencetak banyak model profesional dari Semarang. Latihan rutin berjalan dilakukan model saat tidak manggung. Cara berjalan masih diiringi beragam latihan lain untuk membentuk postur tubuh sempurna. “Jadi model profesional membutuhkan latihan dan jam terbang,” ungkap Pemilik Totok Shahak Modelling, Totok Shahak.

Seorang model tidak hanya cantik dengan tubuh aduhai. Sisi lain model harus memiliki kepribadian kuat, mudah menyesuaikan diri, dan memiliki sifat menyenangkan. Model wajib berinteraksi dengan berbagai pihak mulai dari desainer, event organizer, fotografer, make up artis, koreografer dan lainnya. Proses adaptasi cepat sangat dibutuhkan dalam profesi tersebut.

Karakter sebagai model harus memancar baik untuk pemotretan maupun tampil melenggang di panggung. Model harus mampu menjiwai dan membangun image setiap busana atau produk yang dikenakan. Wanita cantik banyak tapi yang memiliki karakter dan disukai banyak orang bisa dihitung dengan jari. Ada tahapan yang mesti dilalui untuk menuju model profesional.

Di tempatnya calon model digembleng teknik langkah kaki selama tiga bulan pertama. Tumpuan kaki harus kuat dan mantap saat di panggung. Cara berjalan sudah apik diikuti cara melambaikan tangan dan ekspresi saat catwalk. Latihan dikembangkan dengan tantangan lebih sulit seperti cara membawa aksesori atau pelengkap busana. Latihan lanjutan juga berlangsung selama tiga bulan.

Persiapan fisik dilakukan pula seperti merawat tubuh. Kulitkulit maupun sawo matang tetap dirawat agar tampak berkilau. Olah fisik harus dilakoni untuk menjaga berat badan agar tetap ideal dan stamina tubuh tetap fit. Model profesional dengan jam terbang tinggi bisa maraton dari satu panggung ke panggung lainnya.

Semua latihan dan persiapan dinilai cukup siap “diterjunkan” mengikuti event skala lokal terlebih dulu. Model bisa mengikuti seperti pemilihan-pemilihan untuk melatih keberanian tampil di depan umum. Model harus bisa menerima saran dan kritikan demi kemajuan kariernya. Tak sedikit pula model yang malas latihan karena merasa sudah pintar.

Proses pembelajaran tak akan habis dan up to date mengikuti perkembangan jaman. Sikap seperti ini justru membuat karier model tidak bertahan lama meski memiliki bakat. Pilihan menjadi model profesional ditekuni dari hati dan tanpa paksaan dari orang lain. Totok berbagi cerita sejak 1991 menempa anak didik melahirkan beragam cerita menarik.

“Ada model yang ikut karena desakan orang tua sehingga menjalankan latihan tidak niat. Kasus seperti ini susah dan lebih baik tidak dipaksakan,” ucapnya. Seorang model profesional harus mengenali dirinya sendiri dengan membentuk karakter seorang individu yang percaya diri.

Karakter inilah yang membantu model mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki. “Setiap proses yang dilalui akan menjadikannya sebagai seorang model profesional,” ujar pemilik PT Sivex Fashion Indonesia Herddy Utomo ini.

Hendrati hapsari
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7746 seconds (0.1#10.140)