Bersihkan Hati lewat Caru Tawur Kesanga

Jum'at, 20 Maret 2015 - 10:02 WIB
Bersihkan Hati lewat...
Bersihkan Hati lewat Caru Tawur Kesanga
A A A
CIMAHI - Jelang perayaan Nyepi atau Tahun Baru Saka 1937, puluhan umat Hindu di kawasan Bandung Raya terlebih dulu akan menggelar ritual Caru Tawur Kesanga yang merupakan acara doa bersama sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sanghyang Widi Wasa.

Ritual itu , hari ini akan berlangsung di empat pura, salah satunya di Pura Agung Wira Loka Natha, Jalan Sriwijaya, Kota Cimahi. Caru Tawur Kesanga merupakan acara pembuka jelang pelaksanaan perayaan Nyepi yang jatuh pada Sabtu (21/3). Kemarin, umat Hindu membersihkan bagian-bagian pura dan mempersiapkan segala sarana dan prasarana jelang acara tersebut. Tampak puluhan ibu dan bapak merangkai dan membuat berbagai sesajen yang akan disertakan dalam acara doa bersama tersebut.

Ketua Pengurus Pura I Ketut Nunas Arjana mengatakan, dalam agama Hindu, mengenal konsep Tri Hitakarana (tiga konsep keseimbangan). Yakni, ketuhanan di undakan teratas, hubungan manusia dan mahluk hidup lainnya (manusia, hewan, dan tumbuhan) di tengah, serta alam semesta terbawah. Dari konsep tersebut, kata Arjana, Caru Tawur Kesanga merupakan prosesi doa bersama sebagai ungkapan rasa sukur yang telah diberikan Tuhan atas karunianya kepada manusia yang hidup di tengah-tengah alam semesta.

Selain itu, ritual Caru Tawur Kesangaini juga merupakan persiapan jasmani dan rohani untuk pelaksanaan perayaan Nyepi. “Memberikan suguhan kepada konsep alam semesta bahwa kita hidup tidak hanya dengan manusia,” kata Arjana ditemui KORAN SINDO Pura Agung Wira Loka Natha, jalan Sriwijaya Kota Cimahi, kemarin.

Dia mengemukakan, sebelum pelaksanaan perayaan Nyepi biasanya umat Hindu juga melakukan ritual atau yang disebut Melasti. Pada melasti ini, biasanya perwakilan dari umat Hindu akan menuju atau mencari air yang bersumber dari mata air murni. “Air dalam Hindu itu disakrakalkan, salah satunya untuk pelaksanaan Melasti ini,” ujar dia.

Tujuan melasti ini, ungkap Arjana, untuk membersihkan jasmani dan rohani sebagai salah satu simbol persiapan menuju perayaan Nyepi. Pembersihan jasmani dilakukan dengan cara mandi dengan air biasa. Sementara pembersihan rohani dengan memperbanyak sembahyang dengan harapan air yang disucikan dapat memberikan ketenangan jiwa.

“Air yang didapat dari sumber mata air itu biasanya dicipratkan ke segala penjuru rumah dan badan kita,” ungkap Arjana. Pada pelaksanaan Nyepi nanti, umat Hindu akan melakukan Catur Brata Penyepian atau empat kewajiban saat pelaksanaan perayaan nyepi diantaranya, Amati Geni (tidak boleh melakukan kegiatan yang memiliki unsur api terkait dengan puasa), Amati Karya (tidak berkegiatan atau bekerja), Amati Lelangoan (menghindari, hiburan. Handphone pun dimati kan), dan Amati Lelungoan (diam di rumah dengan mem perbanyak membaca kitab suci).

“Jadi saat pelaksaanaan nyepi itu lebih kepada untuk meningkatkan kualitas diri,” tutur Arjana. Menurut dia, tema perayaan Nyepi tahun ini, “Meningkatkan Spirit Hindu dan Menjaga Stabilitas Budaya”. Lewat tema ini, umat Hindu diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas diri seusai melaksanaan perayaan Nyepi. “Kami tingkatkan kualitas keimanan sebagai umat Hindu dalam pelaksanaan catur brata penyepian nanti, juga untuk budaya Hindu tetap ajeg dan berinteraksi dengan budaya lain salah satunya Sunda,” tutur dia.

Nur azis
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6855 seconds (0.1#10.140)