Perketat IMB dan Terapkan Sanksi

Selasa, 17 Maret 2015 - 16:13 WIB
Perketat IMB dan Terapkan Sanksi
Perketat IMB dan Terapkan Sanksi
A A A
PALEMBANG - Pemkot Palembang harus memperketat keluarnya Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dengan berbagai persyaratan yang mengu sung program peng hijauan.

Kalu tidak, dampak banjir yang terjadi baru-baru ini akan semakin parah dan merugikan masyarakat. Kepala DTK Palembang, Isnaini Madani mengatakan, saat ini syarat untuk membuat IMB sudah diperketat. “Misalnya, di wajibkan menanam satu pohon didepan bangunan, menyediakan baksampah, membuat lubang biopori dan lainnya. Syarat itu wajib dilaksanakan.

Jika pemohon IMB tidak sang gup melaksanakannya. Maka, IMB yang diajukan tidak akan kami terbitkan,” paparnya kemarin. Menurut Isnaini, penanaman pohon pada setiap bangunan banyakse kali manfaatnya, diantaranya sebagai penyerapan air, paru-paru kota, penyaring udara, dan polusi. “Kami sudah banyak mendengar omongan bahwa susahnya mengurus IMB.

Tapi hal itu adalah aturan. Kami lakukan untuk mencegah terjadinya banjir diPalembang,” ujarnya. Dia menuturkan, syarat untuk penanam pohon maupun mem buat lubang biopori itu bukan hanya dibe bankan kepada pemohon semata, tapi juga pada pemilik bangunan ruko yang sudah berdiri.

“Bangunan lama yang sudah berdiri, sudah diimbau melakukan penghijauan. Minimal satu bangunan satu pohon. Surat edaran wali kota sudah disebar melalui camat masing-masing wilayah,” jelasnya. Piihaknya juga mengimbau masyarakat supaya membuat lubang biopori di halaman rumah untuk penyerapan air.

“Peran serta masyarakat sangat diperlukan. Karena untuk mencegah banjir, tidak bisa hanya dilakukan pemerintah melainkan semua lapisan, terutama masyarakat,” katanya. Kepala Bappeda Palembang, M Syafri HN menambahkan, semua bangunan harus mengikuti tata ruang yang sudah ada dan berkelanjutan.

Untuk itu, pihaknya ketat terkait rencana detail tata ruang (RDTR) umum dan RDTR kecamatan. “Tahun 2015 baru akan kami jadikan peraturan daerah (Perda),” jelasnya kemarin. Berdasarkan ketentuan dalam melakukan pembangunan, selain RDTR juga ada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sehingga ada pedoman dalam membangun sebuah bangunan.

“Jadi ketinggian bangunan, penerbitan izin, lebar jalan dan lainnya diatur dalam RTBL sehingga bangunan tidak asal bangun yang dapat menyebabkan banjir,” katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PU BM) dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kota Palembang, Darma Budhy menuturkan, penanganan banjir diperlukan penyedia an kanal saluran, kolam retensi, perbaikan drainase dan lainnya.

“Pemanfaatan kolam retensi efektif. Hanya saja, jumlahnya kurang karena terkendala pembebasan lahan. Walau sudah direncanakan sewa kelola lahan, warga tidak mau lahannya dijadikan kolam retensi. Banyak lahan yang belum diserahkan masyarakat untuk dibangun kolam retensi. Idealnya Kota Palembang memiliki sedikitnya 62 kolam retensi. Sementara yang ada sekarang baru 22 kolam retensi yang tersebar di 16 kecamatan,” tandasnya.

Sampah Menumpuk

Pasca banjir menyisakan tumpukan sampah terutama pada wilayah bantaran aliran sungai. Pantuannya KORAN SINDO PALEMBANG kemarin, beberapa anak sungai, seperti anak Sungai Bendungan yang mengalir dari Ke camatan Kemuning hingga Ke camatan Ilir Timur I mengalami peningkatan ketinggian air. Selain air meninggi, sungai itu dipadati sampah sehingga menimbulkan bau tak sedap.

“Iya, dari kemarin banyak petugas membersihkan sungai. Mungkin karena air sungai deras dan naik kepermukaan. Meski sudah diber sih kan (sampah), tapi belum juga diangkut,” ujar Roni, petugas SPBG yang terletak di pinggir aliran anak sungai. Camat Kemuning, Romli mengatakan, sampah yang dihasilkan saat air sungai meninggi lebih banyak dibandingkan saat air tidak menguap.

Sampah terbawa arus. Sejak kemarin, kata dia, banyak petugas Dinas Kebersihan dan Dinas PUBM-PSDA membersihkan sampah di Sungai Bendungan. “Itulah akibatnya jika sampah dibuang ke sungai. Saat banjir, sampah tersapu air. Hingga sungai menjadi genangan sampah. Potensi juga membawa bibit penyakit pada warga,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri 185 Palembang, Sayati mengatakan, banjir yang ter jadi dua hari kemarin mem buat sekolahnya terendam. Aki bat nya, siswa tidak melaksana kan upacara bendera. “Ada sekitar lima lokal terendam banjir, ter masuk ruang guru dan perpusta kaan. Akibat kon disi sekolah ini pelajar dipulangkan lebih awal. Sekolah ini kond isinya lebih rendah dari bangunan di sekitar nya,” ujarnya.

Sekolah yang berkonstruksi panggung itu pun mendapatkan inspeksi mendadak dari Kepala Disdikpora Ahmad Zulinto. Dia mengatakan, diperlukan pembangun n sekolah baru yang secara kontruksi lebih tinggi dari kondisi air. “Hampir belasan sekolah, baik SD dan SMP terendam banjir hingga tadi (kemarin) sehingga menganggu aktivitas belajar. Memang ada sekolah yang masuk pembangunan tahun ini, tapi ada juga tahun depan. SD Negeri 185 ini akandiperbaikitahun2016, yang diusulkan dari DAK,” tandasnya.

Sierra syailendra/ tasmalinda
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.3024 seconds (0.1#10.140)