UN Online di Subang Terancam Batal
A
A
A
SUBANG - Pelaksanaan ujian Nasional (UN) online di Kabupaten Subang terancam batal. Pasalnya, seluruh sekolah di Subang, mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK, tak satu pun siap menyelenggarakan ujian secara online.
Hal ini terjadi akibat minimnya fasilitas komputer yang dimiliki sekolah. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang Engkus Kusdinar mengatakan, ketersediaan fasilitas satu komputer untuk tiga siswa, merupakan syarat mutlak bagi sebuah sekolah di semua jenjang pendidikan untuk bisa mengikuti atau menyelenggarakan UN online.
Namun kenyataannya, saat ini tak satu pun sekolah yang me menuhi persyaratan tersebut. Sehingga, UN online belum siap dilaksanakan. “Kendalanya (UN online), gak ada satu sekolah pun yang siap, karena fa silitas komputer yang dimilikin ya minim, gak memenuhi syarat yang ditentukan,”ujar Kusdinar kepada KORAN SINDO kemarin.
Saat ini, kata dia, hanya sekolah tingkat SMP dan SMA/SMK yang dulunya berpredikat rintisan sekolah berbasis internasional (RSBI) saja yang memiliki fasilitas komputer. Itu pun, sekolah-sekolah tersebut hanya memiliki satu komputer untuk lima hingga enam siswa.
Sementara syarat UN on – line itu, satu komputer untuk tiga siswa. Bahkan, di luar sekolah-sekolah eks RSBI, tak ada satu pun sekolah dasar (SD) yang punya laboratorium kom puter. “Tahu sendiri kan, tidak ada sekolah dasar yang punya labora torium komputer. Paling yang agak lengkap fasilitasnya itu sekolah-sekolah bekas RSBI, seperti SMAN 1, SMKN 1 dan SMPN 1,”paparnya.
Dia mengaku sempat mengusulkan pelaksanaan UN online diganti dengan laptop. Namun, usulan itu ditolak karena laptop tak dilengkapi konten khusus untuk mengakses soal-soal yang diujikan saat UN. Kusdinar menyebut, pada UN 2015 yang bakal diselenggarakan mulai April mendatang ini, jumlah pesertanya mencapai 48.000 siswa.
Mereka terdiri dari, 21.000 siswa sekolah dasar dari 876 SD, 15.000 siswa SMP/ sederajat dari 152 seko - lah, 5.000 siswa SMA dari 42 sekolah, serta 7.000 siswa SMK dari 82 sekolah. Kepala Sekolah SMPN 1 Subang Anda Suganda didam - pingi Ketua Komite, Daeng Mak mur, mengaku, semula pihak nya siap me nye leng garak - an UN online.
Sebab, sekolahnya punya 20 unit komputer, cukup untuk mengakomodasi peserta UN kelas IX yang jumlahnya sebanyak 237 siswa. “Tapi belakangan, kami pikir-pikir lagi, agak riskan juga kalau pakai UN online, takut ada gangguan jaringan, sehingga lebih baik ikut UN secara ma nual aja,”tuturnya.
Plt Kepala Sekolah SMAN 1 Subang Iin Solahudin juga mengakui, kekurangan fasilitas PC komputer menjadi kendala utama tak bisa dilaksanakannya UN online tersebut. “Kami cuma punya 80 PC, padahal kebutuhannya 125 PC komputer untuk 320 peserta UN. Jadi, kayaknya UN online ini belum siap kami gelar,”pungkasnya.
Usep husaeni
Hal ini terjadi akibat minimnya fasilitas komputer yang dimiliki sekolah. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang Engkus Kusdinar mengatakan, ketersediaan fasilitas satu komputer untuk tiga siswa, merupakan syarat mutlak bagi sebuah sekolah di semua jenjang pendidikan untuk bisa mengikuti atau menyelenggarakan UN online.
Namun kenyataannya, saat ini tak satu pun sekolah yang me menuhi persyaratan tersebut. Sehingga, UN online belum siap dilaksanakan. “Kendalanya (UN online), gak ada satu sekolah pun yang siap, karena fa silitas komputer yang dimilikin ya minim, gak memenuhi syarat yang ditentukan,”ujar Kusdinar kepada KORAN SINDO kemarin.
Saat ini, kata dia, hanya sekolah tingkat SMP dan SMA/SMK yang dulunya berpredikat rintisan sekolah berbasis internasional (RSBI) saja yang memiliki fasilitas komputer. Itu pun, sekolah-sekolah tersebut hanya memiliki satu komputer untuk lima hingga enam siswa.
Sementara syarat UN on – line itu, satu komputer untuk tiga siswa. Bahkan, di luar sekolah-sekolah eks RSBI, tak ada satu pun sekolah dasar (SD) yang punya laboratorium kom puter. “Tahu sendiri kan, tidak ada sekolah dasar yang punya labora torium komputer. Paling yang agak lengkap fasilitasnya itu sekolah-sekolah bekas RSBI, seperti SMAN 1, SMKN 1 dan SMPN 1,”paparnya.
Dia mengaku sempat mengusulkan pelaksanaan UN online diganti dengan laptop. Namun, usulan itu ditolak karena laptop tak dilengkapi konten khusus untuk mengakses soal-soal yang diujikan saat UN. Kusdinar menyebut, pada UN 2015 yang bakal diselenggarakan mulai April mendatang ini, jumlah pesertanya mencapai 48.000 siswa.
Mereka terdiri dari, 21.000 siswa sekolah dasar dari 876 SD, 15.000 siswa SMP/ sederajat dari 152 seko - lah, 5.000 siswa SMA dari 42 sekolah, serta 7.000 siswa SMK dari 82 sekolah. Kepala Sekolah SMPN 1 Subang Anda Suganda didam - pingi Ketua Komite, Daeng Mak mur, mengaku, semula pihak nya siap me nye leng garak - an UN online.
Sebab, sekolahnya punya 20 unit komputer, cukup untuk mengakomodasi peserta UN kelas IX yang jumlahnya sebanyak 237 siswa. “Tapi belakangan, kami pikir-pikir lagi, agak riskan juga kalau pakai UN online, takut ada gangguan jaringan, sehingga lebih baik ikut UN secara ma nual aja,”tuturnya.
Plt Kepala Sekolah SMAN 1 Subang Iin Solahudin juga mengakui, kekurangan fasilitas PC komputer menjadi kendala utama tak bisa dilaksanakannya UN online tersebut. “Kami cuma punya 80 PC, padahal kebutuhannya 125 PC komputer untuk 320 peserta UN. Jadi, kayaknya UN online ini belum siap kami gelar,”pungkasnya.
Usep husaeni
(bbg)