Dua Kakek Ribut soal Tanah, 1 Kritis
A
A
A
TEGAL - Dul Slamet, 59, warga Jalan Werkudoro RT 06/06 Ke lu rahan Slerok, Kecamatan Te gal Timur, Kota Tegal tega membacok tetangganya sendiri, Su pirno, 71, dengan pedang hanya karena masalah tanah, kemarin. Akibatnya, Supirno kritis sehingga harus dilarikan ke ru mah sakit.
Peristiwa yang melibatkan dua kakek ini terjadi sekitar pu kul 09.30 WIB di sebuah kebun yang berada tak jauh rumah korban. Saat itu korban yang sedang mengambil daun pisang tiba-tiba didatangi pelaku yang membawa pedang sepanjang sekitar satu meter.
Tanpa diduga, pelaku langsung mengayunkan pedang ke kepala korban lebih dari satu kali. Selain mengenai kepala kor ban, sabetan pedang juga sempat mengenai tangan kiri korban yang digunakan untuk menangkis ayunan pedang. Korban pun tersungkur dengan darah mengucur. Sedangkan pelaku langsung pergi meninggalkan korban di lokasi.
“Saya waktu itu sedang di rumah, tiba-tiba ada warga yang manggil , ‘Bu, Bu, itu bapak kenapa ‘. Saya langsung lari ke kebun dan bapak sudah dalam kondisi terluka di kepala, kaki, dan tangan kiri,” ujar istri korban So - likha, kemarin. Korban yang dalam kondisi tak sadarkan diri oleh warga kemudian dibawa ke IGD RSUD Kardinah Kota Tegal. Adapun pelaku tak lama kemudian berhasil dibekuk anggota Unit Reskrim Polsek Tegal Timur di rumahnya dan langsung ditahan.
Saat ditangkap, pelaku masih membawa pedang yang digunakan untuk membacok korban. Solikha mengatakan, suaminya sebelumnya tak memiliki masalah dengan pelaku. Karena itu dia mengaku kaget pelaku sampai melakukan aksi nekat ke suaminya. “Sebelumnya tidak pernah ada masalah dengan pelaku,” ujarnya. Kanit Reskrim Polsek Tegal Timur Ipda Daryanto mengatakan, motif pelaku membacok kor ban masih diselidiki karena pelaku masih dalam proses pemeriksaan. Begitu juga dengan korban yang belum bisa diperiksa karena masih harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
“Dugaan sementara karena masalah tanah. Karena sehari sebelumnya (Sabtu) pelaku dan korban yang bertetangga sempat ribut soal tanah,” kata Daryanto saat ditemui di Mapolsek Tegal Timur, kemarin. Saat itu, lanjut Daryanto, korban, pelaku dan warga lain melakukan kerja bakti. Warga mewacanakan untuk membuat akses jalan baru di wilayah setempat. Agar bisa dijadikan jalan, korban diminta merelakan sebagian tanahnya digunakan untuk dibuat jalan karena lokasi tanahnya merupakan salah satu yang terdekat.
“Korban tidak setuju, lalu bilang agar tanah pelaku saja yang diambil. Pelaku tidak mau. Di situ, menurut informasi, keduanya ribut. Kemungkinan masih ada hubungannya dengan itu,” ungkapnya. Pelaku yang ditahan di sel Mapolsek Tegal Timur mengaku membacok korban karena sakit hati dan emosi kerap dituduh menyerobot tanah oleh kor ban.
“Saya dituduh nyerobot tanah satu meter. Diomongkan terus. Padahal tidak. Saya punya sertifikatnya. Saya emosi, terutama pas kerja bakti kemarin itu. Dia bilang (korban), ‘itu ta - nah Si Slamet saja yang nyerobot tanah satu meter’,” ujarnya.
Farid firdaus
Peristiwa yang melibatkan dua kakek ini terjadi sekitar pu kul 09.30 WIB di sebuah kebun yang berada tak jauh rumah korban. Saat itu korban yang sedang mengambil daun pisang tiba-tiba didatangi pelaku yang membawa pedang sepanjang sekitar satu meter.
Tanpa diduga, pelaku langsung mengayunkan pedang ke kepala korban lebih dari satu kali. Selain mengenai kepala kor ban, sabetan pedang juga sempat mengenai tangan kiri korban yang digunakan untuk menangkis ayunan pedang. Korban pun tersungkur dengan darah mengucur. Sedangkan pelaku langsung pergi meninggalkan korban di lokasi.
“Saya waktu itu sedang di rumah, tiba-tiba ada warga yang manggil , ‘Bu, Bu, itu bapak kenapa ‘. Saya langsung lari ke kebun dan bapak sudah dalam kondisi terluka di kepala, kaki, dan tangan kiri,” ujar istri korban So - likha, kemarin. Korban yang dalam kondisi tak sadarkan diri oleh warga kemudian dibawa ke IGD RSUD Kardinah Kota Tegal. Adapun pelaku tak lama kemudian berhasil dibekuk anggota Unit Reskrim Polsek Tegal Timur di rumahnya dan langsung ditahan.
Saat ditangkap, pelaku masih membawa pedang yang digunakan untuk membacok korban. Solikha mengatakan, suaminya sebelumnya tak memiliki masalah dengan pelaku. Karena itu dia mengaku kaget pelaku sampai melakukan aksi nekat ke suaminya. “Sebelumnya tidak pernah ada masalah dengan pelaku,” ujarnya. Kanit Reskrim Polsek Tegal Timur Ipda Daryanto mengatakan, motif pelaku membacok kor ban masih diselidiki karena pelaku masih dalam proses pemeriksaan. Begitu juga dengan korban yang belum bisa diperiksa karena masih harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
“Dugaan sementara karena masalah tanah. Karena sehari sebelumnya (Sabtu) pelaku dan korban yang bertetangga sempat ribut soal tanah,” kata Daryanto saat ditemui di Mapolsek Tegal Timur, kemarin. Saat itu, lanjut Daryanto, korban, pelaku dan warga lain melakukan kerja bakti. Warga mewacanakan untuk membuat akses jalan baru di wilayah setempat. Agar bisa dijadikan jalan, korban diminta merelakan sebagian tanahnya digunakan untuk dibuat jalan karena lokasi tanahnya merupakan salah satu yang terdekat.
“Korban tidak setuju, lalu bilang agar tanah pelaku saja yang diambil. Pelaku tidak mau. Di situ, menurut informasi, keduanya ribut. Kemungkinan masih ada hubungannya dengan itu,” ungkapnya. Pelaku yang ditahan di sel Mapolsek Tegal Timur mengaku membacok korban karena sakit hati dan emosi kerap dituduh menyerobot tanah oleh kor ban.
“Saya dituduh nyerobot tanah satu meter. Diomongkan terus. Padahal tidak. Saya punya sertifikatnya. Saya emosi, terutama pas kerja bakti kemarin itu. Dia bilang (korban), ‘itu ta - nah Si Slamet saja yang nyerobot tanah satu meter’,” ujarnya.
Farid firdaus
(ars)