Dari Hobi Jadi Rezeki
A
A
A
Menikmati hobi sekaligus mendatangkan rezeki. Kalimat ini dirasa tepat menggambarkan sosok yang terjun di bisnis vintage fashion. Reza Agung dikenal sebagai pemilik Lapak Si Djadoel (LSD) menilai benda-benda vintage tak lekang waktu. Tren ini bukan musiman, tapi lebih abadi.
“Tren fashion memang berputar, tapi kualitas dan model vintage tidak kalah dengan produk kekinian,” ujarnya. Mahasiswa USM ini memang kerap tampil vintage dengan kemeja flanel yang populer kembali. Dia lebih memilih sepatu fantofel untuk kesan klasik. “Produk vintage mulai dari sepatu, kacamata, tas, baju selalu diburu,” ujarnya. Berbicara kualitas, produk zaman dulu memang lebih unggul.
Bahan dari kulit membuat tas atau sepatu lebih kuat dan tidak mengelupas. Beralih ke model juga lebih unik dan memiliki ciri khas. Model tas misalnya, bentuk trapesium atau segi enam. Model tas seperti ini lebih apik dibandingkan dengan tas model sekarang tentu cenderung seragam. Model tas mulai dari oxford hingga ankle boots ramai diburu.
Motif beragam seperti bunga, abstrak, hingga kotak, semakin dicari penggemar fashion. Reza pertama kali membuka lapak di area Stadion Diponegoro tahun 2012. Respons masyarakat antusias membuatnya merambah penjualan online . Kini penggemar fashion vintage bisa mencari di ruko yang terletak di Jalan Jeruk, Semarang. “Barang asli buatan jadul bukan hasil repro.
Kualitas tidak bisa bohong,” katanya. Hal ini juga dilakukan Atalia Citra. Dia bersama teman-temannya sering membuat bazar fashion di antaranya lapak menjual barang- barang vintage. “Fascap Bazaar berisi temanteman onlineshop yanginginmembuka lapak bersama. Ada keuntungan lebih yaitu mengurusi bazar sambil belanja benda vintage ,” katanya.
Hendrati hapsari
“Tren fashion memang berputar, tapi kualitas dan model vintage tidak kalah dengan produk kekinian,” ujarnya. Mahasiswa USM ini memang kerap tampil vintage dengan kemeja flanel yang populer kembali. Dia lebih memilih sepatu fantofel untuk kesan klasik. “Produk vintage mulai dari sepatu, kacamata, tas, baju selalu diburu,” ujarnya. Berbicara kualitas, produk zaman dulu memang lebih unggul.
Bahan dari kulit membuat tas atau sepatu lebih kuat dan tidak mengelupas. Beralih ke model juga lebih unik dan memiliki ciri khas. Model tas misalnya, bentuk trapesium atau segi enam. Model tas seperti ini lebih apik dibandingkan dengan tas model sekarang tentu cenderung seragam. Model tas mulai dari oxford hingga ankle boots ramai diburu.
Motif beragam seperti bunga, abstrak, hingga kotak, semakin dicari penggemar fashion. Reza pertama kali membuka lapak di area Stadion Diponegoro tahun 2012. Respons masyarakat antusias membuatnya merambah penjualan online . Kini penggemar fashion vintage bisa mencari di ruko yang terletak di Jalan Jeruk, Semarang. “Barang asli buatan jadul bukan hasil repro.
Kualitas tidak bisa bohong,” katanya. Hal ini juga dilakukan Atalia Citra. Dia bersama teman-temannya sering membuat bazar fashion di antaranya lapak menjual barang- barang vintage. “Fascap Bazaar berisi temanteman onlineshop yanginginmembuka lapak bersama. Ada keuntungan lebih yaitu mengurusi bazar sambil belanja benda vintage ,” katanya.
Hendrati hapsari
(bhr)