Guruh Kaget Ada Pengemis di Petilasan Ayahnya

Minggu, 15 Maret 2015 - 10:08 WIB
Guruh Kaget Ada Pengemis di Petilasan Ayahnya
Guruh Kaget Ada Pengemis di Petilasan Ayahnya
A A A
KOTA BANDUNG - Iring-iringan mobil patwal membuat warga yang sedang jual-beli di kompleks rumah toko (ruko) di Jalan Banceuy terheran-heran. Sebuah bus dengan lima mobil di belakangnya tiba-tiba berhenti di antara jejeran ruko tersebut.

Rupanya itu Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung. Emil datang tak sendiri tapi bersama dua orang penting. Disebut penting karena yang bersama Emil adalah putra-putri Presiden RI pertama Soekarno. Ya, mereka adalah Guruh Soekarnoputra dan Sukmawati Soekarnoputri yang merupakan anak dari istri ketiga Putra Sang Fajar, Fatmawati.

Di Jalan Banceuy ada bekas penjara yang kini dikenal dengan Situs Penjara Soekarno. Disebut demikian karena tempat itu merupakan petilasan Sang Proklamator. Ya, Bung Karno pernah dibui 8 bulan karena dianggap memberontak kekuasaan Belanda dengan menggunakan kekuatan Partai Nasional Indonesi (PNI).

Sel dengan panjang 2 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 2,5 meter tampak terasing di antara kepungan rumah toko dan perkantoran. Sebenarnya masih banyak sel lain yang masih satu kesatuan dengan sel yang dihuni Soekarno. Namun kini kamarkamar penjara itu telah berubah menjadi ruko untuk berdagang. Yang tersisa hanya sel nomor lima yang dihuni Soekarno dan kini menjadi situs sejarah.

Meski begitu, kondisi sel nomor 5 itu tidak terawat. Tidak ada papan petunjuk menuju lokasi yang menandai ada tempat bersejarah di sana. Kondisi diperparah dengan jalan yang rusak. Napak tilas Guruh dan Sukma tak berhenti di Situs Penjara Soekarno saja. Masih di sekitar Banceuy, rombongan bergerak menuju menara pengawas yang pernah digunakan Belanda untuk mengawasi kompleks sel penjara Banceuy.

Namun setibanya di sana rombongan dikejutkan oleh seorang pengemis yang sedang duduk di sana. Malu atas kehadiran pengemis tersebut, seorang petugas buru-buru mengusir si pengemis dari bangunan kecil berlantai dua itu. Dalam hati, Guruh dan Sukma mungkin hanya bisa mengelus dada.

“Ya, menurut saya keadaannya sangat memprihatinkan. Di samping berdiri ruko dan sebagainya. Menurut saya yatentu ini akibat dari pemerintahan orde baru waktu itu. Menelantarkan dan sama sekali tidak mengindahkan arti sejarah Banceuy itu petilasanBung Karno,” ujar Guruh Soekarnoputra kepada KORAN SINDOdi sela kunjungan.

Setelah itu rombongan melanjutkan perjalanan ke Makam Ibu Inggit Garnasih di TPU Kopo Bandung. Inggit pernah menjadi istri dan mendukung perjuangan Bung Karno di Bandung. “Udah lumayan (kondisinya), Bu Inggit ini,” imbuh Guruh. Kemudian rombongan berangkat ke Makam Marhaen di Kampung Cipagalo, Kelurahan Mengger, Kecamatan Bandung Kidul.

Marhaen adalah seorang petani kecil yang menginspirasi orator ulung itu. Dalam pidato pembelaan Indonesia Menggugat yang berapi-api pada Agustus 1930, Soekarno memekik nama Marhaen. Nama orang itu kini dikenal sebagai ajaran Marhaen warisan Soekarno. Terakhir rombongan mengunjungi LP Sukamiskin di Jalan AH Nasution. Di penjara yang kini khusus untuk napi koruptor itu, Soekarno juga pun dibui.

Wali Kota Ridwan Kamil mengaku masih mengidentifikasi situs-situs sejarah Bung Karno di Kota Bandung. Begitu semua terinventarisir, dia berjanji akan segera merevitalisasi tempat-tempat tersebut. “Intinya kita kanmau membuat Bandung sebagai kota sejarah, itu ideologi Soekarno. Maka sekarang, hari ini, mengidentifikasi titik-titik yang dianggap penting. Nanti kalo sudah, kami ada program renovasi semua titik yang disepakati. Setelah disepakati kami bikin program edukasi sejarah di sekolah-sekolah,” katanya.

Untuk tahap awal, kata dia, Pemkot berencana memperbaiki Situs Penjara Bung Karno dan Makam Marhaen. Untuk makam Marhaen rencananya akan dirapihkan menjadi taman dan dipasang panel-panel yang memuat informasi sejarah. Sementara untuk Situs Penjara Banceuy akan segera diperbaiki dalam waktu dekat.

“Sudah ada hibah dari pihak ketiga. Minggu ini juga sudah mulai dibereskan yang Banceuy. Yang desainnya Profesor Surya dari ITB, termasuk untuk patungnya (Soekarno) juga. Target mudah mudahan KAA (Konperensi Asia Afrika) beres. Kalo jalan belum tahu karena itu provinsi,” tandasnya.

Dian Rosadi
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4127 seconds (0.1#10.140)