Mayoritas Calon Usung Percepatan Universitas Riset
A
A
A
SEMARANG - Kelima calon tetap pada Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang kemarin mengikuti debat calon rektor Undip yang digelar di Gedung Prof Soedarto, kampus Undip Tembalang.
Berbagai persoalan disampaikan pada kesempatan itu, tapi mayoritas dari kelimanya mengusung bagaimana melakukan percepatan Undip sebagai universitas riset yang unggul pada 2020 nanti, serta Undip sebagai perguruan tinggi berbadan hukum (PTN BH). Kelima calon tetap tersebut antara lain Prof Slamet Budi Prayitno dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Prof M Arifin dari Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP), Prof Yos Johan Utama (Fakultas Hukum), Prof Ocky Karna Rajasa (FPIK) dan Muhammad Nur dari Fakultas Sains dan Matematika (FSM).
Kelimanya menyampaikan visimisi masing-masing di hadapan ratusan mahasiswa, para alumni dan segenap sivitas kampus. Prof Slamet Budi menyinggung jumlah program studi (Prodi) di Undip baru 65% yang sudah terakreditasi A. Di samping itu masa berlaku akreditasi saat ini juga hampir berakhir. “Jadi rektor yang akan datang harus siap dengan akreditasi baru. Dari jumlah 6% yang terakreditasi A harus ada peningkatan mencapai 85%,” ucapnya.
Prof Arifin menyebutkan, untuk mencapai cita-cita menjadi Universitas Riset, perlu adanya pengembangan tridarma perguruan tinggi lebih lanjut. Selain itu, juga harus ada dukungan dari pengelolaan yang akuntabel. Prof Ocky juga menyampaikan bahwa, untuk menuju Universitas Riset yang unggul, ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Antara lain menggenjot publikasi internasional oleh para dosen.
Muhammad Nur menyampaikan, jika terpilih menjadi rektor, pihaknya akan mengupayakan percepatan PTNBH murni. Percepatan PTN BH tersebut juga tidak terlepas dari keinginan Undip sebagai universitas riset 2020. Sementara Prof Yos menyampaikan, tak perlu ada kekhawatiran dari kalangan mahasiswa ketika Undip menjadi PTNBH.
Kekhawatiran seperti akan berlipatnya biaya kuliah sejauh ini tidak terbukti. Dia menjanjikan, jika terpilih memimpin Undip, pihaknya menjanjikan akan menurunkan biaya kuliah.
Susilo himawan
Berbagai persoalan disampaikan pada kesempatan itu, tapi mayoritas dari kelimanya mengusung bagaimana melakukan percepatan Undip sebagai universitas riset yang unggul pada 2020 nanti, serta Undip sebagai perguruan tinggi berbadan hukum (PTN BH). Kelima calon tetap tersebut antara lain Prof Slamet Budi Prayitno dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Prof M Arifin dari Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP), Prof Yos Johan Utama (Fakultas Hukum), Prof Ocky Karna Rajasa (FPIK) dan Muhammad Nur dari Fakultas Sains dan Matematika (FSM).
Kelimanya menyampaikan visimisi masing-masing di hadapan ratusan mahasiswa, para alumni dan segenap sivitas kampus. Prof Slamet Budi menyinggung jumlah program studi (Prodi) di Undip baru 65% yang sudah terakreditasi A. Di samping itu masa berlaku akreditasi saat ini juga hampir berakhir. “Jadi rektor yang akan datang harus siap dengan akreditasi baru. Dari jumlah 6% yang terakreditasi A harus ada peningkatan mencapai 85%,” ucapnya.
Prof Arifin menyebutkan, untuk mencapai cita-cita menjadi Universitas Riset, perlu adanya pengembangan tridarma perguruan tinggi lebih lanjut. Selain itu, juga harus ada dukungan dari pengelolaan yang akuntabel. Prof Ocky juga menyampaikan bahwa, untuk menuju Universitas Riset yang unggul, ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Antara lain menggenjot publikasi internasional oleh para dosen.
Muhammad Nur menyampaikan, jika terpilih menjadi rektor, pihaknya akan mengupayakan percepatan PTNBH murni. Percepatan PTN BH tersebut juga tidak terlepas dari keinginan Undip sebagai universitas riset 2020. Sementara Prof Yos menyampaikan, tak perlu ada kekhawatiran dari kalangan mahasiswa ketika Undip menjadi PTNBH.
Kekhawatiran seperti akan berlipatnya biaya kuliah sejauh ini tidak terbukti. Dia menjanjikan, jika terpilih memimpin Undip, pihaknya menjanjikan akan menurunkan biaya kuliah.
Susilo himawan
(ars)