Sekeluarga di Tegal Alami Kelainan Kelamin

Jum'at, 13 Maret 2015 - 06:01 WIB
Sekeluarga di Tegal Alami Kelainan Kelamin
Sekeluarga di Tegal Alami Kelainan Kelamin
A A A
TEGAL - Toriqin, asal Desa Sukasari 1, RT 06/ RW 01 Kecamatan Bumijaya, Tegal, hanya bisa pasrah menerima keadaan anak- anaknya yang mengalami kelainan kelamin. Empat dari enam anaknya tidak tumbuh dewasa laiknya teman- temannya seusainya.

Adalah Siti Damayanti (19), Zakaria (12), Tofan Al Hafid (4), Nurul Iman (2) sedang dan sudah menjalani rangkaian pemeriksaan oleh Tim Penyesuaian Kelamin.

Toriqin mengakui kelainan kelamin sudah terlihat sejak bayi lahir. Dia bersama sang istri Seni (38) sudah bingung melihat bentuk alat vital anak- anaknya. Namun, mereka tidak memeriksakan diri karena beranggapan anak dalam kondisi sehat.

Saat ditemui, Toriqin sedang menggendong salah satu anaknya sembari menunggu pemeriksaan di Laboratorium Sentral RS Nasional Diponegoro, hari ini.

“Saya pasrah dan ingin anak- anak normal. Jika laki- laki menjadi laki- laki seutuhnya seperti tidak punya payudara. Kalau perempuan ya perempuan seutuhnya tidak tumbuh jenggot, suara tidak besar,” ungkap pria yang sehari- hari sebagai kuli bangunan ini.

Seiring dengan pertumbuhan yang mengarah kepada seorang laki-laki sehingga diperlakukan juga seperti seorang laki-laki.

“Saya bingung tapi tidak tahu koq begini. Ini akta tertulisnya juga belum ada semua baru Siti dan Zakaria. Saat lahir ragu dengan bentuk kelaminnya,” katanya.

Keinginan memeriksakan anak- anaknya tercetus saat mengetahui keponakannya dibawa ke RSUP Dr Kariadi dengan kerancuan serupa.

Anak pertama Siti Damayanti sudah terlebih dahulu periksa tahun 2012 dan rutin menjalani pengobatan hingga kini.

“Hari ini hanya tiga anak- anaknya Zakaria, Tofan Al Hafid dan Nurul Iman dibawa ke sini menjalani pemeriksaan awal,” katanya.

Dalam pemeriksaan ini dua anak lainnya yaitu Alqiah dan Ikhlas Suniah turut diperiksa DNA. Kedua anak perempuan ini tumbuh normal sebagai perempuan.

Toriqin mengungkapkan perilaku anak- anaknya tidak jauh berbeda dengan anak seusianya.

Mereka tidak mengalami keluhan fisik yang harus mengadu kepada orangtua. Namun, dia melihat ada perasaan minder sehingga anak- anaknya lebih suka bermain di lingkungan rumah.

“Kalau di rumah bermain bersama kakak adiknya atau saudara jarang bermain bersama tetangga,” ujarnya.

Toriqin mengungkapkan, semua pembiayaan pemeriksaan ditanggung Jamkesmas. Namun begitu, biaya operasi dari Tegal- Semarang membutuhkan biaya tidak sedikit.

Selama ini perjalanan bolak- balik didapatkan dari donatur yang ingin meringankan beban keluarganya. “Gaji hanya dari saya, ibu hanya momong anak- anak,” tegasnya.

Dari pemeriksaan awal dipastikan ke tiga anak memiliki kromosom perempuan. Namun, mereka sampai saat ini tumbuh sebagai seorang laki-laki.

Ketua Tim Penyesuaian Kelamin RSUP dr Kariadi/ Fakultas Kedokteran Undip, Prof dr Sultana MH Faradz mengungkapkan, observasi awal ketiga anak mengalami congenital adrenal hyperplasia (CAH) yakni kelebihan hormon androgen (laki-laki).

Hal ini menyebabkan pendangkalan vagina dan pembesaran klitoris sehingga menyerupai alat kelamin laki-laki. Selain itu, tumbuh jambang, jakun, ulit menghitam dan kasar.

“Ada kerancuan kelamin. Secara gender mereka laki-laki, tetapi secara genetik perempuan. Dari hasil pemeriksaan kromosomnya XX atau perempuan," tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6371 seconds (0.1#10.140)