Siswa Korban Jembatan Gantung Putus Tak Ikut Ujian
A
A
A
LEBAK - Sebanyak 12 siswa korban jembatan gantung putus di Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, tidak bisa mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) karena mengalami luka berat.
Menurut Kepala SDN 1 Pajagan Sabrowi, siswa yang tidak mengikuti ujian kemarin dan hari ini sebanyak 12 siswa. Seluruhnya merupakan warga Kampung Polad, Desa Tambak, Kecamatan Cimarga, Lebak. Mereka mengalami luka-luka akibat jatuh ke Sungai Ciberang. (Baca juga: Jembatan Gantung Putus, 46 Siswa SD Jatuh ke Sungai.)
"Hari ini UTS mata pelajaran matematika, namun karena musibah kemarin sebanyak 12 siswa tidak mengikutinya. Hal ini sudah dibicarakan dengan pihak Dinas Pendidikan," kata Sabrowi ditemui di SDN 1 Pajagan, Rabu (11/3/2015).
Untuk itu, pihak sekolah memberikan keringanan kepada siswa yang menjadi korban jembatan gantung putus. Pihak sekolah bahkan akan mendatangi rumah siswa yang tidak ikut ujian.
"Mudah-mudahan bisa cepat sembuh siswa-siswi kami dan kami akan tunggu mereka sampai sembuh, mohon doanya," kata Sabrowi.
Sementara, salah seorang siswa yang tidak mengikuti UTS, Denis (11), masih terbaring lemas dan tidak kuat jalan karena mengalami luka memar di kaki akibat terkena tali sling jembatan dan punggungnya tertimpa papan pijak jembatan. Dia terjatuh bersama 45 siswa lainnya. kemarin.
"Masih nggak kuat, masih sakit di kaki sama punggung masih memar, jadi nggak bisa berdiri," keluh siswa kelas 5 SDN 1 Pajagan ini di kediamannya.
Menurut Kepala SDN 1 Pajagan Sabrowi, siswa yang tidak mengikuti ujian kemarin dan hari ini sebanyak 12 siswa. Seluruhnya merupakan warga Kampung Polad, Desa Tambak, Kecamatan Cimarga, Lebak. Mereka mengalami luka-luka akibat jatuh ke Sungai Ciberang. (Baca juga: Jembatan Gantung Putus, 46 Siswa SD Jatuh ke Sungai.)
"Hari ini UTS mata pelajaran matematika, namun karena musibah kemarin sebanyak 12 siswa tidak mengikutinya. Hal ini sudah dibicarakan dengan pihak Dinas Pendidikan," kata Sabrowi ditemui di SDN 1 Pajagan, Rabu (11/3/2015).
Untuk itu, pihak sekolah memberikan keringanan kepada siswa yang menjadi korban jembatan gantung putus. Pihak sekolah bahkan akan mendatangi rumah siswa yang tidak ikut ujian.
"Mudah-mudahan bisa cepat sembuh siswa-siswi kami dan kami akan tunggu mereka sampai sembuh, mohon doanya," kata Sabrowi.
Sementara, salah seorang siswa yang tidak mengikuti UTS, Denis (11), masih terbaring lemas dan tidak kuat jalan karena mengalami luka memar di kaki akibat terkena tali sling jembatan dan punggungnya tertimpa papan pijak jembatan. Dia terjatuh bersama 45 siswa lainnya. kemarin.
"Masih nggak kuat, masih sakit di kaki sama punggung masih memar, jadi nggak bisa berdiri," keluh siswa kelas 5 SDN 1 Pajagan ini di kediamannya.
(zik)