Minta Razia Perempuan Malam
A
A
A
LUBUKLINGGAU - Sejumlah pe rempuan yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Lu buklinggau-Mura menggelar unjuk rasa di Kantor Pemerintah Kota Lubuklinggau, kemarin.
Dalam aksi ini, massa meminta razia perempuan “malam” lebih di - tingkatkan. Aksi damai mayoritas ini dila kukan dalam rangka memperingati hari perempuan sedunia pada 7 Maret yang lalu. Mereka mendatangi Kantor Pemkot Lubuklinggau sekitar pukul 11.30 WIB. Di sini mereka sempat tertahan sekitar se tengah jam di gerbang pintu masuk Pemkot Lubuklinggau lantaran petugas Pol PP tak mem per kenankan masuk lantaran sejumlah pejabat pemkot tengah meng gelar rapat koordinasi (rakor) di ruang rapat pemkot.
“Kami ingin menyampaikan sejumlah tuntutan kepada Pem kot Lubuklinggau terkait pe ringatan hari Perempuan Sedunia,” kata Ketua Aksi, Yuliza dalam orasinya. Setelah berorasi di depan pintu masuk gerbang kantor pemkot, barulah sejumlah pendemo diperkenankan masuk.
“Kami meminta agar Pemkot Lubuklinggau merazia perempuan “malam” yang berkeliaran pa da malam yang bukan pada waktunya. Sebab masih banyak yang berkeliaran di malam hari,” tegasnya. Dia menjelaskan, pihaknya tidak melarang kaum perempuan untuk keluar di malam hari. Tapi ada segelintir kaum perempuan yang memang keluar di larut malam untuk menjajakan cinta.
“Itu harus dirazia. Mereka merusak moral,” ungkapnya. Selain itu, pihaknya men desak pemkot untuk serius memerhatikan kaum perempuan yang saat ini masih termajinalkan oleh oknum. Lalu men desak DPRD Lubuklinggau untuk segera mengeluarkan perda ten tang perlindungan terhadap kaum perempuan. “Itu sebagai payung hukum yang jelas untuk di daerah yang selaras dengan undang-undang yang berlaku di Indonesia,” jelas dia.
Desakan lainnya yakni agar Polres Lubuklinggau dan Polres Mura serius melakukan percepatan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan di wilayah hukum mereka masingmasing. Dalam orasinya juga ditegaskan masih ada penindasan- penindasan yang terjadi di antaranya KDRT dan wanita di bawah umur dan perlu ditindak. Sementara itu, sebelumnya aksi damai juga dilakukan sejumlah perempuan GMNI di halaman kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Lubuk linggau.
Mereka menyambangi Kantor DPRD itu sekitar pukul 10.30 WIB. Namun, hanya di terima pihak sekretariat DP - RD karena para legislatif sedang dinas luar.
Hengky chandra agoes
Dalam aksi ini, massa meminta razia perempuan “malam” lebih di - tingkatkan. Aksi damai mayoritas ini dila kukan dalam rangka memperingati hari perempuan sedunia pada 7 Maret yang lalu. Mereka mendatangi Kantor Pemkot Lubuklinggau sekitar pukul 11.30 WIB. Di sini mereka sempat tertahan sekitar se tengah jam di gerbang pintu masuk Pemkot Lubuklinggau lantaran petugas Pol PP tak mem per kenankan masuk lantaran sejumlah pejabat pemkot tengah meng gelar rapat koordinasi (rakor) di ruang rapat pemkot.
“Kami ingin menyampaikan sejumlah tuntutan kepada Pem kot Lubuklinggau terkait pe ringatan hari Perempuan Sedunia,” kata Ketua Aksi, Yuliza dalam orasinya. Setelah berorasi di depan pintu masuk gerbang kantor pemkot, barulah sejumlah pendemo diperkenankan masuk.
“Kami meminta agar Pemkot Lubuklinggau merazia perempuan “malam” yang berkeliaran pa da malam yang bukan pada waktunya. Sebab masih banyak yang berkeliaran di malam hari,” tegasnya. Dia menjelaskan, pihaknya tidak melarang kaum perempuan untuk keluar di malam hari. Tapi ada segelintir kaum perempuan yang memang keluar di larut malam untuk menjajakan cinta.
“Itu harus dirazia. Mereka merusak moral,” ungkapnya. Selain itu, pihaknya men desak pemkot untuk serius memerhatikan kaum perempuan yang saat ini masih termajinalkan oleh oknum. Lalu men desak DPRD Lubuklinggau untuk segera mengeluarkan perda ten tang perlindungan terhadap kaum perempuan. “Itu sebagai payung hukum yang jelas untuk di daerah yang selaras dengan undang-undang yang berlaku di Indonesia,” jelas dia.
Desakan lainnya yakni agar Polres Lubuklinggau dan Polres Mura serius melakukan percepatan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan di wilayah hukum mereka masingmasing. Dalam orasinya juga ditegaskan masih ada penindasan- penindasan yang terjadi di antaranya KDRT dan wanita di bawah umur dan perlu ditindak. Sementara itu, sebelumnya aksi damai juga dilakukan sejumlah perempuan GMNI di halaman kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Lubuk linggau.
Mereka menyambangi Kantor DPRD itu sekitar pukul 10.30 WIB. Namun, hanya di terima pihak sekretariat DP - RD karena para legislatif sedang dinas luar.
Hengky chandra agoes
(ars)