Museum Kebangkitan Hadir di Semarang
A
A
A
SEMARANG - Museum Kebangkitan Nasional mengunjungi beberapa kota besar diIndonesia, salah satu yang disinggahi Kota Semarang.
Pameran mengambil tema tentang pergerakan nasional yang terjadi di negeri ini akan berlangsung hingga Jumat (13/3) di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Pameran ini berisi informasi mengenai kebangkitan nasional, benda bersejarah, hingga permainanulartangga. Koleksiberupa informasi ditampilkan mulai dari masa politik etis sebagail angkah awal dan latar belakang kebangkitan nasional. Koleksi benda turut dipamerkan seperti tas kerja dokter R Angka.
Berdasarkan keterangan singkat menyebutkan Dokter R Angka adalah pelajar Stovia yang ikut mendirikan organisasi Boedi Oetomo pada 2 Mei 1908. Setelah lulus Stovia dan menjadi dokter, tas ini biasa digunakan dalam melakukan kegiatan kedokteran. Sayangnya, pameran didominasi informasi yang terpasang di baliho. Selain itu, Ada satu permainan unik untuk menguji pengetahuan pengunjung. Permainan seperti ular tangga ini menggunakan dadu dan pion.
Setiap pion yang melewati titik tertentu wajib menjawab pertanyaan seputar pergerakan nasional. Pengunjung yang berhasil menjawab bisa melanjutkan ke titik berikutnya hingga mencapai titik finish yaitu Stovia. Kepala Museum Kebangkitan Nasional Tjahjo Purnomo mengungkapkan, informasi bersejarah dinilai penting bagi generasi muda karena merupakan pertanda dimulainya era baru bagi pemuda Indonesia. “Penyebaran untuk menanamkan nilai generasi muda terhadap sejarah pergerakan Indonesia,” ungkapnya di selasela pembukaan.
Program Pameran Keliling di Indonesia ini dan akan mengunjungi beberapa daerah seperti Kalsel, Sumut, Kalteng, Jateng, Sulteng. Dia menargetkan kunjungan setiap daerah mencapai 7.000 orang. “Kami menggandeng sekolah agar generasi muda bisa mewarisi nilai perjuangan tokoh perjuangan Indonesia,” paparnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah Prasetyo Aribowo mengharapkan kecintaan generasi muda akan terpacu melalui koleksi museum tersebut. “Informasi mengenai perkembangan politik dan pendidikan yang memiliki pengaruh di Indonesia diungkapkan secara detail,” kata dia.
Museum diharapkan menjadi tempat beraktivitas sekaligus berkreasi. Museum tidak sebatas menyimpan benda sarat sejarah saja, melainkan sebagai pusat pembelajaran. “Museum berperan aktif supaya masyarakat mau berkunjung ke museum,” ucapnya.
Hendrati hapsari
Pameran mengambil tema tentang pergerakan nasional yang terjadi di negeri ini akan berlangsung hingga Jumat (13/3) di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Pameran ini berisi informasi mengenai kebangkitan nasional, benda bersejarah, hingga permainanulartangga. Koleksiberupa informasi ditampilkan mulai dari masa politik etis sebagail angkah awal dan latar belakang kebangkitan nasional. Koleksi benda turut dipamerkan seperti tas kerja dokter R Angka.
Berdasarkan keterangan singkat menyebutkan Dokter R Angka adalah pelajar Stovia yang ikut mendirikan organisasi Boedi Oetomo pada 2 Mei 1908. Setelah lulus Stovia dan menjadi dokter, tas ini biasa digunakan dalam melakukan kegiatan kedokteran. Sayangnya, pameran didominasi informasi yang terpasang di baliho. Selain itu, Ada satu permainan unik untuk menguji pengetahuan pengunjung. Permainan seperti ular tangga ini menggunakan dadu dan pion.
Setiap pion yang melewati titik tertentu wajib menjawab pertanyaan seputar pergerakan nasional. Pengunjung yang berhasil menjawab bisa melanjutkan ke titik berikutnya hingga mencapai titik finish yaitu Stovia. Kepala Museum Kebangkitan Nasional Tjahjo Purnomo mengungkapkan, informasi bersejarah dinilai penting bagi generasi muda karena merupakan pertanda dimulainya era baru bagi pemuda Indonesia. “Penyebaran untuk menanamkan nilai generasi muda terhadap sejarah pergerakan Indonesia,” ungkapnya di selasela pembukaan.
Program Pameran Keliling di Indonesia ini dan akan mengunjungi beberapa daerah seperti Kalsel, Sumut, Kalteng, Jateng, Sulteng. Dia menargetkan kunjungan setiap daerah mencapai 7.000 orang. “Kami menggandeng sekolah agar generasi muda bisa mewarisi nilai perjuangan tokoh perjuangan Indonesia,” paparnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah Prasetyo Aribowo mengharapkan kecintaan generasi muda akan terpacu melalui koleksi museum tersebut. “Informasi mengenai perkembangan politik dan pendidikan yang memiliki pengaruh di Indonesia diungkapkan secara detail,” kata dia.
Museum diharapkan menjadi tempat beraktivitas sekaligus berkreasi. Museum tidak sebatas menyimpan benda sarat sejarah saja, melainkan sebagai pusat pembelajaran. “Museum berperan aktif supaya masyarakat mau berkunjung ke museum,” ucapnya.
Hendrati hapsari
(ars)