Warga Desa Tanjungmulya Berharap Pemerintah Bangun Jembatan

Selasa, 10 Maret 2015 - 04:00 WIB
Warga Desa Tanjungmulya...
Warga Desa Tanjungmulya Berharap Pemerintah Bangun Jembatan
A A A
GARUT - Warga Desa Tanjungmulya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat, berharap pemerintah segera mendirikan jembatan untuk melintasi Sungai Cikandang.

Sejak Jembatan Bokor terputus pada April 2014, warga di desa ini mesti menaiki rakit atau bahkan masuk ke dalam sungai berarus deras, jika ingin menyeberang ke desa tetangga, Desa Tanjungjaya.

Beberapa aktivitas warga yang biasa dilakukan di seberang Sungai Cikandang tersebut mulai dari bertani, berkebun, sekolah, menggembalakan ternak kambing, dan lainnya.

Seorang penggembala kambing asal Desa Tanjungmulya, Imat Rohimat (45), mengaku repot saat menyeberangkan belasan kambingnya untuk mencari rumput.

"Karena kambing ini jumlahnya lebih dari sembilan, saya harus bolak-balik menaiki rakit yang dibuat warga seadanya. Belum lagi ketika sudah di atas rakit, kambing sulit diatur," keluh Imat, Senin (9/3/2015).

Tak heran jika sedang menggunakan rakit, satu hingga tiga ekor dari kambing-kambingnya tercebur ke dalam sungai. Bila dalam kondisi demikian, biasanya sejumlah warga lain yang mengantre untuk menggunakan rakit di tepian dengan sigap mencoba menyelamatkan kambingnya yang hanyut.

"Kadang saya nyebur juga bila ada kambing yang hanyut. Namun biasanya ada warga yang menolong," ujarnya.

Kepala Desa Tanjungmulya Yusep Kirman mengaku sudah berulang kali mengajukan permohonan agar pemerintah membangun ulang jembatan di atas Sungai Cikandang.

Sejak diajukan pertengahan tahun lalu, hingga kini pihaknya belum menerima informasi lanjutan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, mengenai sarana penyeberangan di atas sungai yang memiliki lebar sekira 80 meter tersebut.

"Kami meminta pemerintah segera merespons permohonan ini. Tidak ada jembatan membuat semua aktivitas warga terhambat," katanya.

Di tempat terpisah, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman berjanji membangun jembatan di Desa Tanjungmulya ini. Menurutnya, di Kecamatan Pakenjeng bukan hanya Jembatan Bokor saja yang hanyut.

Jembatan lain di Desa Depok juga hanyut akibat diterjang arus sungai. Jadi, ada dua di Pakenjeng itu, Jembatan Bokor dan jembatan di Desa Depok.

"Kami sudah merencanakan pembangunan jembatannya di 2015 ini. Dananya menggunakan bantuan dari pemerintah provinsi. Besaran anggaran yang digunakan dihitung oleh Distarkim Garut. Berapa jumlahnya, bisa dicek di dinas itu," paparnya.

Pemerintah merencanakan meninggikan jembatan baru di dua lokasi tersebut. Tinggi jembatan sekira dua hingga tiga meter.

"Jembatan yang akan dibangun nanti harus lebih tinggi dari sebelumnya. Kalau tingginya sama, nanti bisa hanyut lagi bila ada luapan arus sungai."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0866 seconds (0.1#10.140)