Mencari Pengganti Rahmad
A
A
A
MEDAN - Pro Duta FC kesulitan menerapkan gaya permainan seperti di Divisi Utama musim lalu. Pasalnya, klub berjuluk Kuda Pegasusitu karena belum menemukan sosok pengganti Rahmad Hidayat.
Pelatih Pro Duta Ansyari Lubis harus melihat dengan jeli dari pemain yang ada saat ini, yang memiliki kemampuan seperti Rahmad. Pencarian tersebut difokuskannya kepada pemain U-19. Pengalaman yang didapat para pemain U-19 tampil di Turnamen Viareggio Cup 2015 di Italia diharapkannya melahirkan pemain pengganti Rahmad yang siap menjadi senjata utama menatap Divisi Utama 2015. ”Harus saya akui, sulit mencari pengganti pemain seperti Rahmad,” papar Ansyari.
Ya, musim lalu Rahmad memiliki peran vital. Dia diberikan kebebasan menempatkan diri dalam mengeksplorasi bola. Dia juga merupakan pemain yang rajin, baik dalam hal membangun kreasi serangan maupun turut membantu pertahanan. Hal inilah yang membuat pemain kelahiran Medan, 10 Maret 1990, itu sukar dikawal lawan. Rahmad kerap muncul di posisi yang tidak terduga lawan.
Rahmad pula yang hobi mengobrak-abrik pertahanan lawan. Kelebihan lain mantan skuad Medan United dan Medan Chief itu, ketepatannya mengeksekusi tendangan bebas dan umpan matang. Dari dirinya pula tercipta gol bagi Pro Duta. Pria yang akrab disapa Uwak itu tak memungkiri bahwa bukan pekerjaan mudah mencari pemain yang memiliki kemampuan yang sama dengan pemain lain.
Tak ayal, dia harus putar otak mencari alternatif lain. ”Jangankan memiliki kesamaan, yang menyerupai saja tidak ada,” ungkapnya. Meski tak memiliki kemampuan seperti Rahmad yang berposisi gelandang serang itu, dia meyakini ada pemain yang mampu menjalankan peran yang sama.
”Tapi, bukan tidak mungkin pemain bisa menjalankan peran seperti Rahmad. Kalau kemampuan yang jelas saya rasa tidak ada karena kemampuan atau bakat tiap pemain pasti beda. Tapi kalau peran, menurut saya pasti ada yang mampu,” tandasnya.
Meski adanya pemain yang mampu menerapkan peran yang sama, permasalahan lain muncul, yakni strategi yang diterapkan musim lalu, sulit terealisasi. Ya, beda pemain, beda kemampuan, beda pula strategi yang harus diterapkan. Sosok pelatih tentunya harus melihat hal tersebut membangun sebuah tim.
”Karena sulit menemukan penggantinya, kami harus mencari jalan lain. Caranya, mengubah gaya permainan,” tutur Uwak. Strategi yang diterapkan melihat kemampuan pemain yang diturunkan. Tak adanya pengganti peran Rahmad, tentunya mantan pemain timnas era 1990-an itu harus memaksimalkan pemain yang ada. ”Yang menetapkan strategi itu adalah komposisi pemain. Jadi, harus bisa maksimalkan pemain yang ada,” tandasnya.
Rahmad telah mengabdi dengan tim berjuluk Kuda Pegasusselama lima tahun. Kini kerja sama itu akan berakhir. Rahmad memulai karier profesionalnya saat memperkuat Medan United (MU) musim 2005–2009. Bakatnya yang mencolok, membuat klub Medan Chief yang ketika itu berlaga di Liga Primer Indonesia (LPI) merekrutnya musim 2011.
Setelah merumput selama satu musim, akhirnya dia hijrah ke skuad Produta FC mulai 2011–2014. Kini Rahmad menjadi skuad Pelita Bandung Raya (PBR) dan siap menatap Indonesia Super League (ISL) 2015.
Haris dasril
Pelatih Pro Duta Ansyari Lubis harus melihat dengan jeli dari pemain yang ada saat ini, yang memiliki kemampuan seperti Rahmad. Pencarian tersebut difokuskannya kepada pemain U-19. Pengalaman yang didapat para pemain U-19 tampil di Turnamen Viareggio Cup 2015 di Italia diharapkannya melahirkan pemain pengganti Rahmad yang siap menjadi senjata utama menatap Divisi Utama 2015. ”Harus saya akui, sulit mencari pengganti pemain seperti Rahmad,” papar Ansyari.
Ya, musim lalu Rahmad memiliki peran vital. Dia diberikan kebebasan menempatkan diri dalam mengeksplorasi bola. Dia juga merupakan pemain yang rajin, baik dalam hal membangun kreasi serangan maupun turut membantu pertahanan. Hal inilah yang membuat pemain kelahiran Medan, 10 Maret 1990, itu sukar dikawal lawan. Rahmad kerap muncul di posisi yang tidak terduga lawan.
Rahmad pula yang hobi mengobrak-abrik pertahanan lawan. Kelebihan lain mantan skuad Medan United dan Medan Chief itu, ketepatannya mengeksekusi tendangan bebas dan umpan matang. Dari dirinya pula tercipta gol bagi Pro Duta. Pria yang akrab disapa Uwak itu tak memungkiri bahwa bukan pekerjaan mudah mencari pemain yang memiliki kemampuan yang sama dengan pemain lain.
Tak ayal, dia harus putar otak mencari alternatif lain. ”Jangankan memiliki kesamaan, yang menyerupai saja tidak ada,” ungkapnya. Meski tak memiliki kemampuan seperti Rahmad yang berposisi gelandang serang itu, dia meyakini ada pemain yang mampu menjalankan peran yang sama.
”Tapi, bukan tidak mungkin pemain bisa menjalankan peran seperti Rahmad. Kalau kemampuan yang jelas saya rasa tidak ada karena kemampuan atau bakat tiap pemain pasti beda. Tapi kalau peran, menurut saya pasti ada yang mampu,” tandasnya.
Meski adanya pemain yang mampu menerapkan peran yang sama, permasalahan lain muncul, yakni strategi yang diterapkan musim lalu, sulit terealisasi. Ya, beda pemain, beda kemampuan, beda pula strategi yang harus diterapkan. Sosok pelatih tentunya harus melihat hal tersebut membangun sebuah tim.
”Karena sulit menemukan penggantinya, kami harus mencari jalan lain. Caranya, mengubah gaya permainan,” tutur Uwak. Strategi yang diterapkan melihat kemampuan pemain yang diturunkan. Tak adanya pengganti peran Rahmad, tentunya mantan pemain timnas era 1990-an itu harus memaksimalkan pemain yang ada. ”Yang menetapkan strategi itu adalah komposisi pemain. Jadi, harus bisa maksimalkan pemain yang ada,” tandasnya.
Rahmad telah mengabdi dengan tim berjuluk Kuda Pegasusselama lima tahun. Kini kerja sama itu akan berakhir. Rahmad memulai karier profesionalnya saat memperkuat Medan United (MU) musim 2005–2009. Bakatnya yang mencolok, membuat klub Medan Chief yang ketika itu berlaga di Liga Primer Indonesia (LPI) merekrutnya musim 2011.
Setelah merumput selama satu musim, akhirnya dia hijrah ke skuad Produta FC mulai 2011–2014. Kini Rahmad menjadi skuad Pelita Bandung Raya (PBR) dan siap menatap Indonesia Super League (ISL) 2015.
Haris dasril
(ftr)