Keroncong Meriahkan Peringatan Jumenengan
A
A
A
YOGYAKARTA - Pentas musik keroncong dan campursari di halaman Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY turut memeriahkan peringatan jumenengan dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X yang ke-26, semalam.
Belasan lagu keroncong dan campursari mengalun merdu di tengah-tengah kerumunan masyarakat yang memadati kawasan Malioboro usai menyaksikan kirab budaya pisowanan agung ”Jogja Gumregah” di Keraton Yogyakarta. Tampil perdana grup keroncong ”Mustika Nada” pimpinan Andi Suryatmanto dari Kemetiran Yogyakarta.
Sejumlah tembang keroncong lawas mampu mengobati kerinduan pengunjung yang didominasi kaum dewasa. ”Agak sulit mencari hiburan keroncong saat ini. Bersyukur malam ini ada keroncong di sini,” ungkap Siswoyo salah satu pengunjung. Usai keroncong, pertunjukan dilanjutkan dengan penampilan grup campursari ”Yoben Eling” pimpinan Yuli asal Godean.
Sejumlah penonton turut bergoyan mengikuti alunan musik campursari yang didendangkan. ”Ini pertunjukan special bertepatan dengan pengetan jumenenganb dalem HB X dan kirab budaya,” tutur pemimpin event organizer Prakasa Enterprise, Rahadian Gita Dharmawan. Pentas musik keroncong dan campursari semalam berlangsung Pukul 19.00-23.00 WIB guna menghibur pengunjung Malioboro yang berada di sisi Utara Malioboro atau di sekitar kantor Dinpar DIY.
”Hiburan musik Sabtu malam semacam ini sudah kita gelar secara berkala sejak tahun lalu. Kebetulan malam ini spesial memeriahkan pisowanan agung Jogja Gumregah dalam rangka peringatan Jumenengan Dalem Sultan HB X,” terang Kepala Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata (Kasi ODTW) Dinas Pariwisata DIY Mohammad Haliem.
Musik hiburan musik di halaman Dinpar DIY merupakan agenda rutin untuk memberi tontotan bagi masyarakat Yogyakarta maupun wisatawan yang tengah berada di kawasan Malioboro. Sebagai pusat perbelanjaan, Malioboro lebih ramai dengan hiruk-pikuk khalayak yang bertransaksi jual beli. Hadirnya pentas senin dan hiburan pun cukup dinantikan wisatawan.
Selain keroncong dan campursari, pentunjukan rutin ”Pentas Seni Jogja Istimewa” garapan Prakasa Enterprise di halaman Dinpar DIY juga menampilkan sejumlah grup musik bergenre lain, seperti rock, blues, pop dan banyak lagi lainnya. ”Kami juga kerap menampilkan grup-grup musik remaja dan anak muda juga, karena penonton di sini juga banyak anak muda dan remajanya,” pungkas Haliem.
Muh fauzi
Belasan lagu keroncong dan campursari mengalun merdu di tengah-tengah kerumunan masyarakat yang memadati kawasan Malioboro usai menyaksikan kirab budaya pisowanan agung ”Jogja Gumregah” di Keraton Yogyakarta. Tampil perdana grup keroncong ”Mustika Nada” pimpinan Andi Suryatmanto dari Kemetiran Yogyakarta.
Sejumlah tembang keroncong lawas mampu mengobati kerinduan pengunjung yang didominasi kaum dewasa. ”Agak sulit mencari hiburan keroncong saat ini. Bersyukur malam ini ada keroncong di sini,” ungkap Siswoyo salah satu pengunjung. Usai keroncong, pertunjukan dilanjutkan dengan penampilan grup campursari ”Yoben Eling” pimpinan Yuli asal Godean.
Sejumlah penonton turut bergoyan mengikuti alunan musik campursari yang didendangkan. ”Ini pertunjukan special bertepatan dengan pengetan jumenenganb dalem HB X dan kirab budaya,” tutur pemimpin event organizer Prakasa Enterprise, Rahadian Gita Dharmawan. Pentas musik keroncong dan campursari semalam berlangsung Pukul 19.00-23.00 WIB guna menghibur pengunjung Malioboro yang berada di sisi Utara Malioboro atau di sekitar kantor Dinpar DIY.
”Hiburan musik Sabtu malam semacam ini sudah kita gelar secara berkala sejak tahun lalu. Kebetulan malam ini spesial memeriahkan pisowanan agung Jogja Gumregah dalam rangka peringatan Jumenengan Dalem Sultan HB X,” terang Kepala Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata (Kasi ODTW) Dinas Pariwisata DIY Mohammad Haliem.
Musik hiburan musik di halaman Dinpar DIY merupakan agenda rutin untuk memberi tontotan bagi masyarakat Yogyakarta maupun wisatawan yang tengah berada di kawasan Malioboro. Sebagai pusat perbelanjaan, Malioboro lebih ramai dengan hiruk-pikuk khalayak yang bertransaksi jual beli. Hadirnya pentas senin dan hiburan pun cukup dinantikan wisatawan.
Selain keroncong dan campursari, pentunjukan rutin ”Pentas Seni Jogja Istimewa” garapan Prakasa Enterprise di halaman Dinpar DIY juga menampilkan sejumlah grup musik bergenre lain, seperti rock, blues, pop dan banyak lagi lainnya. ”Kami juga kerap menampilkan grup-grup musik remaja dan anak muda juga, karena penonton di sini juga banyak anak muda dan remajanya,” pungkas Haliem.
Muh fauzi
(bhr)