Pelayanan RS Pirngadi Tak Ramah

Kamis, 05 Maret 2015 - 10:14 WIB
Pelayanan RS Pirngadi Tak Ramah
Pelayanan RS Pirngadi Tak Ramah
A A A
MEDAN - Moto layanan instalasi rawat jalan RSUD dr Pirngadi, yaitu santun, senyum, unggul, ramah, aktif, tanggap dengan visi pelayanan cepat, tepat, dan memuaskan, dinilai hanya isapan jempol.

Faktanya, masih ada pasien yang malah dibentak dan diping- pong dari satu poliklinik ke poliklinik lain hanya karena ingin mendapatkan informasi hasil pemeriksaan medisnya. Yarnis Tanjung,64, warga Jalan M Nawi Harahap, Medan Amplas, merasakan langsung buruknya pelayanan instalasi rawat jalan di RSUD dr Pirngadi Medan.

Dia berobat ke rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemko) Medan itu pada Senin (2/3) lalu di poliklinik pulmonologi/ asma. Tapi hingga kemarin, dia harus bolak-balik ke rumah sakit untuk mendapatkan hasil pemeriksaan medisnya. Parahnya, pasien lansia ini tidak hanya bolak-balik rumah-rumah sakit selama tiga hari, tapi di sana malah diping-pong.

Sebab, informasi yang diberikan setiap perawat yang ditemuinya tidak pernah jelas. Hingga puncaknya dia sempat dibentak oleh pegawai yang bertugas di pulmonologi saat menanyakan hasil pemeriksaan rontgen paru yang sudah dilakukan pada Senin (2/3) lalu. “Perawat di ruang pulmonologi sempat membentak semalam (Selasa,3/3). Kasar kali, enggak ada ramahnya, padahal ditanya baik-baik,” ujar Yarnis kepada KORAN SINDO MEDAN, kemarin.

Yarnis mengungkapkan, saat itu sang perawat mengaku tidak ada hasil rontgen di ruangannya. Karena tidak ada, bersama suaminya, Yarnis kembali ke lantai dua untuk mempertanyakan hasil rontgen parunya. Petugas di informasi di ruang rontgen pun mengaku hasilnya sudah diantar ke pulmonologi.

Setelah dicek kembali, hasil foto rontgen memang benar sudah ada di pulmonologi. Tapi urusan Yarnis belum selesai. Dari sana dia dilempar lagi ke bagian poliklinik paru untuk pemeriksaan kembali. Anehnya, di bagian paru diminta mendaftar ulang ke bagian BPJS untuk pemeriksaan.

Padahal, sebelumnya informasi yang didapatnya tidak perlu lagi mendaftar karena bisa langsung periksa. “Hari Senin (2/3) dibilang perawatnya enggak perlu daftar lagi langsung saja. Karena saya tiap Selasa memang jadwal terapi, jadi saya daftar untuk terapi sambil mengambil hasil di pulmonologi. Jadi enggak bisa daftar lagi karena sehari hanya boleh sekali daftar,” ujar Yarnis.

Akhirnya, di poliklinik paru, Yarnis tetap diperiksa namun diminta datang kembali pada Rabu (4/3) dan mendaftar ulang agar bisa mengambil hasilnya. Dia pun sempat merasa kesal karena dilempar kesanakemari tanpa informasi yang jelas. Bahkan, sempat menangis karena mendapat perlakuan kasar dari sang perawat di pulmonologi.

KORAN SINDO MEDAN kemudian mengonfirmasi keluhan pasien tersebut kepada Direktur Utama (Dirut) RSUD dr Pirngadi, Edwin Effendi. Saat itu Edwin meminta nama perawat yang memberikan pelayanan buruk itu agar bisa dievaluasi.

Setelah itu Edwin bertemu langsung dengan Yarnis saat akan mengambil hasil pemeriksaan di poliklinik paru dan meminta agar pegawainya memberikan layanan yang baik. Dia pun meminta maaf jika sempat ada yang tidak ramah dengan pasien. “Mungkin karena pas pasiennya banyak jadi begitu. Nanti dibantu,” ujarnya sambil berlalu pergi.

Seusai bertemu Edwin, urusan Yarnis ternyata belum selesai. Dia malah kembali dilempar ke pulmonologi untuk pemeriksaan dokter dan mengambil resep obat. Sementara saat itu dia sudah mendaftar untuk dirujuk ke poliklinik paru. Saat di pulmonologi, perawat malah meminta untuk mendaftar ulang.

Padahal, ketentuan BPJS hanya boleh mendaftar sekali dalam satu hari. Dengan nada yang kurang ramah perawat pun hanya menganjurkan untuk datang kembali di hari lain. Setelah didesak, akhirnya salah seorang staf mencoba kembali ke bagian paru untuk mengambil status, agar bisa didaftarkan ulang kembali. Namun sampai di bagian paru akhirnya disepakati Yarnis diperiksa oleh dokter di bagian paru agar tidak perlu lagi bolak-balik.

Pantauan KORAN SINDO MEDAN yang menyaksikan langsung alur administrasi rawat jalan, memang tidak ada perawat yang memberikan informasi yang jelas, sehingga pasien harus bolak-balik. Anehnya, informasi antarperawat poliklinik bisa berbeda-beda.

Padahal di setiap ruangan poliklinik terbingkai beragam katakata moto, visi, dan tujuan pelayanan di instalasi rawat jalan yaitu santun, senyum, unggul, ramah, aktif, tanggap serta pelayanan cepat, tepat dan memuaskan.

Anggota Komisi B DPRD Kota Medan, Anton Panggabean, mengaku tidak heran dengan buruknya kualitas layanan RSUD dr Pirngadi. Dia pun meminta perawat atau staf yang tidak sopan kepada pasien segera dipindah. Sebab, fungsi perawat dan staf rumah sakit adalah untuk membantu pasien, bukan malah mempersulit, apalagi sampai membentak.

Anton berjanji akan mempertanyakan kembali kebijakan dan ketegasan dirut RSUD dr Pirngadi terhadap layanan rumah sakit. Menurut dia, semua pegawai dan staf rumah sakit yang tidak sesuai visi dan tujuan pelayanan, tidak boleh dibiarkan tetap bekerja melayani pasien.

“DPRD Medan akan evaluasi ini. Jangankan pasien umum biasa, keluarga saya sendiri pun sempat terlantar di rumah sakit itu. Terpaksa dipindahkan ke rumah sakit lain,” ujar politisi Partai Demokrat itu.

M rinaldi khair
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7774 seconds (0.1#10.140)