Digerebek Polisi, Uang Rp20 Juta Raib
A
A
A
RANTAUPRAPAT - Sejumlah oknum polisi dari Satuan Narkoba Kepolisian Resor (Polres) Labuhanbatu diduga membawa uang sebesar Rp20 juta hasil penjualan sayur mayur milk Margaretta,20.
Korban adalah tauke sayur di Jalan Raya RPH Rantauprapat. Peristiwa itu terjadi saat aksi penggerebekan narkoba dilakukan oknum di kediaman keluarga Margaretta pada Rabu (3/3) sore. Margaretta pun tidak dapat menerima perlakuan oknum polisi tersebut.
Menurut korban uang hasil penjualan sayur yang dirampas itu diperoleh dari jerih payah sebagai pedagang sayur mayur setiap hari, sejak pukul 01.00 WIB dini hari hingga menjelang pagi hari. Usai penggerebekan itu, Margaretta langsung mendatangi Markas Polres Labuhanbatu untuk meminta uangnya dikembalikan.
Dia menangis histeris di hadapan oknum anggota polres yang baru saja melakukan penggerebekan di rumah Margaretta. Dia berharap uangnya dapat dikembalikan karena tidak ada sangkut pautnya dengan narkoba yang dituduhkan polisi.
Bahkan Margaretta membawa faktur pembayaran sayur-mayur hasil dagangannya di hadapan polisi. "Kembalikan uangku itu pak polisi. Kenapa kalian curi tas saya yang berisi uang Rp20 jutaan, itu modal dagang sayur," teriak Margaretta.
Mekipun menangis, aksi Margeretta yang ditemani keluarganya tidak mendapat respons dari anggota polisi tersebut. Malahan, satu persatu anggota polisi yang tadinya berkumpul usai penggerebekan itu, justru menghindarinya. Margeretta juga sempat menunjuk seorang anggota polisi berkaos merah yang diduga membawa uangnya saat penggerebekan terjadi.
Margaretta juga menceritakan, semula anggota polisi datang ke rumahnya mencari seseorang bernama Rahmat karena terlibat narkoba. "Tapi nama itu, tak ada dirumah kami. Malah, tablet Evercoss sama Advance, diambil oknum polisi itu. Begitu juga tas berisi uang Rp20 jutaan dibawa lari ke mobil rombongan anggota polisi yang menggerebek," urainya.
Saat penggerebekan, beberapa polisi langsung masuk membongkar segala isi rumahnya. Bahkan dia tidak diperbolehkan turut menyaksikan penggerebekan. Ketika dirinya menghampiri penggerebekan itu, Margaretta malah dicaci maki dengan kata-kata yang tidak pantas diucapkan.
Margaretta yakin dalam penggerebekan itu tidak ada barang bukti diperoleh polisi kecuali dari sebuah rumah kosong milik orang lain jaraknya, sekitar 100 meter dari kediamannya." Mereka memaki saya dengan teriakan kata-kata kotor. Apa memang begitu kelakukan oknum polisi menggerebek," ujar Margaretta.
Sementara itu Kepala Satuan (Kasat) Narkoba Polres Labuhanbatu Ajun Komisaris Polisi (AKP) Zulkarnain ketika dikonfirmasi mengatakan, terkait dengan uang milik Magaretta, mengatakan jika tidak ada kaitan dengan kasus narkoba maka segera dikembalikan.
"Yang penting sabu-sabu ada dapat, jumahnya belum tahu. Polda bekerja sama menggerebek. Di dalam tas itulah BB (barang bukti) itu,"tandasnya.
Sartana Nasution
Korban adalah tauke sayur di Jalan Raya RPH Rantauprapat. Peristiwa itu terjadi saat aksi penggerebekan narkoba dilakukan oknum di kediaman keluarga Margaretta pada Rabu (3/3) sore. Margaretta pun tidak dapat menerima perlakuan oknum polisi tersebut.
Menurut korban uang hasil penjualan sayur yang dirampas itu diperoleh dari jerih payah sebagai pedagang sayur mayur setiap hari, sejak pukul 01.00 WIB dini hari hingga menjelang pagi hari. Usai penggerebekan itu, Margaretta langsung mendatangi Markas Polres Labuhanbatu untuk meminta uangnya dikembalikan.
Dia menangis histeris di hadapan oknum anggota polres yang baru saja melakukan penggerebekan di rumah Margaretta. Dia berharap uangnya dapat dikembalikan karena tidak ada sangkut pautnya dengan narkoba yang dituduhkan polisi.
Bahkan Margaretta membawa faktur pembayaran sayur-mayur hasil dagangannya di hadapan polisi. "Kembalikan uangku itu pak polisi. Kenapa kalian curi tas saya yang berisi uang Rp20 jutaan, itu modal dagang sayur," teriak Margaretta.
Mekipun menangis, aksi Margeretta yang ditemani keluarganya tidak mendapat respons dari anggota polisi tersebut. Malahan, satu persatu anggota polisi yang tadinya berkumpul usai penggerebekan itu, justru menghindarinya. Margeretta juga sempat menunjuk seorang anggota polisi berkaos merah yang diduga membawa uangnya saat penggerebekan terjadi.
Margaretta juga menceritakan, semula anggota polisi datang ke rumahnya mencari seseorang bernama Rahmat karena terlibat narkoba. "Tapi nama itu, tak ada dirumah kami. Malah, tablet Evercoss sama Advance, diambil oknum polisi itu. Begitu juga tas berisi uang Rp20 jutaan dibawa lari ke mobil rombongan anggota polisi yang menggerebek," urainya.
Saat penggerebekan, beberapa polisi langsung masuk membongkar segala isi rumahnya. Bahkan dia tidak diperbolehkan turut menyaksikan penggerebekan. Ketika dirinya menghampiri penggerebekan itu, Margaretta malah dicaci maki dengan kata-kata yang tidak pantas diucapkan.
Margaretta yakin dalam penggerebekan itu tidak ada barang bukti diperoleh polisi kecuali dari sebuah rumah kosong milik orang lain jaraknya, sekitar 100 meter dari kediamannya." Mereka memaki saya dengan teriakan kata-kata kotor. Apa memang begitu kelakukan oknum polisi menggerebek," ujar Margaretta.
Sementara itu Kepala Satuan (Kasat) Narkoba Polres Labuhanbatu Ajun Komisaris Polisi (AKP) Zulkarnain ketika dikonfirmasi mengatakan, terkait dengan uang milik Magaretta, mengatakan jika tidak ada kaitan dengan kasus narkoba maka segera dikembalikan.
"Yang penting sabu-sabu ada dapat, jumahnya belum tahu. Polda bekerja sama menggerebek. Di dalam tas itulah BB (barang bukti) itu,"tandasnya.
Sartana Nasution
(ftr)