Eldin Bawa Anak Lumpuh Berobat ke Rumah Sakit
A
A
A
MEDAN - Fajar terus menangis, air mata membasahi kedua pipinya sambil mendekap erat tubuh ibunda tercinta yang menggendongnya ketika meninggalkan rumah.
Kemarin pagi, bocah malang berusia enam tahun ini dibawa ke Rumah Sakit Murni Teguh untuk diobati penyakit lumpuh yang diidapnya sejak bayi. Akibat penyakit yang menggerogoti tubuhnya tersebut, anak keenam dari tujuh bersaudara ini tidak bisa duduk dan berjalan. Hariharinya dilalui hanya dengan berbaring sambil menatap langit-langit kamar rumah.
Ketiadaan dana membuat kedua orang tua Fajar, Mawardi Malau, 49; dan Rasmi Marpaung , 40, hanya bisa pasrah. Meski demikian, mereka tidak putus berdoa semoga penyakit Fajar bisa disembuhkan agar dapat hidup normal layaknya anak-anak seusianya. Ternyata doa mulia itu terkabul.
Kemarin, Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, didampingi Camat Medan Tuntungan, Gelora Kurnia Putra Ginting, menyambangi kediaman Fajar di Jalan Bunga Turi II, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Medan Tuntungan. Eldin tampak terharu dan terenyuh melihat penderitaan Fajar.
Jangankan berdiri atau berjalan, duduk pun tidak bisa. Penderitaan ini sudah dialaminya sejak lahir. Untuk beraktivitas, Fajar pun harus digendong secara bergantian. Jika tidak kedua orang tuanya, kakak-kakak Fajar yang menggendong. Melihat kondisi Fajar yang sangat memprihatinkan itu, Eldin memerintahkan petugasnya segera membawa Fajar ke RS Murni Teguh.
Dengan digendong sang ibu, Fajar dibawa walaupun menolak sambil menangis dan meronta. Warga sekitar yang menyaksikan pun ikut terharu karena sudah lama mereka iba melihat penderitaan yang dialami Fajar. “Semoga penyakit Fajar bisa disembuhkan, kasihan sekali kami melihat dia selama ini” ungkap salah seorang ibu rumah tangga dengan mata berkaca-kaca.
Menurut Eldin, Fajar dibawa berobat ke RS Murni Teguh untuk diobservasi apa yang menyebabkannya lumpuh selama ini. Lalu hasil observasi akan ditindaklanjuti guna diambil langkah-langkah penyembuhan.
“Jika sudah diketahui apa penyebab terjadinya kelumpuhan, insya Allah pihak rumah sakit bisa menentukan bagaimana penyembuhan yang bisa dilakukan. Untuk itu marilah kita sama-sama berdoa, semoga penyakit Fajar bisa disembuhkan sehingga dia bisa hidup normal,” kata Eldin.
Disinggung mengenai biaya selama perawatan, mantan sekretaris daerah kota (sekdako) Medan ini mengatakan tidak ada masalah. Fajar akan menggunakan Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS). Jika itu tidak mencukupi, akan dihimpun dana dari para stakeholder untuk membantunya.
Wali kota mengaku banyak stakeholder yang siap membantu warga, terutama dari kalangan kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Sementara itu, ayah Fajar, Mawardi Malau, mengaku kelumpuhan anak keenamnya itu tidak terlepas dari proses kelahirannya yang prematur.
Fajar lahir ketika kandungan istrinya berusia enam bulan dua pekan. Untuk itulah selama sebulan penuh, Fajar harus dirawat di ruang inkubator. “Seharusnya dia dirawat di ruang inkubator selama dua bulan namun karena tidak ada biaya, hanya sebulan saja,” ungkapnya.
Sebagai ganti ruang inkubator, pria yang sehariharinya bekerja sebagai penarik becak bermotor ini mengaku mereka terus menyelimuti tubuh Fajar agar selalu hangat setelah keluar dari rumah sakit. Kondisi ini berakibat fatal, kondisi kesehatan Fajar pun tidak normal.
Terbukti ketika usianya setahun lebih, Fajar tidak bisa duduk ataupun berdiri. “Untuk mengobatinya, kami hanya membawanya ke tukang kusuk (urut). Namun, tidak ada hasil, Fajar tetap lumpuh sampai saat ini. Jadi, saya dan istri pun pasrah, kami enggak bisa berbuat apa-apa. Penghasilan saya menarik becak tidak mencukupi, begitu juga dengan penghasilan istri saya sebagai tukang cuci,” ucapnya.
Karena itulah, Mawardi sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan wali kota Medan. Dia mengaku tidak menyangka jika orang nomor satu di Kota Medan itu masih peduli dengan nasib orang-orang seperti dirinya.
“Terima kasih Pak Wali atas bantuan yang diberikan ini. Semoga penyakit anak kami bisa disembuhkan. Semoga Tuhan membalas kebaikan Pak Wali,” katanya.
Lia Anggia Nasution
Kemarin pagi, bocah malang berusia enam tahun ini dibawa ke Rumah Sakit Murni Teguh untuk diobati penyakit lumpuh yang diidapnya sejak bayi. Akibat penyakit yang menggerogoti tubuhnya tersebut, anak keenam dari tujuh bersaudara ini tidak bisa duduk dan berjalan. Hariharinya dilalui hanya dengan berbaring sambil menatap langit-langit kamar rumah.
Ketiadaan dana membuat kedua orang tua Fajar, Mawardi Malau, 49; dan Rasmi Marpaung , 40, hanya bisa pasrah. Meski demikian, mereka tidak putus berdoa semoga penyakit Fajar bisa disembuhkan agar dapat hidup normal layaknya anak-anak seusianya. Ternyata doa mulia itu terkabul.
Kemarin, Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, didampingi Camat Medan Tuntungan, Gelora Kurnia Putra Ginting, menyambangi kediaman Fajar di Jalan Bunga Turi II, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Medan Tuntungan. Eldin tampak terharu dan terenyuh melihat penderitaan Fajar.
Jangankan berdiri atau berjalan, duduk pun tidak bisa. Penderitaan ini sudah dialaminya sejak lahir. Untuk beraktivitas, Fajar pun harus digendong secara bergantian. Jika tidak kedua orang tuanya, kakak-kakak Fajar yang menggendong. Melihat kondisi Fajar yang sangat memprihatinkan itu, Eldin memerintahkan petugasnya segera membawa Fajar ke RS Murni Teguh.
Dengan digendong sang ibu, Fajar dibawa walaupun menolak sambil menangis dan meronta. Warga sekitar yang menyaksikan pun ikut terharu karena sudah lama mereka iba melihat penderitaan yang dialami Fajar. “Semoga penyakit Fajar bisa disembuhkan, kasihan sekali kami melihat dia selama ini” ungkap salah seorang ibu rumah tangga dengan mata berkaca-kaca.
Menurut Eldin, Fajar dibawa berobat ke RS Murni Teguh untuk diobservasi apa yang menyebabkannya lumpuh selama ini. Lalu hasil observasi akan ditindaklanjuti guna diambil langkah-langkah penyembuhan.
“Jika sudah diketahui apa penyebab terjadinya kelumpuhan, insya Allah pihak rumah sakit bisa menentukan bagaimana penyembuhan yang bisa dilakukan. Untuk itu marilah kita sama-sama berdoa, semoga penyakit Fajar bisa disembuhkan sehingga dia bisa hidup normal,” kata Eldin.
Disinggung mengenai biaya selama perawatan, mantan sekretaris daerah kota (sekdako) Medan ini mengatakan tidak ada masalah. Fajar akan menggunakan Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS). Jika itu tidak mencukupi, akan dihimpun dana dari para stakeholder untuk membantunya.
Wali kota mengaku banyak stakeholder yang siap membantu warga, terutama dari kalangan kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Sementara itu, ayah Fajar, Mawardi Malau, mengaku kelumpuhan anak keenamnya itu tidak terlepas dari proses kelahirannya yang prematur.
Fajar lahir ketika kandungan istrinya berusia enam bulan dua pekan. Untuk itulah selama sebulan penuh, Fajar harus dirawat di ruang inkubator. “Seharusnya dia dirawat di ruang inkubator selama dua bulan namun karena tidak ada biaya, hanya sebulan saja,” ungkapnya.
Sebagai ganti ruang inkubator, pria yang sehariharinya bekerja sebagai penarik becak bermotor ini mengaku mereka terus menyelimuti tubuh Fajar agar selalu hangat setelah keluar dari rumah sakit. Kondisi ini berakibat fatal, kondisi kesehatan Fajar pun tidak normal.
Terbukti ketika usianya setahun lebih, Fajar tidak bisa duduk ataupun berdiri. “Untuk mengobatinya, kami hanya membawanya ke tukang kusuk (urut). Namun, tidak ada hasil, Fajar tetap lumpuh sampai saat ini. Jadi, saya dan istri pun pasrah, kami enggak bisa berbuat apa-apa. Penghasilan saya menarik becak tidak mencukupi, begitu juga dengan penghasilan istri saya sebagai tukang cuci,” ucapnya.
Karena itulah, Mawardi sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan wali kota Medan. Dia mengaku tidak menyangka jika orang nomor satu di Kota Medan itu masih peduli dengan nasib orang-orang seperti dirinya.
“Terima kasih Pak Wali atas bantuan yang diberikan ini. Semoga penyakit anak kami bisa disembuhkan. Semoga Tuhan membalas kebaikan Pak Wali,” katanya.
Lia Anggia Nasution
(ftr)