Kenalkan LPS, Bupati Ikut Jadi Dalang
Kenalkan LPS, Bupati Ikut Jadi Dalang
A
A
A
KULONPROGO - Bupati Kulonprogo dr Hasto Wardoyo SPOG (K) tidak hanya piawai dalam memimpin pemerintahan di Kabupaten Kulonprogo ataupun menangani permasalahan kehamilan dan melahirkan.
Hasto ternyata juga mampu menjadi dalang wayang kulit. Selama setengah jam, Hasto tampil di hadapan publik sebagai dalang. Mengenakan Pakaian Jawa lengkap dengan blangkon, surjan, dan keris terselip di belakang, Hasto tampil membawakan lakon Pembangunan Astinapura, pada pentas wayang kulit yang digelar oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), di Alun-alun Wates Sabtu (28/2) malam, kemarin.
Memainkan dua tokoh Durna dan Sengkuni, Hasto banyak membicarakan masalah pembangunan. Lakon tersebut mirip dengan kondisi pembangunan mega proyek yang akan dilakukan di Kulonprogo. Mulai dari pembangunan bandara, industri besi baja, hingga kawasan industri Sentolo. Kedua tokoh wayang banyak menyuarakan revolusi mental bagi masyarakatnya.
Agenda besar harus disikapi dengan cara positif agar bisa ikut menikmati kehadiran program nasional ini. Hasto juga banyak membicarakan program Bela Beli Kulonprogo. Head of Public Relations LPS Aris Suseno mengatakan, pihaknya sengaja menyosialisasikan peran dan keberadaan LPS lewat kesenian.
Selain untuk ikut melestarikan, sosialisasi lewat wayang kulit juga dianggap efektif untuk mendekatkan LPS kepada masyarakat umum. “Wayang menjadi media komunikasi melihat antusiasme warga yang tinggi terhadap pertunjukkan budaya ini,” kata Aris sebelum pentas dimulai.
Selama ini banyak orang belum tahu apa itu LPS, dan perannya di masyarakat. Jangankan di daerah, di Jakarta saja belum semua masyarakatnya tahu apa itu LPS. LPS memiliki peran menjamin simpanan dan menjaga stabilitas perbankan sesuai dengan kewenangannya.
Kuntadi
Hasto ternyata juga mampu menjadi dalang wayang kulit. Selama setengah jam, Hasto tampil di hadapan publik sebagai dalang. Mengenakan Pakaian Jawa lengkap dengan blangkon, surjan, dan keris terselip di belakang, Hasto tampil membawakan lakon Pembangunan Astinapura, pada pentas wayang kulit yang digelar oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), di Alun-alun Wates Sabtu (28/2) malam, kemarin.
Memainkan dua tokoh Durna dan Sengkuni, Hasto banyak membicarakan masalah pembangunan. Lakon tersebut mirip dengan kondisi pembangunan mega proyek yang akan dilakukan di Kulonprogo. Mulai dari pembangunan bandara, industri besi baja, hingga kawasan industri Sentolo. Kedua tokoh wayang banyak menyuarakan revolusi mental bagi masyarakatnya.
Agenda besar harus disikapi dengan cara positif agar bisa ikut menikmati kehadiran program nasional ini. Hasto juga banyak membicarakan program Bela Beli Kulonprogo. Head of Public Relations LPS Aris Suseno mengatakan, pihaknya sengaja menyosialisasikan peran dan keberadaan LPS lewat kesenian.
Selain untuk ikut melestarikan, sosialisasi lewat wayang kulit juga dianggap efektif untuk mendekatkan LPS kepada masyarakat umum. “Wayang menjadi media komunikasi melihat antusiasme warga yang tinggi terhadap pertunjukkan budaya ini,” kata Aris sebelum pentas dimulai.
Selama ini banyak orang belum tahu apa itu LPS, dan perannya di masyarakat. Jangankan di daerah, di Jakarta saja belum semua masyarakatnya tahu apa itu LPS. LPS memiliki peran menjamin simpanan dan menjaga stabilitas perbankan sesuai dengan kewenangannya.
Kuntadi
(bhr)
Explore More