Longsor Timbun Sawah Seluas 4 Hektare
A
A
A
MAJALENGKA - Areal persawahan dan perkebunan seluas 4 hektare di Desa Cengal, Kecamatan Maja, Majalengka tertimbun longsor.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa bencana longsor yang terjadi akibat kawasan tersebut diguyur hujan lebat sehingga tinggi tebing 120 meter runtuh.
Arus lalu lintas yang menghubungkan Desa Cengal dengan desa lainnya terputus, hingga tidak bisa dilalui.
Beruntung warga desa setempat dibantu petugas TNI/Polri, yang datang ke lokasi kejadian melakukan kerja bakti hingga kondisi mulai normal kembali.
Dandim 0617/Majalengka Letkol Inf Togu Parmonangan didampingi Danramil Maja/1702 Kapten (Arh) Dani Hamdani saat meninjau lokasi kejadian, mengatakan, pihaknya bersama puluhan warga dibantu anggota TNI tengah melakukan kerja bakti untuk membersihkan longsoran tanah tersebut.
"Tidak ada korban jiwa, hanya lahan pertanian dan perkebunan yang tertimbun. Kita berharap bencana longsor semacam ini tidak terulang kembali," ujarnya.
Pihaknya mengimbau, kepada seluruh warga agar tetap waspada terhadap bencana alam yang terjadi di Kabupaten Majalengka.
Sebab, berdasarkan indeks daerah rawan bencana di tanah air, Majalengka menduduki urutan ke-7 tingkat Jawa Barat, dan peringkat ke-16 di Indonesia.
"Kalau dilihat dari hasil kajian, longsor di Majalengka banyak terjadi di kecamatan-kecamatan yang berada di selatan Majalengka. Seperti di Kecamatan Maja ini salah satu contohnya, karena kondisi geografis wilayahnya berupa perbukitan," ungkapnya.
Kepala Desa Cengal Ikin Sodikin mengatakan, bencana longsor yang terjadi di desanya karena kondisi tanah yang labil dan berada di perbukitan. Sehingga ketika hujan lebat, ancaman longsor kerap mengintainya.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Hanya areal sawah dan perkebunan warga tertimbun. Tapi saat ini sudah mulai dibersihkan," katanya.
Pihaknya meminta, untuk sementara waktu seluruh warga tidak melintasi jalan desanya yang di sampingnya terdapat tebing tinggi.
Apalagi bila hujan lebat. Karena ancaman longsor susulan dihawatirkan terjadi kembali. Ini dilakukan guna menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
"Dulu pada tahun 1995 ada warga kami yang tewas tertimbun longsor saat mencari rumput. Sekarang, beruntung hanya menimbun sawah dan perkebunan. Oleh karena itu, kami minta warga agar jangan melintasi dulu jalan ini, karena tebingnya sangat curam," ujarnya.
Kepala BPBD Kabupaten Majalengka, Tatang Rahmat mengaku sudah menerjunkan anggotanya dan kondisi saat ini sudah bisa diatasi.
Ditambahkan Tatang, daerah rawan longsor terjadi di selatan Majalengka karena daerahnya perbukitan.
Seperti Kecamatan Malausma, Lemahsugih, Bantarujeg, Talaga, Cingambul, Cikijing, Banjaran, Maja dan Argapura.
"Kalau di kecamatan tersebut memang rawan longsor, karena masuk daerah pegunungan," ungkapnya.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa bencana longsor yang terjadi akibat kawasan tersebut diguyur hujan lebat sehingga tinggi tebing 120 meter runtuh.
Arus lalu lintas yang menghubungkan Desa Cengal dengan desa lainnya terputus, hingga tidak bisa dilalui.
Beruntung warga desa setempat dibantu petugas TNI/Polri, yang datang ke lokasi kejadian melakukan kerja bakti hingga kondisi mulai normal kembali.
Dandim 0617/Majalengka Letkol Inf Togu Parmonangan didampingi Danramil Maja/1702 Kapten (Arh) Dani Hamdani saat meninjau lokasi kejadian, mengatakan, pihaknya bersama puluhan warga dibantu anggota TNI tengah melakukan kerja bakti untuk membersihkan longsoran tanah tersebut.
"Tidak ada korban jiwa, hanya lahan pertanian dan perkebunan yang tertimbun. Kita berharap bencana longsor semacam ini tidak terulang kembali," ujarnya.
Pihaknya mengimbau, kepada seluruh warga agar tetap waspada terhadap bencana alam yang terjadi di Kabupaten Majalengka.
Sebab, berdasarkan indeks daerah rawan bencana di tanah air, Majalengka menduduki urutan ke-7 tingkat Jawa Barat, dan peringkat ke-16 di Indonesia.
"Kalau dilihat dari hasil kajian, longsor di Majalengka banyak terjadi di kecamatan-kecamatan yang berada di selatan Majalengka. Seperti di Kecamatan Maja ini salah satu contohnya, karena kondisi geografis wilayahnya berupa perbukitan," ungkapnya.
Kepala Desa Cengal Ikin Sodikin mengatakan, bencana longsor yang terjadi di desanya karena kondisi tanah yang labil dan berada di perbukitan. Sehingga ketika hujan lebat, ancaman longsor kerap mengintainya.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Hanya areal sawah dan perkebunan warga tertimbun. Tapi saat ini sudah mulai dibersihkan," katanya.
Pihaknya meminta, untuk sementara waktu seluruh warga tidak melintasi jalan desanya yang di sampingnya terdapat tebing tinggi.
Apalagi bila hujan lebat. Karena ancaman longsor susulan dihawatirkan terjadi kembali. Ini dilakukan guna menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
"Dulu pada tahun 1995 ada warga kami yang tewas tertimbun longsor saat mencari rumput. Sekarang, beruntung hanya menimbun sawah dan perkebunan. Oleh karena itu, kami minta warga agar jangan melintasi dulu jalan ini, karena tebingnya sangat curam," ujarnya.
Kepala BPBD Kabupaten Majalengka, Tatang Rahmat mengaku sudah menerjunkan anggotanya dan kondisi saat ini sudah bisa diatasi.
Ditambahkan Tatang, daerah rawan longsor terjadi di selatan Majalengka karena daerahnya perbukitan.
Seperti Kecamatan Malausma, Lemahsugih, Bantarujeg, Talaga, Cingambul, Cikijing, Banjaran, Maja dan Argapura.
"Kalau di kecamatan tersebut memang rawan longsor, karena masuk daerah pegunungan," ungkapnya.
(sms)