Unik, Antik dan Langka

Minggu, 01 Maret 2015 - 11:48 WIB
Unik, Antik dan Langka
Unik, Antik dan Langka
A A A
Fenomena batu akik sedang melanda semua kalangan. Eksotika warna dan bentuk menjadi magnet bagi pencintanya. Masyarakat jatuh hati terhadap warna-warni batu yang telah disulap menjadi perhiasan maupun masih bongkahan. Semuanya laris manis diburu kolektor.

Para pencinta dan penggila batu akik seolah tak peduli dengan harga berapa pun, sehingga rela merogoh kocek lebih demi mendapatkan batu yang diinginkan. jatinya, kemunculan batu akik telah lama. Namun, event akbar di Jakarta tahun lalu memantik penasaran masyarakat lebih luas.

”Kerja sama kolektor dan penjual batu akik berskala besar membuat batu kembali dilirik,” ujar pemilik Raja Ampat Permata, Semarang, Sandhika. Beradaan batu akik semakin diperhiungkan mengingat selama ini harga jual masih kalah dibandingkan harga luar negeri. Penjualan di luar negeri menggunakan berat, sedangkan di Indonesia lebih mengandalkan kualitas.

Ironisnya lagi, bisa jadi batubatu dari luar negeri diambil dari kekayaan alam Indonesia. Tren menggembirakan di kalangan masyarakat diharapkan mengangkat kepopuleran batu akik di negeri sendiri. Kualitas batu Indonesia memiliki spesifikasi unggulan khusus, meliputi kejernihan dan kepadatan.

Penambang lokal sering tidak sadar jika membanderol harga terlalu murah. Kendati begitu, booming semua berburu batu akik memiliki dampak negatif. Kolektor harus jeli menelisik dengan jeli agar tidak tertipu. Masyarakat yang baru saja senang batu akik harus mengenali asli atau palsu. ”Jika menemukan 10 biji batu dengan warna dan bentuk sama harap hati-hati, mungkin saja batu sintetis, ” ujarnya.

Di sinilah keunikan batu karena melalui proses alamiah. Alhasil, satu batu dan lainnya tidak akan memiliki warna atau bentuk serupa. Sedimentasi membutuhkan waktu lama dari setiap batu memiliki sejarah berbeda. Batu bisa terpendam dan bereaksi terhadap mineral alam lain menembus ruang waktu. Cara sederhana lain untuk mengenali dengan menggunakan senter.

Ketika disenter akan terlihat adanya serat-serat. Nah, serat ini jugalah yang menentukan harga dan kualitas batu akik. Unik, antik, dan langka. Tiga kata tepat menerjemahkan batu akik. Semakin tua maka harga yang dibanderol semakin mahal. Pria asal Medan, Sumatera Utara ini pernah menjual batu akik pertamanya dengan harga Rp15 juta. ”Saya beli waktu SMP, harganya puluhan ribu.

Batu yang sekarang berusia muda bisa sangat mahal dalam 10–15 tahun mendatang,” katanya. Harga fantastis memang mengiringi batu akik ini. Nilainya relatif karena sudah menyinggung estetika dan kekuatan batu. Pemilik Feroz Gallery Gemstone& Art, Sovan Jamal memiliki pengalaman unik. Hobi mengoleksi batu akik ditularkan dari lingkungan keluarga. Suatu hari dia menemukan batu akik menyerupai dua mata kucing.

Saat menyajikan hidangan ke tamu (sehari-hari berprofesi sebagai chef) ternyata tamu melihat cincin yang dikenakan dan langsung menawar. “Saya sempat kaget dan asal sebut harga Rp2,5 juta. Eh, ternyata tamu langsung setuju dan tidak menawar. Harga itu berkali-kali lipat waktu saya pertama kali membeli. Akhirnya sejak 2005 sebagian koleksi dijual dan membuka galeri ini,” ungkapnya.

Alam memberikan keindahan yang tak terukur. Berbicara seni memang tidak ada batasan dan tidak melihat harga. Batu akik dilabeli sertifikat dari laboratorium membuat harga semakin tinggi. Pesona batu membuat kolektor tak pernah puas untuk terus mencari batu akik. Batu dengan bermacam bentuk, warna dan asal menjadi incaran.

Batu akik yang sedang primadona adalah bacan berasal dari pulau di Barat Daya Halmahera, Maluku Utara. Batu akik berhasil menghipnosis lintas gender. Baik pria dan wanita melengkapi penampilan dengan batu akik. “Bagi pria sebagai simbol maskulin, sedangkan wanita merupakan simbol kedewasaan,” ujar Sovan Jamal. Di mata penggemarnya, batu akik bukan sebatas perhiasan.

Salah satu penggemar batu akik, Chandra, warga Kalibanteng Kidul, Semarang mengklaim batu akik bisa membawa aura positif bagi pemakainya. ”Pengaruh psikologis ada sehingga tetap senang mengoleksi dari bangku SMP,” ujarnya. Selain itu, dia menyukai batu akik karena keindahan warna, kekuatan, dan bentuk batu.

Nilai seni memang beragam mulai dari ratusan ribu hingga tak terhingga. Relatif harga dipengaruhi beberapa faktor seperti kejernihan, potongan dan ukuran. “Batu dapat digunakan sebagai salah satu investasi biasanya dijual kembali jika memiliki lebih dari satu untuk jenis batu yang sama,” paparnya. Penggemar bacan hijau dan fire oval oranye juga mengoleksi batu mulai lainnya, seperti safir, zamrud, dan jenis batu lainnya.

Hendrati hapsari
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3637 seconds (0.1#10.140)