100 Lampion Harapan Diterbangkan di Temanggung
A
A
A
TEMANGGUNG - Umat Tri Dharma di Temanggung, Kamis (26/2) malam menerbangkan sekitar 100 lampion “harapan” di depan Kelenteng Cahaya Sakti Kong Ling Bio.
Sebelum melaksanakan prosesi pelepasan lampion, sekitar pukul 23.00 WIB umat Tri Dharma melaksanakan sembahyang King Thi Kong di kelenteng. Setelah sembahyang, satu per satu umat mengambil lampion yang telah disediakan panitia, kemudian dibawa ke halaman kelenteng untuk diterbangkan dengan cara menyalakan lilin yang ada di bagian bawah lampion.
Beberapa lampion terlihat gagal diterbangkan karena kertas lampion terbakar atau lampion menyangkut di pohon atau kabel listrik di sekitar kelenteng. Ketua Tempat Ibadah Tri Dharma Cahaya Sakti, Erwin Nugraha mengatakan sembahyang King Thi Kong merupakan sembahyang besar kepada Tuhan YME yang dilaksanakan pada hari kedelapan imlek.
“Walaupun setiap hari kami berdoa, tetapi pada hari kedelapan Imlek dilakukan sembahyang besar, kemudian dilanjutkan penerbangan lampion yang melambangkan doa permohonan,” paparnya. Melalui doa permohonan, tahun kambing kayu ini masyarakat Indonesia diharapkan bisa hidup lebih baik, sejahtera, dan bahagia.
“Agar seluruh rakyat Indonesia hidup rukun seperti tahun kambing. Kambing sifatnya rukun, bergerombol atau berkumpul sehingga tercipta kerukunan. Hal ini yang kami dambakan untuk kemajuan negara Indonesia dan semua rakyat bisa hidup sejahtera,” kata Erwin Nugraha.
Ant
Sebelum melaksanakan prosesi pelepasan lampion, sekitar pukul 23.00 WIB umat Tri Dharma melaksanakan sembahyang King Thi Kong di kelenteng. Setelah sembahyang, satu per satu umat mengambil lampion yang telah disediakan panitia, kemudian dibawa ke halaman kelenteng untuk diterbangkan dengan cara menyalakan lilin yang ada di bagian bawah lampion.
Beberapa lampion terlihat gagal diterbangkan karena kertas lampion terbakar atau lampion menyangkut di pohon atau kabel listrik di sekitar kelenteng. Ketua Tempat Ibadah Tri Dharma Cahaya Sakti, Erwin Nugraha mengatakan sembahyang King Thi Kong merupakan sembahyang besar kepada Tuhan YME yang dilaksanakan pada hari kedelapan imlek.
“Walaupun setiap hari kami berdoa, tetapi pada hari kedelapan Imlek dilakukan sembahyang besar, kemudian dilanjutkan penerbangan lampion yang melambangkan doa permohonan,” paparnya. Melalui doa permohonan, tahun kambing kayu ini masyarakat Indonesia diharapkan bisa hidup lebih baik, sejahtera, dan bahagia.
“Agar seluruh rakyat Indonesia hidup rukun seperti tahun kambing. Kambing sifatnya rukun, bergerombol atau berkumpul sehingga tercipta kerukunan. Hal ini yang kami dambakan untuk kemajuan negara Indonesia dan semua rakyat bisa hidup sejahtera,” kata Erwin Nugraha.
Ant
(bbg)