Perpaduan Corak Jawa dan Eropa
A
A
A
BANDUNG - Film yang dibintangi Didi Petet ini menghambil latar seluruhnya di Bandung. Saat ini, bukan hal sulit menemukan bangunan masjid dengan gaya arsitektur yang sangat indah dan megah. Tapi bagaimana ketika masjid indah nan megah itu pernah ada di Bandung, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Ya, keindahan masjid yang memiliki seni arsitektur yang indah itu, ternyata tidak hanya ada pada era sekarang ini saja.
Saat Indonesia belum merdeka pun, sudah ada masjid yang memiliki arsiterktur yang sangat menawan, yaitu Masjid Besar Cipaganti. Masjid ini terletak di Jalan Cipaganti, No 85, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.
Masjid ini adalah salah satu contoh dari eloknya bangunan masjid pada masa lalu yang hingga saat ini masih berdiri dengan kokohnya. Jika dirunut, keindahan bangunan masjid yang semula bernama Masjid Kaum Cipaganti itu, adalah sesuatu yang wajar. Masjid itu merupakan salah satu contoh bangunan yang diarsiteki oleh CP Kemal Wolff Schoemmaker dan dibangun pada 1933 silam.
Campuran corak antara Jawa dan Eropa, adalah salah satu sudut yang membuat masjid itu begitu menawan. Corak Jawa pada masjid itu terlihat dari penggunaan atap tajug tumpang dua. Sementara corak Eropa, terlihat dari pemakaian kuda-kuda segi tiga yang berfungsi untuk penyangga atap. Hingga saat ini, masjid tersebut memang sudah masuk kategori bangunan tua.
Namun, bukan berarti sudah tidak ada lagi sisa-sia tempo dulu di masjid itu. Selain di bagian atas, warisan tempo dulu juga bisa dilihat di bagian dalam masjid. Seperti lampu gantung dan 12 tiang yang menjadi penyangga di bagian tengah masjid, persis di belakang tempat imam.
“Awalnya, bangunan masjid ini memiliki luas 10x15 meter persegi. Setelah dilakukan renovasi pada 1965, kini luasnya menjadi 15x50 meter persegi,” kata Humas DKM Masjid Besar Cipaganti, Bukhori. Nah, bagi Anda yang ingin merasakan suasana berbeda, beribadah di masjid yang yang memiliki arsitektur level atas pada masa lalu itu, Masjid Besar Cipaganti adalah jawabannya.
Di sana, selain menunaikan kewajiban sebagai muslim, Anda pun akan diajak untuk belajar sejarah arsitektur di tatar Sunda pada masa puluhan tahun silam, sebelum Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan RI.
Inin Nastain
Saat Indonesia belum merdeka pun, sudah ada masjid yang memiliki arsiterktur yang sangat menawan, yaitu Masjid Besar Cipaganti. Masjid ini terletak di Jalan Cipaganti, No 85, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.
Masjid ini adalah salah satu contoh dari eloknya bangunan masjid pada masa lalu yang hingga saat ini masih berdiri dengan kokohnya. Jika dirunut, keindahan bangunan masjid yang semula bernama Masjid Kaum Cipaganti itu, adalah sesuatu yang wajar. Masjid itu merupakan salah satu contoh bangunan yang diarsiteki oleh CP Kemal Wolff Schoemmaker dan dibangun pada 1933 silam.
Campuran corak antara Jawa dan Eropa, adalah salah satu sudut yang membuat masjid itu begitu menawan. Corak Jawa pada masjid itu terlihat dari penggunaan atap tajug tumpang dua. Sementara corak Eropa, terlihat dari pemakaian kuda-kuda segi tiga yang berfungsi untuk penyangga atap. Hingga saat ini, masjid tersebut memang sudah masuk kategori bangunan tua.
Namun, bukan berarti sudah tidak ada lagi sisa-sia tempo dulu di masjid itu. Selain di bagian atas, warisan tempo dulu juga bisa dilihat di bagian dalam masjid. Seperti lampu gantung dan 12 tiang yang menjadi penyangga di bagian tengah masjid, persis di belakang tempat imam.
“Awalnya, bangunan masjid ini memiliki luas 10x15 meter persegi. Setelah dilakukan renovasi pada 1965, kini luasnya menjadi 15x50 meter persegi,” kata Humas DKM Masjid Besar Cipaganti, Bukhori. Nah, bagi Anda yang ingin merasakan suasana berbeda, beribadah di masjid yang yang memiliki arsitektur level atas pada masa lalu itu, Masjid Besar Cipaganti adalah jawabannya.
Di sana, selain menunaikan kewajiban sebagai muslim, Anda pun akan diajak untuk belajar sejarah arsitektur di tatar Sunda pada masa puluhan tahun silam, sebelum Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan RI.
Inin Nastain
(bhr)