Siarkan Berita Lelayu hingga Program Desa

Rabu, 25 Februari 2015 - 11:06 WIB
Siarkan Berita Lelayu...
Siarkan Berita Lelayu hingga Program Desa
A A A
BANTUL - “107 poin 7 FM, Sandigita FM kembali menemani aktivitas Anda di siang hari ini.”Suara renyah penyiar radio Sandigita FM langsung terdengar nyaring ketika memasuki kompleks Kantor Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo siang itu.

Sajian musik campursari menambah kesan suasana kantor desa tersebut tak terpisahkan dari tradisi Jawa mereka. Tak hanya di kawasan kantor desa saja suara penyiar Radio Sandigita FM akrab terdengar, hampir seantero Desa Dlingo yang sebagian besar berprofesi sebagai tukang kayu ini juga membahana.

Suguhan musik ditemani dengan gurauan penyiar dengan bahasa daerah yang cukup kental menambah suasana kerja warga Desa Dlingo semakin berwarna. Sandigita FM merupakan radio komunitas yang dimiliki oleh Desa Dlingo. Radio yang baru sekitar dua bulan mengudara ini sekarang menjadi ikon baru di desa yang berada di paling ujung tenggara Kabupaten Bantul.

Hampir setiap hari dan setiap saat, sapaan, serta dendang lagu disisipi informasi selalu menemani seluruh masyarakat Desa Dlingo dan sekitarnya dalam beraktivitas. “Memang, kami ingin menemani warga Dlingo dengan sajian informatif setiap saat,” tutur Lurah Desa Dlingo, Bahrun Wardoyo.

Sanditigita FM ini merupakan radio dari warga, oleh warga, dan untuk warga Desa Dlingo. Radio ini didirikan dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang tidak lain adalah uang rakyat. Radio komunitas ini sengaja dibuat untuk menjadi saluran informasi dan komunikasi antar warga, antara warga dengan pemerintah desa dan sebaliknya.

Sandigita berasal dari kata Sasana Anak Muda Dlingo Giriloji Pecinta IT. Sandigita diciptakan memang sebagai ruang berkreasi anak muda pencinta teknologi. Saluran yang diciptakan oleh pemerintah desa untuk mengontrol pengaruh perkembangan teknologi terhadap anak muda yang ada di desa tersebut. Dengan Sandigita, para pemuda di Desa Dlingo dapat tersalurkan kreativitas serta terkontrol penggunaan teknologinya.

“Sudah bukan rahasia lagi jika perkembangan teknologi bisa berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat terutama generasi muda. Untuk itu, kami ingin sedikit bisa mengontrol dan mengarahkan kawula muda,” katanya. Berbagai program coba ditawarkan oleh penggiat Sandigita FM yang berguna bagi masyarakat sekitar.

Beberapa program seperti Sapa Anak mereka gelar setiap pagi hari mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Sementara mulai pukul 9.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB, giliran para pamong desa berpartisipasi menjadi penyiar. Para pamong ini memiliki kewajiban mengisi acara dengan sajian informatif. Berbagai kebijakan desa dan pemerintahan pada umumnya mereka siarkan sebagai bentuk sosialisasi terhadap masyarakat.

Talkshow atau dialog langsung antara masyarakat dengan tokoh-tokoh atau pejabat sering mereka gelar agar masyarakat bisa mengetahui kebijakan terbaru yang ada di sekeliling mereka. “Sering kami mendatangkan kepala puskesmas, Bintara Pembina Masyarakat (Babinsa), pemimpin Kantor Urusan Agama (KUA), camat, dan beberapa pejabat lain untuk talkshow. Masyarakat bisa bertanya langsung kepada narasumber,” ungkapnya.

Selepas zuhur, giliran penggiat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) yang melakukan siaran. Mereka akan menampung segala keluhan masyarakat yang masuk melalui layanan pesan di ponsel yang dimiliki oleh radio ini. Keluhan tersebut akan menjadi dasar bagi pemerintah desa dan stakeholder mengambil kebijakan. Sementara malam harinya, selepas magrib usai siaran religi, program menemani belajar ditampilkan di radio ini.

Sajian musik pop diselingi dengan pengetahuan umum menjadi teman para pelajar yang sedang belajar di rumah. Tentu, kirimkirim salam serta ucapan selalu mengisi program-program tersebut sembari diiringi musik yang akrab di telinga warga. “Tiap hari, ada sekitar 400 SMS yang masuk ke nomor Sandigita,” ucapnya.

Radio yang baru akan diresmikan 22 Maret mendatang ini memang cukup efektif menjadi saluran informasi warga Dlingo. Berita lelayu (meninggalnya seseorang) kini sudah menjadi keharusan disiarkan di radio tersebut. Kini setiap ada orang meninggal, pasti ada surat pemberitahuan masuk ke studio Sandigita. Tak hanya itu, kini para perajin dan pemilik usaha di Desa Dlingo mulai memanfaatkan radio ini untuk mempromosikan produk mereka.

Dengan biaya ala kadarnya, mereka bisa menyebarluaskan produk mereka. Produk mebel, tanaman hias, ataupun jasa rias pengantin, sudah mengisi promosi di radio ini. Perlahan tapi pasti, semangat pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui radio ini mulai kelihatan hasilnya. “Paling tidak, radio ini ingin berperan dalam pembangunan di Dlingo,” katanya.

Dengan antena setinggi 28 meter, suara renyah penyiar Sandigita FM ini bisa terdengar hingga ke Playen Gunungkidul, Prambahan, Piyungan, Imogiri, dan beberapa wilayah lain. Setidaknya, ada sekitar 700 orang sebagian besar dari luar Desa Dlingo yang menjadi fans atau penggemar radio ini.

Mereka secara aktif mendengarkan atau memberikan informasi di sekeliling mereka. Cholist, pembuat mebel asal Dusun Koripan, Desa Dlingo ini mengaku sangat senang dengan adanya Sandigita FM di desanya. Selain menemani hariharinya menyelesaikan pesanan mulai dari kusen, meja, kursi, ataupun lemari, ia juga bisa mempromosikan produknya sehingga bisa dikenal oleh orang lain.

Meski belum signifikan, tetapi ada peningkatan omzet yang datang dari warga sekitar. “Yang pasti sangat senang, saya bisa kirim-kirim salam ke sanak famili atau teman. Saya bisa minta lagu sesuai dengan kesukaan,” ujar bapak satu anak ini.

Erfanto Linangkung
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8614 seconds (0.1#10.140)