Tersaingi, Sopir Angkot Mogok
Tersaingi, Sopir Angkot Mogok
A
A
A
TEBINGTINGGI - Sekitar 30-an sopir angkutan kota (angkot) CV Tambun trayek Tebingtinggi–Dolok Masihul berunjuk rasa di gedung DPRD, Jalan Sutomo, Kota Tebingtinggi, Senin (23/2).
Mobil angkot yang mereka kendarai, parkir berbaris memanjang di depan gedung DPRD. Para sopir meminta DPRD membantu memediasi agar instansi terkait menertibkan angkot CV Netis lainnya yang beroperasi di trayek yang sama. Mereka menduga beberapa armada angkot CV Netis jumlahnya tidak sesuai izin.
Kedatangan puluhan sopir ini langsung di terima Komisi I DPRD Tebingtinggi di ruang sidang Dewan. Dalam dialog, para sopir meminta DPRD segera berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) agar segera menertibkan angkot CV Netis yang banyak beroperasi di trayek Tebingtinggi–Dolok Masihul, melebihi yang diizinkan.
Juru bicara sopir, P Silitonga, 48, mengatakan, akibat banyaknya armada CV Netis trayek Tebingtinggi–Dolok Masihul, berimbas pada penghasilan para sopir angkutan CV Tambun. “Semenjak banyaknya armada CV Netis, penghasilan kami hanya Rp30.000 per hari. Kami berharap DPRD dan Dishub Tebingtinggi bisa menyelesaikannya,” kata P Silitonga.
Wakil Ketua DPRD, Muhammad Hazly Hasibuan, didampingi Ketua Komisi I, Hendra Gunawan, mengaku belum mengetahui berapa resminya armada CV Netis yang beroperasi, begitu juga dengan CV Tambun. Hazly Hasibuan menambahkan, persoalan ini hanya persaingan bisnis karena armada CV Tambun sudah tua.
Sedangkan armada CV Netis kondisi mobilnya baru semua. “Kami mengira ini murni persaingan bisnis terkait pengaduan sopir ke DPRD. Kami berikan solusi kepada supir CV Tambun bahwa perlu dilakukan peremajaan armada,” ucapnya. Sementara itu, Kadis Perhubungan Tebingtinggi, H Syafrin Efendi Harahap, menerangkan, akan mendata armada CV Tambun dan CV Netis.
Sebab, beredar informasi ada tambahan armada yang belum melaporkan kepada pihak Dishub. “Kami akan memanggil kedua belah pihak (CV Tambun dan CV Netis),” sebutnya.
Perayudi syahputra
Mobil angkot yang mereka kendarai, parkir berbaris memanjang di depan gedung DPRD. Para sopir meminta DPRD membantu memediasi agar instansi terkait menertibkan angkot CV Netis lainnya yang beroperasi di trayek yang sama. Mereka menduga beberapa armada angkot CV Netis jumlahnya tidak sesuai izin.
Kedatangan puluhan sopir ini langsung di terima Komisi I DPRD Tebingtinggi di ruang sidang Dewan. Dalam dialog, para sopir meminta DPRD segera berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) agar segera menertibkan angkot CV Netis yang banyak beroperasi di trayek Tebingtinggi–Dolok Masihul, melebihi yang diizinkan.
Juru bicara sopir, P Silitonga, 48, mengatakan, akibat banyaknya armada CV Netis trayek Tebingtinggi–Dolok Masihul, berimbas pada penghasilan para sopir angkutan CV Tambun. “Semenjak banyaknya armada CV Netis, penghasilan kami hanya Rp30.000 per hari. Kami berharap DPRD dan Dishub Tebingtinggi bisa menyelesaikannya,” kata P Silitonga.
Wakil Ketua DPRD, Muhammad Hazly Hasibuan, didampingi Ketua Komisi I, Hendra Gunawan, mengaku belum mengetahui berapa resminya armada CV Netis yang beroperasi, begitu juga dengan CV Tambun. Hazly Hasibuan menambahkan, persoalan ini hanya persaingan bisnis karena armada CV Tambun sudah tua.
Sedangkan armada CV Netis kondisi mobilnya baru semua. “Kami mengira ini murni persaingan bisnis terkait pengaduan sopir ke DPRD. Kami berikan solusi kepada supir CV Tambun bahwa perlu dilakukan peremajaan armada,” ucapnya. Sementara itu, Kadis Perhubungan Tebingtinggi, H Syafrin Efendi Harahap, menerangkan, akan mendata armada CV Tambun dan CV Netis.
Sebab, beredar informasi ada tambahan armada yang belum melaporkan kepada pihak Dishub. “Kami akan memanggil kedua belah pihak (CV Tambun dan CV Netis),” sebutnya.
Perayudi syahputra
(bbg)
Explore More