Isis Rekrut Warga Sukabumi

Selasa, 24 Februari 2015 - 10:51 WIB
Isis Rekrut Warga Sukabumi
Isis Rekrut Warga Sukabumi
A A A
SUKABUMI - Satuan Ko man do Distrik Militer (Kodim) 0607 Sukabumi berhasil meng ga gal kan upaya pengiriman se jum lah warga Sukabumi ke Suriah oleh anggota Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Sejauh ini, intelijen telah mengetahui kan tong-kantong ISIS di Suka bumi. Komandan Kodim 0607 Sukabumi Letkol (Arm) Sarifudin mengatakan, saat dilakukan peng hadangan, warga dan anggota ISIS tersebut hendak menjenguk anggota keluarganya yang bermukim di Malaysia. “Kami sudah mengetahui rute perjalanan yang digunakan anggota ISIS untuk memberangkatkan warga ke Suriah, yakni melalui Malaysia.

Untuk mengelabui aparat, modus yang di gunakan adalah berpurapura hendak menjenguk kerabat atau kelurga di Malaysia,” kata Sarifudin kepada wartawan. Namun sejauh ini, TNI belum bersedia menyebutkan iden titas, jumlah warga, dan anggota ISIS yang hendak berangkat ke Suriah tersebut.

Sarifudin mengemukakan, yang pasti Kodim telah mengantongi daftar nama-nama anggota ISIS yang bergerak secara berpindah-pindah dalam menyebarkan pahamnya dan melakukan upaya perekrutan calon anggota di wilayah Sukabumi. Mereka (ISIS), ujar dia, membangun jaringan dengan pola dari mulut ke mulut dengan sasaran warga yang masih labil dalam pengetahuan dan ilmu agama.

Secara keseluruhan, keberadaan mereka tengah dalam pantauan intelijen. “Kami sudah menyebarkan intelijen di seluruh pelosok wilayah, terutama daerah-daerah yang dicurigai menjadi lokasi pergerakan ISIS. Sekecil apapun gerakan mereka, tidak luput dari pantauan kami. Ini merupakan upaya antisipasi karena paham organisasi ini cenderung radikal,” ujar Sarifudin.

Ketua Divisi Pemberdayaan Masyarakat Sukabumi Journalist Forum Sulaeman menga takan, perlu keterlibatan elemen terkecil dari unsur pemerintah pemerintah daerah yakni aparatur desa untuk mendeteksi lebih dini pergerakan organi sasiorgansasi terlarang, ter ma suk ISIS. Pasalnya aparat pemerintahan desa ini lebih banyak melakukan interaksi dengan masyarakat secara lang sung.

“Termasuk langkah yang saat ini tengah dijalankan oleh TNI dan pemerintah daerah, yak ni melakukan penguatan wa wasan melalui kegiatan pengajian rutin dari masjid ke masjid. Ini adalah upaya sangat efektif dalam mengantisipasi masuknya paham-paham yang bertentangan dengan ajaran agama dan hukum negara,” kata Sulaeman.

Pergerakan ISIS di Jabar Masif

Pengamat politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Muradi menilai pergerakan anggota ISIS diJawa Barat sudah sangat masif. Menurut dia, selama ini anggota ISIS telah menjadikan Jabar sebagai sarang atau basis mereka. Mereka memanfaatkan isu sentimen agama diJabar yang dinilai luar biasa.

“Kemudian, disinilah ISIS muncul menjadi semacam dahaga karena dari semua provinsi yang paling sentimen terkait agama adalah Jabar. Selain menjadikan Jawa Barat sebagai basis atau sarang, mereka perlahan mulai bergeser membuat basis-basis baru didaerah-daerah. Jangkauannya lebih rumit, terutama di kampong-kampung mereka bisa bermanuver,” kata Muradi saat dihubungi KORANSINDO tadi malam. Menurut dia, terdapat empat kawasan yang dijadikan basis anggota ISIS.

Pertama, basis daerah, kampus, organisasi baru, dan kebijakan poli tik. Untuk basis daerah, anggota ISIS menyasar daerah yang banyak dihuni oleh organisasi-organisasi garis keras. Selain itu, banyaknya jumlah perguruan tinggi di Jawa Barat dianggap sebagai sasaran empuk bagi ISIS untuk menyebarkan paham dan gerakan mereka. Pasalnya, kaum pemikir di kampus menjadi target untuk menanamkan paham mereka.

Lebih lanjut, keberadaan kelompok-kelompok minoritas diJabar juga tak luput menjadi basis ISIS. Sebagai kelompok baru yang mencoba peruntungan, mereka memanfaatkan keberadaan kelompok minoritas yang dihabisi terkait isu agama di Jabar, seperti Syiah. Selain itu, anggota ISIS juga menggunakan policy (kebijakan) dari beberapa elite pemimpin diJabar yang mengunakan sentimen agama sebagai alat politik mereka.

“Jadi empat basis itu lah yang dimanfatkan ISIS untuk membuat jejaring mereka di Jawa Barat. Disanalah mereka menanamkan gerakan fundamental,” ujar dia. Menurut Muradi, Bekasi, Depok, termasuk Sukabumi menjadi basis baru bagi anggota ISIS di Jabar. Mereka bergerak dari satu daerah kedaerah lain untuk membuat jejaring diwilayah ini. “Kalo melihat gerakan teror, mereka membangun Islam radikal yang tersebar.

Daerah-daerah seperti Cirebon, kemudian Tasikmalaya, perbatasan Garut dicurigai menjadi kantong- kantong ISIS di Jabar. Mereka pasti punya jejaring di daerah itu,” tutur Muradi. Untuk itu, keberadaan ISIS harus menjadi perhatian serius pe merintah di Jawa Barat. Sebab bukan tidak mungkin gerakan ini akan semakin menyebar dan membesar dengan keberadaan basis-basisnya.

Selama ini, pemerintahan belum sepenuhnya terintegrasi untuk mencegah ISIS masuk keJawa Barat. “Saya masih percaya dengan ke bijakan politik. Aher ini ambigu. Selama dia memimpin, gerakan agama itu paling besar di Jawa Barat. Jangan hanya jadi pemimpin PKS atau garis keras. Harusnya dia punya pendekatan lebih terintegrasi dengan organisasi lain, seperti Syiah. Harusnya dia mngeluarkan kebijakan yang menenangkan. Nah ini belum dia lakukan,” ungkap dia.

Menurut Muradi untuk melawan masuknya ISIS keJawa Barat harus lebih banyak menggunakan pendekatan dan pelibatan publik yang terintegrasi. Jadi tidak hanya aparat keamanan saja yang bergerak tetapi juga da rijajaran pemerintahan dari tingkat atas sampai tingkat bawah, dan pelibatan masya rakat. “Yang paling mudah memperkuat siskamling.

Selama ini kan program seperti wajib lapor, brigadir RW, itu kan sekadar melapor. Integrasi antara polisi dan masyarakat, ini tidak terjadi. Tanpa ada komunikasi pada akhirnya hanya simbolik. Ini menjadi kesempatan bagi kelompok fundamental atau garis keras untuk berekspresi dan sebagainya. Jadi harusnya ada integarasi antara aparat keamanan, polisi, tentara, dan masyarakat. Kalo konsep integrasi ini ada, kita ada earlywarning. Jadi sebelum kejadian, kita sudah tahu,” kata Muradi.

Toni kamajaya/Dian rosadi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2715 seconds (0.1#10.140)