Komplotan Pencuri Sapi Diringkus
A
A
A
BANTUL - Komplotan spesialis pencuri ternak sapi berhasil diringkus Polsek Dlingo. Komplotan pencuri berasal dari Kabupaten Grobogan ini baru saja menjalankan aksinya di Dusun Plungguh, Desa Temuwuh, Kecamatan Dlingo. Warga yang mengetahui komplotan pencuri tertangkap, langsung menggeruduk Mapolsek Dlingo pada Sabtu (21/2) malam hingga Minggu (22/2) dini hari.
Ratusan warga yang sudah geram dengan ulah para tersangka sempat akan membakar para tersangka yang digiring masuk Mapolsek tersebut. Panit Reskrim Polsek Dlingo Iptu Suyanto mengungkapkan, polisi berhasil mengamankan lima orang komplotan tersebut, empat di antaranya laki-laki dan satu orang perempuan. Empat orang masing-masing Kenik Ribut alias Jabrik, 31, warga Dusun Sindurejo, Desa Toroh; Singgih Prasetyo, 23, Nagrok, Desa Katong, Kecamatan Toroh; Siswanto, 21, warga Dusun Kuwojo, Desa Dimoro, KecamatanToroh; serta DwiAtmoko, 21, warga Dusun Nagrok, Desa Katong, Kecamatan Toroh.
“Semuanya berasal dari Kabupaten Grobogan,” ujarnya, kemarin. Polisi juga mengamankan seorang perempuan, Siti Rohmah, 15, warga Dusun Ngramut, Desa Menduran, Kecamatan Brati. Belakangan diketahui, Siti Rohmah merupakan istri dari Siswanto, keduanya adalah pengantin yang belum lama menikah. Minggu pagi (22/2) mereka baru mulai diperiksa untuk berkas acara pemeriksaan (BAP), karena Sabtu malam tidak memungkinkan diperiksa setelah massa mengepung Mapolres Dlingo hingga Minggu dini hari.
Penangkapan komplotan tersebut bermula dari laporan korban pemilik sapi, Priyadi, 63, warga Dusun Plungguh, Desa Temuwuh, Kecamatan Dlingo. Dia mengaku kehilangan sapi di kandangnya yang berada di pinggir jalan, Kamis (19/2) malam sekitar pukul 22.00 WIB. Kejadian tersebut dilaporkan Jumat (20/ 2) pagi sekitar pukul 07.00 WIB. “Setelah itu, informasi tersebut langsung kami sebar,” tuturnya.
Sabtu (21/2) dini hari, mereka mendapat informasi dari aparat Polres Grobogan yang menyebutkan berhasil menangkap komplotan tersebut ketika melakukan razia kendaraan bermotor. Dalam razia tersebut, polisi berhasil mengamankan mobil Xenia K 8796 FE yang di dalamnya ada seekor sapi. Setelah dicocokkan ciri-cirinya, ternyata tersangka sama dengan pencuri sapi tersebut dan pihaknya langsung memburu ke Grobogan.
Dari pemeriksaan, komplotan tersebut datang ke Yogyakarta, Kamis (19/2) pagi untuk berwisata di Pantai Parangtritis. Mereka baru pulang ke Grobogan Kamis malam melalui Imogiri dan Dlingo, sembari mencuri sa pi milik Priyadi yang disimpan di kandang pinggir jalan dusun tersebut. Sapi tersebut dimasukkan secara paksa ke dalam mobil dengan kedua kakinya diikat dan mulutnya dibungkam dengan lakban.
“Barang bukti yang kami amankan yaitu mobil, sapi, pisau cutter, tali rafia, dan tali pengikat sapi,” ungkapnya. Kapolsek Dlingo Kompol S Parman mengatakan, pihaknya masih mengembangkan kasus tersebut. Kemungkinan besar, kata dia, komplotan ini merupakan jaringan spesialis sapi. Berdasarkan keterangan Siti Romlah, komplotan tersebut pernah melakukan pencurian yang sama di kawasan Kulon progo, meski akhirnya gagal.
“Kami kembangkan, karena ada pencurian yang sama di Getas, Panggang juga Piyungan,” ujarnya. Sampai saat ini, pihaknya baru menetapkan empat tersangka, semuanya laki-laki sementara Siti satu-satunya perempuan masih berstatus saksi. Berdasarkan keterangan Siti, dia sama sekali tidak mengetahui tujuan ke Yogyakarta untuk melakukan pencurian.
Dia diajak suaminya ke Yogyakarta karena ingin berlibur ke Parangtritis mumpung pengantin baru. Otak dari pencurian sapi tersebut adalah Kenik. Dia adalah residivis yang telah empat kali berurusan dengan aparat penegak hukum dalam berbagai kasus pencurian. Polisi masih mendalami kemungkinan adanya jaringan khusus pencurian sapi.
Erfanto linangkung
Ratusan warga yang sudah geram dengan ulah para tersangka sempat akan membakar para tersangka yang digiring masuk Mapolsek tersebut. Panit Reskrim Polsek Dlingo Iptu Suyanto mengungkapkan, polisi berhasil mengamankan lima orang komplotan tersebut, empat di antaranya laki-laki dan satu orang perempuan. Empat orang masing-masing Kenik Ribut alias Jabrik, 31, warga Dusun Sindurejo, Desa Toroh; Singgih Prasetyo, 23, Nagrok, Desa Katong, Kecamatan Toroh; Siswanto, 21, warga Dusun Kuwojo, Desa Dimoro, KecamatanToroh; serta DwiAtmoko, 21, warga Dusun Nagrok, Desa Katong, Kecamatan Toroh.
“Semuanya berasal dari Kabupaten Grobogan,” ujarnya, kemarin. Polisi juga mengamankan seorang perempuan, Siti Rohmah, 15, warga Dusun Ngramut, Desa Menduran, Kecamatan Brati. Belakangan diketahui, Siti Rohmah merupakan istri dari Siswanto, keduanya adalah pengantin yang belum lama menikah. Minggu pagi (22/2) mereka baru mulai diperiksa untuk berkas acara pemeriksaan (BAP), karena Sabtu malam tidak memungkinkan diperiksa setelah massa mengepung Mapolres Dlingo hingga Minggu dini hari.
Penangkapan komplotan tersebut bermula dari laporan korban pemilik sapi, Priyadi, 63, warga Dusun Plungguh, Desa Temuwuh, Kecamatan Dlingo. Dia mengaku kehilangan sapi di kandangnya yang berada di pinggir jalan, Kamis (19/2) malam sekitar pukul 22.00 WIB. Kejadian tersebut dilaporkan Jumat (20/ 2) pagi sekitar pukul 07.00 WIB. “Setelah itu, informasi tersebut langsung kami sebar,” tuturnya.
Sabtu (21/2) dini hari, mereka mendapat informasi dari aparat Polres Grobogan yang menyebutkan berhasil menangkap komplotan tersebut ketika melakukan razia kendaraan bermotor. Dalam razia tersebut, polisi berhasil mengamankan mobil Xenia K 8796 FE yang di dalamnya ada seekor sapi. Setelah dicocokkan ciri-cirinya, ternyata tersangka sama dengan pencuri sapi tersebut dan pihaknya langsung memburu ke Grobogan.
Dari pemeriksaan, komplotan tersebut datang ke Yogyakarta, Kamis (19/2) pagi untuk berwisata di Pantai Parangtritis. Mereka baru pulang ke Grobogan Kamis malam melalui Imogiri dan Dlingo, sembari mencuri sa pi milik Priyadi yang disimpan di kandang pinggir jalan dusun tersebut. Sapi tersebut dimasukkan secara paksa ke dalam mobil dengan kedua kakinya diikat dan mulutnya dibungkam dengan lakban.
“Barang bukti yang kami amankan yaitu mobil, sapi, pisau cutter, tali rafia, dan tali pengikat sapi,” ungkapnya. Kapolsek Dlingo Kompol S Parman mengatakan, pihaknya masih mengembangkan kasus tersebut. Kemungkinan besar, kata dia, komplotan ini merupakan jaringan spesialis sapi. Berdasarkan keterangan Siti Romlah, komplotan tersebut pernah melakukan pencurian yang sama di kawasan Kulon progo, meski akhirnya gagal.
“Kami kembangkan, karena ada pencurian yang sama di Getas, Panggang juga Piyungan,” ujarnya. Sampai saat ini, pihaknya baru menetapkan empat tersangka, semuanya laki-laki sementara Siti satu-satunya perempuan masih berstatus saksi. Berdasarkan keterangan Siti, dia sama sekali tidak mengetahui tujuan ke Yogyakarta untuk melakukan pencurian.
Dia diajak suaminya ke Yogyakarta karena ingin berlibur ke Parangtritis mumpung pengantin baru. Otak dari pencurian sapi tersebut adalah Kenik. Dia adalah residivis yang telah empat kali berurusan dengan aparat penegak hukum dalam berbagai kasus pencurian. Polisi masih mendalami kemungkinan adanya jaringan khusus pencurian sapi.
Erfanto linangkung
(bhr)