Demam Batu, Seniman Rela Telusuri Sungai di Kulonprogo
A
A
A
YOGYAKARTA - Banyak warga berburu bongkahan batu untuk disulap menjadi batu akik. Mereka kerap terjun ke sungai dan menelusuri aliran sungai untuk mencari batu guna disulap menjadi bati akik.
Salah seorang pedagang batu akik, Teguh Paino mengatakan, dia bersama rekan-rekannya kerap hunting batu di sejumlah sungai yang ada di Kulonprogo. Mulai dari Sungai Serang, Sungai Progo sampai di sejumlah bukit di Samigaluh, ataupun Girimulyo untuk mendapatkan batu akik.
"Batu yang saya peroleh saya olah sendiri secara manual," ujarnya di Kulonprogo, Yogyakarta, Minggu (22/2/2015).
Setiap hunting, katanya, dia selalu menemukan beberapa jenis batu yang unik. Mulai dari jenis kalsedon, gesper sampai dengan batu mancawarna. Batu-batu itu kemudian dipecah dan diambil sisi yang paling menarik, untuk dibentuk menjadi batu akik.
"Banyak teman-teman seniman yang ikut memanfaatkan momen booming ini dengan membuat batu mulia," ujar seniman lukis ini.
Ketua panitia pameran batu mulia, Suharyanto mengaku, pameran yang dilaksanakan dua hari ini merupakan testing untuk melihat pasar batu akik. Ternyata banyak perajin, pedagang dan kolektor yang datang untuk melihat pameran ini. Dari sekedar nonton hingga melakukan transaksi jual beli.
"Tidak kalah penting kami ingin kenakan batu akik dari Kulonprogo yang juga memiliki keindahan," ucapnya.
Melihat animo yang besar, Komunitas Pecinta Batu Kulonprogo berencana untuk menggelar event serupa pada bulan depan. Tentu saja akan mencari lokasi yang lebih representatif dan luas.
Apalagi minat pedagang dan perajin dari luar daerah juga banyak yang ingin ikut. "Nanti juga akan diisi dengan seminar dan konsultasi dari pakar," katanya.
Salah seorang pedagang batu akik, Teguh Paino mengatakan, dia bersama rekan-rekannya kerap hunting batu di sejumlah sungai yang ada di Kulonprogo. Mulai dari Sungai Serang, Sungai Progo sampai di sejumlah bukit di Samigaluh, ataupun Girimulyo untuk mendapatkan batu akik.
"Batu yang saya peroleh saya olah sendiri secara manual," ujarnya di Kulonprogo, Yogyakarta, Minggu (22/2/2015).
Setiap hunting, katanya, dia selalu menemukan beberapa jenis batu yang unik. Mulai dari jenis kalsedon, gesper sampai dengan batu mancawarna. Batu-batu itu kemudian dipecah dan diambil sisi yang paling menarik, untuk dibentuk menjadi batu akik.
"Banyak teman-teman seniman yang ikut memanfaatkan momen booming ini dengan membuat batu mulia," ujar seniman lukis ini.
Ketua panitia pameran batu mulia, Suharyanto mengaku, pameran yang dilaksanakan dua hari ini merupakan testing untuk melihat pasar batu akik. Ternyata banyak perajin, pedagang dan kolektor yang datang untuk melihat pameran ini. Dari sekedar nonton hingga melakukan transaksi jual beli.
"Tidak kalah penting kami ingin kenakan batu akik dari Kulonprogo yang juga memiliki keindahan," ucapnya.
Melihat animo yang besar, Komunitas Pecinta Batu Kulonprogo berencana untuk menggelar event serupa pada bulan depan. Tentu saja akan mencari lokasi yang lebih representatif dan luas.
Apalagi minat pedagang dan perajin dari luar daerah juga banyak yang ingin ikut. "Nanti juga akan diisi dengan seminar dan konsultasi dari pakar," katanya.
(mhd)