Penampilan Adegan Percintaan dan Kekerasan di Depan Publik Dikecam

Kamis, 19 Februari 2015 - 20:00 WIB
Penampilan Adegan Percintaan dan Kekerasan di Depan Publik Dikecam
Penampilan Adegan Percintaan dan Kekerasan di Depan Publik Dikecam
A A A
BANTUL - Penampilan adegan percintaan dan kekerasan di depan publik saat Pembukaan Pekan Olah Raga Pelajar di Lapangan Trirenggo, depan dikecam oleh masyarakat.

Ketua Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) Kabupaten Bantul, Zahrowi menyesalkan penampilan dari para penari tersebut.

Dia menilai panitia lengah dan kurang selektif terhadap apa yang ditampilkan oleh peserta. Seharusnya tarian yang ditampilkan sesuai dengan adat istiadat dan budaya yang ada di Kabupaten Bantul.

Menurutnya, tarian tersebut mengandung unsur kekerasan dan porno aksi yang sangat tidak sesuai dengan kultur budaya Kabupaten Bantul.

Apalagi ditampilkan di depan anak-anak atau pelajar yang masih perlu pendidikan karakter bangsa. Untuk itu, harus ada evaluasi terhadap tarian tersebut dan juga panitia penyelenggara.

“Bukan berarti mematikan seni itu sendiri, tetapi kalau bisa harus sesuai dengan norma dan budaya yang ada di lingkungan sekitar,” tuturnya, Kamis (19/2/2015).

Memang, seni tidak memiliki batasan hanya saja perlu disesuaikan dengan norma dan adat istiadat serta siapa yang menikmatinya.

Adegan porno aksi dan kekerasan tidak layak ditampilkan di depan anak-anak karena efeknya sangat luar biasa.

Tanpa tarian tersebutpun, sebenarnya aksi-aksi pencabulan atau amoral lainnya sudah banyak terjadi di Bantul seperti penyekapan dan pengeroyokan yang dilakukan oleh gerombolan pelajar wanita.

Ketua Panitia Pekan Olah Raga Pelajar Kabupaten Bantul yang juga Kepala Kantor Pemuda dan Olah Raga, Supriyanto Widodo membantah jika tarian tersebut vulgar, karena para pakaian yang dikenakan para penari tidak ada yang terbuka.

Terkait dengan gerakan, menurutnya itu masih dalam batasan dan memang menggambarkan remaja saat ini, seperti perayaan Valentine belum lama ini yang memang identik dengan kasih sayang. “Tidak vulgar kok, wong pakaiannya sopan,” tukasnya.

Meskipun ada adegan mesra, namun Supriyanto tidak mempermasalahkannya karena di bagian akhir tarian tersebut ada gerakan yang mengajak kepada para penonton untuk tidak meniru mereka.

Supriyanto mengaku memang tidak mengetahui sebelumnya tarian seperti apa yang akan ditampilkan oleh PPI karena dia menyerahkan sepenuhnya kepada mereka.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6215 seconds (0.1#10.140)