Perbankan Belum Turunkan Suku Bunga

Kamis, 19 Februari 2015 - 10:25 WIB
Perbankan Belum Turunkan Suku Bunga
Perbankan Belum Turunkan Suku Bunga
A A A
YOGYAKARTA - Meski Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan BI Rate dari 7,75% menjadi 7,5%, ternyata belum diikuti pihak perbankan menurunkan suku bunga KPR-nya.

BI mengharapkan, perbankan bisa meresponsnya dengan ikut menurunkan suku bunga simpanan, dan kemudian suku bunga kredit. Kepala Kantor BI DIY Arief Budi Susanto mengatakan, sejauh ini tugas dari BI hanya menetapkan BI Rate, namun tidak secara langsung dapat mengintervensi apakah suku bunga KPR di masing-masing perbankan akan diturunkan atau tidak.

“Kebijakan untuk menurunkan suku bunga KPR adalah hak masing-masing bank yang bersangkutan. Ada beberapa bank yang dengan cepat menurunkan suku bunga KPR-nya melihat turunnya BI Rate, namun beberapa bank ada yang belum menurunkan suku bunga KPR dengan pertimbangan tertentu,” katanya, kemarin.

Sementara itu, Wakil Pemim pin Bank BNI 46 Yogyakarta Adnan Nur Hidayat mengungkapkan sampai saat ini belum ada informasi penurunan suku bunga KPR dari pusat. BNI 46 Yogyakarta masih menunggu kebijakan pusat apakah suku bunga KPR akan diturunkan atau tidak.

“Suku bunga untuk KPR kami masih 9,9% (fix sa tu tahun) dan 13,5% (floating) sampai saat ini belum ada penurunan suku bunga. Kebijakan kami di daerah mengikuti komite di tingkat pusat yang nantinya menjadi acuan kami di daerah,” katanya. Hal yang sama disampaikan Bank BTN Syariah yang fokus bergerak di sektor pembiayaan perumahan.

Deputy Branch Manager BTN Syariah Yogyakarta Fajar Setyo Nugroho mengatakan, keuntungan mengam bil KPR di Bank Syariah adalah suku bunganya yang flat tidak berubah-ubah meski BI Rate naik atau turun. “Turunnya BI Rate tidak terlalu berpengaruh pada kami karena sistem pembayaran angsuran kami dari tahun pertama hingga selesai selalu sama.

Bunga KPR yang kami berikan cukup murah hanya 8% untuk perumahan subsidi dan 12% untuk perumahan komersial. Jika perbankan lain menerapkan suku bunga yang relatif murah di awal dua tahun pertama lalu di tahun ketiga mengikuti BI rate, khusus perbankan syariah menerapkan metode yang berbeda yang dapat meringankan konsumen dengan menetapkan suku bunga flat,” tandasnya.
BTN Syariah Targetkan Pertumbuhan KPR 25%
Bank Tabungan Negara (BTN) Yogyakarta tahun ini mengejar target pertumbuhan pembiayaan perumahan 25%. BTN Syariah masih memfokuskan diri di sektor pembiayaan perumahan dengan target penyerapan Rp180 M.

Deputy Branch Manager BTN Syariah Yogyakarta Fajar Setyo Nugroho mengatakan, pencapaian selama 2014, Bank BUMN tersebut cukup baik. Selama 2014, pembiayaan BTN Syariah tumbuh 24% dibandingkan 2013. Pada 2014 lalu, pencapaian pembiayaan perumahan senilai Rp150 M. Sementara, untuk dana pihak ketiga (DPK) pada 2014, bank mengalami pertumbuhan sebesar 15%.

"Tahun ini kami menargetkan Rp180 M untuk sektor pembiayaan dan Rp70 M untuk DPK," ujar Setyo, kemarin. Hingga saat ini, BTN Syariah menggarap pasar utama di sektor perumahan, masyarakat umumnya menyukai perumahan tipe 36 ke atas. Di DIY, nasabah meminati rumah-rumah tipe komersial dibandingkan rumah-rumah tipe subsidi. Untuk daerah sekitar DIY, seperti Magelang, Klaten, dan Purworejo, termasuk Gunungkidul dan Wates masih didominasi perumahan subsidi tipe 27 dan 36.

"Tahun lalu, pencapaian untuk pembiayaan rumah subsidi senilai Rp75 M atau 50% dari yang kami targetkan dengan NPL di bawah 1,5%," katanya. Hingga kini, total aset yang dimiliki senilai Rp330 M. Pihaknya optimis, tahun ini BTN Syariah Yogyakarta tumbuh antara 20–25% dengan pertumbuhan target mencapai Rp400 M (2015).

Optimisme tersebut didukung dengan peningkatan kinerja dua kantor layanan syariah baik di Kotabaru, Yogyakarta dan Condongcatur, Sleman. "Kami juga memiliki 15 unit outlet BTN konvensional yang bisa melayani nasabah BTN Syariah. Untuk kredit UMKM kami hanya menyediakan 10–15%.

Porsinya kecil karena kami lebih fokus keperumahan," katanya. Sementara itu, Kepala Cabang BTN Syariah Yogyakarta Setyadi menambahkan, untuk mencapai target yang diberikan, pihaknya bertekad meningkatkan kecepatan proses pelayanan para nasabah.

Untuk sektor pembiayaan, jika semua persyaratan mencukupi, maka dalam tiga hari akan disetujui. Harga rumah bersubsidi tahun lalu senilai Rp123 juta. “Bunga KPR yang diberikan cukup murah, sebesar 8% untuk perumahan subsidi dan 12% untuk perumahan komersial. Untuk itu, BTN Syariah menyasar nasabah-nasabah yang penghasilannya di bawah Rp 2,5 juta per bulan untuk perumahan bersubsidi,” tuturnya.

Windy anggraina
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5493 seconds (0.1#10.140)