Amerika-Eropa Pesan Gambar Komik di Sini
A
A
A
Dari hobi bisa menghasilkan uang. Itulah yang diker ja kan enam orang asal Kota Semarang penghobi komik ini.
Mereka memiliki keinginan menghasilkan sebuah karya untuk diterbitkan dan bisa di baca oleh banyak orang. Lahir lah Papillon Studio, wadah bagi para pencinta komik pada Sep tember 2002. Komunitas komik Papillon digawangi oleh Alfa Robi, Han ri, Fajar, Aryo, Adi, dan bebera pa freelancer . Keenam orang ini ber latar belakang pendidikan ber beda-beda dengan tujuan sama dalam upaya meretas peruntungan di bisnis industri krea tif dengan menjadi komikus.
Usaha Papillon Studio cukup berhasil di awal perkembangan nya. Komik pertama berjudul Boneka Kematian dapat memi kat PT Elexmedia Komputindo (Kompas Gramedia Group) dan cukup mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Penerbit pun mencetak hingga 14.000 ek semplar. Dilanjutkan dengan membuat komik Serial Tokoh Nasional (STN) Diponegoro . Seiring berjalannya waktu kualitas produk komik Papillon semakin diakui. Beberapa pener bit luar negeri kemudian memberikan kepercayaan pada mereka untuk membuat komik. Sebut saja dari Amerika, Eropa, Asia, dan Afrika.
“Kami menerima deskripsi dan menerjemahkannya dalam bentuk gambar,” ujar Alfa Robi saat ditemui di Papillon Studio Jalan Tanjung 4 Klipang Alam Permai, Sendangmulyo, Semarang, belum lama ini. Siang itu di Papillon Studio, para tim terlihat sibuk di komputer masing-masing mengerjakan orderan yang datang dari klien di Afrika Selatan dan ilustrasi untuk pesanan dari Amerika. Untuk konsumsi di Indonesia, mereka sedang membuat komik petualangan memecahkan sebuah misteri.
“Setidaknya butuh waktu an tara lima hingga enam bulan dari awal pengerjaan sampai se lesai, tapi itu juga tergantung tingkat kerumitan,” papar Alfa Robi. Mereka biasanya menerima order dari pembuat cerita, kemudian mulai processing pembuatan sketsa karakter tokoh komiknya. Dari situ mulai pengerjaan gambar sketsa dan pewarnaan. Semuanya diker jakan oleh anggota tim di studio se suai dengan keahliannya masing-masing.
“Walaupun komiknya tidak beredar di sini, tapi lebih banyak diterbitkan di pasar luar negeri,” ucapnya. Dari 2002 sampai akhir 2014, komunitas ini kurang lebih sudah menghasilkan dan menerbitkan 68 komik. Temanya beragam, yakni horor, drama, action , superhero, dan lainnya, tergantung pesanan. “Karya kami justru digemari mereka yang tinggal di benua Ame rika, Eropa, Asia hingga Af ri ka. Hampir sekitar 70% (dibaca di luar negeri), sisanya dipasarkan di Indonesia,” ucapnya.
Menurut Alfa, perkembangan dunia komik di Indonesia juga semakin bagus. Dia optimistis komikus di In do nesia dapat berkembang karena banyak talenta yang mampu menerbitkan komik berkualitas. Penerbitnya mendukung dan pemerintahnya juga memberikan perhatian kepada pe la - ku industri kreatif. “Di Semarang sendiri ada (per kem bang - an), cuma industrinya belum seperti Bandung dan Jakarta,” ungkapnya.
Hanri menambahkan, kedepan Papillon Studio berencana ingin membuat komik yang bercerita mengenai sejarah Kota Semarang. Karena sebetulnya banyak yang bisa diangkat dari Kota ATLAS dan dijadikan cerita dalam komik. “Kami ingin cerita komik yang menarik supaya mem buat orang ingin membacanya,” ujarnya.l
M Abduh
Kota Semarang Kapolda: Elite Penguasa Perlu Teladani Guru
Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman (kiri) berjabat tangan dengan Kapolda Jateng Irjen Pol Noer Ali seusai menandatangani perpanjangan kerja sama antara Polda Jateng dan Unnes.
SEMARANG – Kapolda Jateng Irjen Pol Noer Ali berpendapat, para elite penguasa semestinya meneladani sikap para guru.
Dengan begitu, apa pun persoalan bangsa yang tengah dialami akan dapat diselesaikan dengan cara yang lebih baik.Menurutnya, di lingkungan profesi guru memiliki hal-hal yang patut dicontoh, seperti kebersamaan, kekeluargaan, dan rasa guyub. “Jika para elite guyub, rukun, rakyat akan ayem. Tapi jika pemimpin pada ontran-ontar, rakyatnya mau jadi apa? Ngurus negoro mbok yao sing guyub gitu (mengurus negara semestinya penuh kebersamaan gitu),” ujarnya di sela-sela kunjungannya ke Universitas Negeri Semarang (Unnes) untuk melakukan perpanjangan kerja sama antara Polda Jateng dan Unnes.
Berkaitan dengan kerja sama yang sudah terjalin dengan Unnes, pihaknya menyampaikan rasa terima kasih karena Unnes telah menularkan pengalaman panjangnya di dunia pendidikan kepada Polri. “Terutama dalam mengembangkan pembelajaran di Akpol. Unnes mengajari kami membuat pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan,” katanya. Sementara itu, Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman menyebutkan, kerja sama yang sudah terjalin antar kedua institusi tersebut sudah banyak menghasilkan banyak manfaat bagi keduanya.
“Apa yang menjadi keunggulan polda diberikan kepada Unnes dan sebaliknya, dari Unnes juga disebarkan di polda,” ucapnya. Pada kesempatan tersebut, Rektor Unnes dan Kapolda Jateng menanam bibit pohon di lingkungan kampus Unnes.
Susilo himawan
Mereka memiliki keinginan menghasilkan sebuah karya untuk diterbitkan dan bisa di baca oleh banyak orang. Lahir lah Papillon Studio, wadah bagi para pencinta komik pada Sep tember 2002. Komunitas komik Papillon digawangi oleh Alfa Robi, Han ri, Fajar, Aryo, Adi, dan bebera pa freelancer . Keenam orang ini ber latar belakang pendidikan ber beda-beda dengan tujuan sama dalam upaya meretas peruntungan di bisnis industri krea tif dengan menjadi komikus.
Usaha Papillon Studio cukup berhasil di awal perkembangan nya. Komik pertama berjudul Boneka Kematian dapat memi kat PT Elexmedia Komputindo (Kompas Gramedia Group) dan cukup mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Penerbit pun mencetak hingga 14.000 ek semplar. Dilanjutkan dengan membuat komik Serial Tokoh Nasional (STN) Diponegoro . Seiring berjalannya waktu kualitas produk komik Papillon semakin diakui. Beberapa pener bit luar negeri kemudian memberikan kepercayaan pada mereka untuk membuat komik. Sebut saja dari Amerika, Eropa, Asia, dan Afrika.
“Kami menerima deskripsi dan menerjemahkannya dalam bentuk gambar,” ujar Alfa Robi saat ditemui di Papillon Studio Jalan Tanjung 4 Klipang Alam Permai, Sendangmulyo, Semarang, belum lama ini. Siang itu di Papillon Studio, para tim terlihat sibuk di komputer masing-masing mengerjakan orderan yang datang dari klien di Afrika Selatan dan ilustrasi untuk pesanan dari Amerika. Untuk konsumsi di Indonesia, mereka sedang membuat komik petualangan memecahkan sebuah misteri.
“Setidaknya butuh waktu an tara lima hingga enam bulan dari awal pengerjaan sampai se lesai, tapi itu juga tergantung tingkat kerumitan,” papar Alfa Robi. Mereka biasanya menerima order dari pembuat cerita, kemudian mulai processing pembuatan sketsa karakter tokoh komiknya. Dari situ mulai pengerjaan gambar sketsa dan pewarnaan. Semuanya diker jakan oleh anggota tim di studio se suai dengan keahliannya masing-masing.
“Walaupun komiknya tidak beredar di sini, tapi lebih banyak diterbitkan di pasar luar negeri,” ucapnya. Dari 2002 sampai akhir 2014, komunitas ini kurang lebih sudah menghasilkan dan menerbitkan 68 komik. Temanya beragam, yakni horor, drama, action , superhero, dan lainnya, tergantung pesanan. “Karya kami justru digemari mereka yang tinggal di benua Ame rika, Eropa, Asia hingga Af ri ka. Hampir sekitar 70% (dibaca di luar negeri), sisanya dipasarkan di Indonesia,” ucapnya.
Menurut Alfa, perkembangan dunia komik di Indonesia juga semakin bagus. Dia optimistis komikus di In do nesia dapat berkembang karena banyak talenta yang mampu menerbitkan komik berkualitas. Penerbitnya mendukung dan pemerintahnya juga memberikan perhatian kepada pe la - ku industri kreatif. “Di Semarang sendiri ada (per kem bang - an), cuma industrinya belum seperti Bandung dan Jakarta,” ungkapnya.
Hanri menambahkan, kedepan Papillon Studio berencana ingin membuat komik yang bercerita mengenai sejarah Kota Semarang. Karena sebetulnya banyak yang bisa diangkat dari Kota ATLAS dan dijadikan cerita dalam komik. “Kami ingin cerita komik yang menarik supaya mem buat orang ingin membacanya,” ujarnya.l
M Abduh
Kota Semarang Kapolda: Elite Penguasa Perlu Teladani Guru
Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman (kiri) berjabat tangan dengan Kapolda Jateng Irjen Pol Noer Ali seusai menandatangani perpanjangan kerja sama antara Polda Jateng dan Unnes.
SEMARANG – Kapolda Jateng Irjen Pol Noer Ali berpendapat, para elite penguasa semestinya meneladani sikap para guru.
Dengan begitu, apa pun persoalan bangsa yang tengah dialami akan dapat diselesaikan dengan cara yang lebih baik.Menurutnya, di lingkungan profesi guru memiliki hal-hal yang patut dicontoh, seperti kebersamaan, kekeluargaan, dan rasa guyub. “Jika para elite guyub, rukun, rakyat akan ayem. Tapi jika pemimpin pada ontran-ontar, rakyatnya mau jadi apa? Ngurus negoro mbok yao sing guyub gitu (mengurus negara semestinya penuh kebersamaan gitu),” ujarnya di sela-sela kunjungannya ke Universitas Negeri Semarang (Unnes) untuk melakukan perpanjangan kerja sama antara Polda Jateng dan Unnes.
Berkaitan dengan kerja sama yang sudah terjalin dengan Unnes, pihaknya menyampaikan rasa terima kasih karena Unnes telah menularkan pengalaman panjangnya di dunia pendidikan kepada Polri. “Terutama dalam mengembangkan pembelajaran di Akpol. Unnes mengajari kami membuat pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan,” katanya. Sementara itu, Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman menyebutkan, kerja sama yang sudah terjalin antar kedua institusi tersebut sudah banyak menghasilkan banyak manfaat bagi keduanya.
“Apa yang menjadi keunggulan polda diberikan kepada Unnes dan sebaliknya, dari Unnes juga disebarkan di polda,” ucapnya. Pada kesempatan tersebut, Rektor Unnes dan Kapolda Jateng menanam bibit pohon di lingkungan kampus Unnes.
Susilo himawan
(ars)