43 KK di Taput Alami Gagal Panen Akibat Banjir
A
A
A
TARUTUNG - Sedikitnya 43 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Pangaribuan, Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara (Sumut) mengalami gagal panen akibat dilanda bencana banjir yang terjadi dalam sepekan terakhir.
Banjir yang menggenangi areal pertanian khususnya areal persawahan tersebut mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
Humas dan Keprotokolan Pemkab Taput, Donna Situmeang mengatakan bahwa dari hasil tinjauan Pemkab Taput di dua kabupaten tersebut menunjukkan bahwa kerusakan lahan di sejumlah areal pertanian dengan kondisi yang cukup parah.
Pihak Pemkab yang langsung dipimpin Bupati Taput Nikson Nababan telah melakukan pendataan dan upaya pemulihan lahan agar petani dapat bekerja kembali sebagaimana mestinya.
“Tinjauan yang dilakukan menunjukkan kerusakan yang cukup besar. Serta pihak Pemkab juga telah memberikan bantuan pangan sesuai kebutuhan masyarakat selama proses pemulihan lahan. Setidaknya untuk 14 hari kedepan,” ungkapnya, Selasa (17/2/2015) di Tarutung.
Penyebab terjadinya banjir tersebut diduga akibat curah hujan yang sangat tinggi, serta adanya kerusakan alam akibat aktivitas manusia.
Khususnya dalam penambangan pasir di sejumlah aliran sungai. Karena itu, pihak Pemkab Taput mengharapkan masyarakat semakin sadar lingkungan dan ekosistem agar masyarakat tidak mengalam dampak yang sama.
“Kalau untuk pemulihan lahan sudah dipersiapkan Pemkab Taput, dan kita berharap masyarakat nantinya juga lebih disiplin. Selain itu, Pemkab juga akan menurunkan sejumlah pihak terkait untuk percepatan pemulihan perekonomian warga. Kususnya bidang-bidang yang menangani pertanian dan kebencanaan,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Ketahanan Pangan (Ketapang) Taput, Sofyan Simanjuntak mengatakan bahwa pihaknya telah menurunkan sejumlah staf untuk pengiriman bantuan logistik.
Khususnya untuk kebutuhan 14 hari kedepan. Pihaknya menjamin kebutuhan pangan warga terpenuhi.
“Kita memberikan bantuan untuk 14 hari kedepan, dan bantuannya sesuai dengan kebutuhan perjiwa. Sehingga kita memastikan tidak aka nada kekurangan pangan,” jelasnya.
Banjir yang menggenangi areal pertanian khususnya areal persawahan tersebut mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
Humas dan Keprotokolan Pemkab Taput, Donna Situmeang mengatakan bahwa dari hasil tinjauan Pemkab Taput di dua kabupaten tersebut menunjukkan bahwa kerusakan lahan di sejumlah areal pertanian dengan kondisi yang cukup parah.
Pihak Pemkab yang langsung dipimpin Bupati Taput Nikson Nababan telah melakukan pendataan dan upaya pemulihan lahan agar petani dapat bekerja kembali sebagaimana mestinya.
“Tinjauan yang dilakukan menunjukkan kerusakan yang cukup besar. Serta pihak Pemkab juga telah memberikan bantuan pangan sesuai kebutuhan masyarakat selama proses pemulihan lahan. Setidaknya untuk 14 hari kedepan,” ungkapnya, Selasa (17/2/2015) di Tarutung.
Penyebab terjadinya banjir tersebut diduga akibat curah hujan yang sangat tinggi, serta adanya kerusakan alam akibat aktivitas manusia.
Khususnya dalam penambangan pasir di sejumlah aliran sungai. Karena itu, pihak Pemkab Taput mengharapkan masyarakat semakin sadar lingkungan dan ekosistem agar masyarakat tidak mengalam dampak yang sama.
“Kalau untuk pemulihan lahan sudah dipersiapkan Pemkab Taput, dan kita berharap masyarakat nantinya juga lebih disiplin. Selain itu, Pemkab juga akan menurunkan sejumlah pihak terkait untuk percepatan pemulihan perekonomian warga. Kususnya bidang-bidang yang menangani pertanian dan kebencanaan,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Ketahanan Pangan (Ketapang) Taput, Sofyan Simanjuntak mengatakan bahwa pihaknya telah menurunkan sejumlah staf untuk pengiriman bantuan logistik.
Khususnya untuk kebutuhan 14 hari kedepan. Pihaknya menjamin kebutuhan pangan warga terpenuhi.
“Kita memberikan bantuan untuk 14 hari kedepan, dan bantuannya sesuai dengan kebutuhan perjiwa. Sehingga kita memastikan tidak aka nada kekurangan pangan,” jelasnya.
(sms)