Lagi, Korban Leptospirosis Meninggal

Selasa, 17 Februari 2015 - 12:05 WIB
Lagi, Korban Leptospirosis Meninggal
Lagi, Korban Leptospirosis Meninggal
A A A
BANTUL - Leptospirosis kembali memakan korban, kali ini warga Kecamatan Srandakan harus meregang nyawa akibat penyakit ini. Sebelumnya, seorang warga Kecamatan Sewon yang meninggal karena penyakit yang disebabkan kencing tikus tersebut.

Kepala Bidang Pelayanan Ru - mah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati, Attobari membenarkan perihal meninggalnya seorang pasien yang diduga menderita penyakit leptospirosis di rumah sakitnya. Pasien asal Kecamatan Sran dakan tersebut meninggal du nia Minggu (15/2), dugaan se mentara memang karena leptospirosis.

“Minggu kema rin ada yang meninggal, dugaan se - mentara leptospirosis. Akan te - tapi tepatnya apa, masih koordinasi,” tutur Attobari, ke marin. Attobari mengungkapkan, korban datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi shock septicatau kondisi sudah parah. Dike tahui, korban mengalami shock karena infeksi yang sudah me nyebar ke tubuhnya.

Namun, kapan tepatnya pasien ter sebut masuk, Attobari mengaku be lum mengetahui secara pasti. Attobari mengungkapkan, bia sanya pasien leptospirosis yang datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan agak parah atau bisa dikatakan sudah terlambat. Sehingga, nyawa pasien ti dak bisa terselamatkan meski pihak rumah sakit sudah ber - usa ha keras menanganinya.

“Pa sien ini diduga meninggal ka rena leptospirosis setelah me lihat ada kemiripan gejala de ngan penyakit yang disebabkan bakteri Leptospira pada ken cing tikus tersebut. Akan tetapi tepatnya, memang harus menunggu observasi,”ungkapnya. Sepanjang Januari hingga Februari, pihaknya menerima pasien leptospirosis. Sebanyak enam pasien leptospirosis yang dirawat di RSUD. Menurut Attobari, ini merupakan kali pertama di 2015, RSUD menangani pasien yang meninggal d u nia dengan dugaan leptospirosis.

Kepala Bidang Penang gulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Pramudi menyatakan, pasien yang meninggal ter sebut diduga karena lepto - spirosis. Akan tetapi untuk dapat memastikan, tim dari lembaganya akan melakukan audit un tuk menegakan diagnosa atas kematian warga Srandakan tersebut. “Kecamatan Sedayu dan Jetis merupakan daerah endemik leptospirosis. Yang endemik biasanya daerah yang dekat dengan aliran sungai," katanya.

Sepanjang Januari hingga No vember 2014, tercatat 74 kasus leptospirosis dengan enam ke matian. Kasus kematian akibat leptospirosis juga ditemu kan pada 2012 sebanyak satu korban jiwa dari total 48 kejadian.

Erfanto linangkung
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5995 seconds (0.1#10.140)