Pedagang Keluhkan Pasar Darurat Sempit
A
A
A
BATANG - Sejumlah pedagang Pasar Batang mengeluhkan sempitnya petak pada pasar darurat yang dibangun di selatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kelurahan Kalisari.
Ukuran tiap petak pada pasar darurat hanya separuh dari petak yang mereka tempati di Pasar Batang. “Ukuran los di Pasar Batang 2x 3 meter, sedangkan di sini (pasar darurat) hanya 2 x 1,5 meter. Jadi terlalu sempit,” ujar pedagang pakaian, Siti, 38. Hal senada dikatakan pedagang pakaian lainnya, Dwi, 32. Ukuran lapak tersebut dinilainya terlalu kecil. “Khawatirnya tidak cukup untuk menampung barang-barang,” katanya.
Selain itu, Dwi juga khawatir dengan keamanan barang-barang dagangannya. Lokasinya yang terbuka membuat pasar darurat rawan pencurian. “Kalau bisa penjagaannya ditambah sebab lokasinya di sini terbuka. Khawatirnya kalau ada yang hilang karena di Pasar Batang yang tertutup saja kadang juga ada yang hilang,” ungkapnya. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Batang Jamal Abdul Naser mengakui banyak pedagang yang protes terkait luasan pasar sementara tersebut.
“Ini kan pasar sementara saja, kami minta pedagang sabar menunggu sampai renovasi Pasar Batang selesai,” ucapnya saat pembagian undian lapak pasar sementara kemarin. Selain itu, pengundian zonasi lapak pedagang molor dari jadwal semula yakni Januari 2015. Itu karena pihaknya harus mempersiapkan semua lapak untuk para pedagang tersebut. “Pengundian kami lakukan secara bertahap pada hari Senin (16/2)-Sabtu (21/2). Rata-rata pedagang yang ikut pengundian ini sekitar 300 orang per hari. Total ada 2.039 pedagang,” ucapnya.
Sejumlah fasilitas yang ada masih mengalami kerusakan, antara lain lantai menara air timur yang ambrol, lahan parkir ambles sekitar 7 meter, dan sejumlah fondasi kios retak. “Sejumlah kerusakan sudah kami inventarisir, dan sudah kami sampaikan kepada dinas terkait agar segera diperbaiki. Selain itu, 6 bulan ke depan pasar sementara ini masih dalam tahap pemeliharaan pihak kontraktor,” papar Jamal.
Kasi Pendaftaran Pendataan dan Retribusi Pasar Wenny Arysusanti menerangkan ada tiga jenis tempat berjualan yang akan diberikan kepada para pedagang, yakni kios, los, dan plataran .
“Jumlah kios ada 130 unit, los ada 1.242 petak, dan sisanya plataran ada 667. Tapi memang luasannya lebih kecil dibandingkan Pasar Batang yang sebelumnya. Memang dikomplain, namun kami harus bagi secara proporsional,” ucapnya.
Ukuran kios hanya 3 x 3 meter, los 2 x 1,5 meter, dan pelataran 1,5 meter persegi. Pihaknya mengaku mendahulukan pedagang yang memegang kartu resmi. “Sedangkan pembagiannya sesuai zonasi barang. Rencananya pasar sementara ini akan resmi digunakan para pedagang mulai 26 Maret 2015,” ujar Wenny.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pasar Batang yang terbakar segera diperbaiki. Anggaran perbaikan pasar Batang tersebut mencapai Rp85 miliar melalui APBD Kabupaten Batang.
Prahayuda febrianto
Ukuran tiap petak pada pasar darurat hanya separuh dari petak yang mereka tempati di Pasar Batang. “Ukuran los di Pasar Batang 2x 3 meter, sedangkan di sini (pasar darurat) hanya 2 x 1,5 meter. Jadi terlalu sempit,” ujar pedagang pakaian, Siti, 38. Hal senada dikatakan pedagang pakaian lainnya, Dwi, 32. Ukuran lapak tersebut dinilainya terlalu kecil. “Khawatirnya tidak cukup untuk menampung barang-barang,” katanya.
Selain itu, Dwi juga khawatir dengan keamanan barang-barang dagangannya. Lokasinya yang terbuka membuat pasar darurat rawan pencurian. “Kalau bisa penjagaannya ditambah sebab lokasinya di sini terbuka. Khawatirnya kalau ada yang hilang karena di Pasar Batang yang tertutup saja kadang juga ada yang hilang,” ungkapnya. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Batang Jamal Abdul Naser mengakui banyak pedagang yang protes terkait luasan pasar sementara tersebut.
“Ini kan pasar sementara saja, kami minta pedagang sabar menunggu sampai renovasi Pasar Batang selesai,” ucapnya saat pembagian undian lapak pasar sementara kemarin. Selain itu, pengundian zonasi lapak pedagang molor dari jadwal semula yakni Januari 2015. Itu karena pihaknya harus mempersiapkan semua lapak untuk para pedagang tersebut. “Pengundian kami lakukan secara bertahap pada hari Senin (16/2)-Sabtu (21/2). Rata-rata pedagang yang ikut pengundian ini sekitar 300 orang per hari. Total ada 2.039 pedagang,” ucapnya.
Sejumlah fasilitas yang ada masih mengalami kerusakan, antara lain lantai menara air timur yang ambrol, lahan parkir ambles sekitar 7 meter, dan sejumlah fondasi kios retak. “Sejumlah kerusakan sudah kami inventarisir, dan sudah kami sampaikan kepada dinas terkait agar segera diperbaiki. Selain itu, 6 bulan ke depan pasar sementara ini masih dalam tahap pemeliharaan pihak kontraktor,” papar Jamal.
Kasi Pendaftaran Pendataan dan Retribusi Pasar Wenny Arysusanti menerangkan ada tiga jenis tempat berjualan yang akan diberikan kepada para pedagang, yakni kios, los, dan plataran .
“Jumlah kios ada 130 unit, los ada 1.242 petak, dan sisanya plataran ada 667. Tapi memang luasannya lebih kecil dibandingkan Pasar Batang yang sebelumnya. Memang dikomplain, namun kami harus bagi secara proporsional,” ucapnya.
Ukuran kios hanya 3 x 3 meter, los 2 x 1,5 meter, dan pelataran 1,5 meter persegi. Pihaknya mengaku mendahulukan pedagang yang memegang kartu resmi. “Sedangkan pembagiannya sesuai zonasi barang. Rencananya pasar sementara ini akan resmi digunakan para pedagang mulai 26 Maret 2015,” ujar Wenny.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pasar Batang yang terbakar segera diperbaiki. Anggaran perbaikan pasar Batang tersebut mencapai Rp85 miliar melalui APBD Kabupaten Batang.
Prahayuda febrianto
(ars)