Bencana Longsor Masih Mengancam
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Hujan disertai angin kencang dan tanah longsor di wilayah Gunungkidul masih mengancam warga. Dua hari terakhir, beberapa kecamatan di kawasan tersebut seperti Playen dan Wonosari masih dilanda longsor dan angin ribut.
Akhir pekan lalu, di Kecamatan Playen mengalami hujan deras disertai angin kencang dan petir setelah sebelumnya memorakporandakan beberapa wilayah di Kecamatan Wonosari. Namun, sampai kemarin belum ada laporan korban jiwa. Termasuk mengenai pohon tumbang akibat angin yang cukup kencang disertai kilatan petir tersebut. "Anginnya kencang dan disertai petir, instalasi listrik rumah saya jadi korsleting dan beberapa lampu listrik putus," tutur Muhadi warga Dusun Tumpak, Ngawu, Playen.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Budhi Harjomengakui, saat inipotensicuaca buruk masih sangat besar. Untuk itu, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan. “Potensi hujanmasihtinggi, begitujugaangin kencang. Salah satu langkah terbaik masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Ini penting, karena bencana akan datang kapan saja dan di mana saja,” katanya.
Untuk menghindari korban lebih besar akibat angin kencang, dia meminta pohon yang berada di pinggir rumah untuk ditebang atau dipangkas dahan dan rantingnya. Pengalaman di Wonosari, banyaknya korban rumah rusak karena tertimpa pohon yang ambruk didekat rumah.“ Nah, pohon tersebut juga banyak dahannya, jadi akarnya tidak kuat. Untuk itu perlu dipangkas bagian rantingnya," ujar dia.
Selain angin kencang, wargadi zona utara juga diminta tetap waspada. Hujan deras yang masih potensi besar terjadi menjadi ancaman tersendiri bagi warga di lereng bukit. “Masyarakat di wilayah rawan longsor seperti Gedangsari, Patuk, Semin, Ponjong, Ngawen, Nglipar patut waspada," katanya.
Sementara, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG) Yogyakarta juga memprediksi potensi angin kencang serta petir. Semua informasi juga sudah dikirimkan ke beberapa lembaga berkompeten seperti BPBD dan SAR. Staf Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Indah Retno Wulan mengungkapkan, hujan disertai angin kencang yang terjadi saat ini lantaran terjadi perubahan angin di selatan Pulau Jawa dan timur laut Australia.
Angin bertiup di atas kecepatan rata-rata, yakni 15 knot hingga 40 knot atau kecepatan mencapai 30–40 km/- jam. “Kondisi tersebut diprediksi akan terjadi hingga tiga hari ke depan, maka dari itu warga diimbau tetap waspada dan tidak berada di sekitar pohon besar ketika terjadi hujan yang disertai angin," katanya. Diakuinya, peningkatan kecepatan angin memang bisa membuat pohon tumbang atau merusak baliho dan bangunan yang lainnya.
13 KK di Zona Merah Akan Direlokasi
Sebanyak 3.000 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Bantul tinggal di zona merah rawan bencana tanah longsor. Tahun ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul berencana merelokasi 13 KK yang berada di dua desa. Jika tidak direlokasi, keselamatan beserta harta benda mereka akan terancam longsor terutama ketika musim penghujan seperti sekarang ini.
Pelaksana Harian Kepala BPBD Kabupaten Bantul Dwi Daryanto mengungkapkan, tahun ini pihaknya berencana merelokasi 13 KK masing-masing tujuh KK Dusun Giriloyo, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri dan sisanya sebanyak enam KK berasal dari Dusun Bojong, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret. Sebanyak tujuh KK di Giriloyo terpaksa direlokasi karena tanah yang mereka tempati saat ini sudah ambles. “Kalau yang Wonolelo, kondisinya serupa,” tuturnya, kemarin.
Dwi mengatakan, ketiga belas KK direlokasi dan akan ditempatkan ke tanah kas milik pemerintah desa setempat. Untuk pembangunanrumahdiDesaWukirsari, tujuh KK tersebutakanmendapat bantuan dari Pemkab Bantul. Sementara enam KK di Dusun Bojong akan dibangunkan melalui dana yang diperolehdari BPBDDIY.
Tahun ini, BPBD Bantul hanya menganggarkan relokasi untuk tujuh KK. Sisanya, pemkab memintabantuandari BPBDDIY. Jumlah relokasi tujuh KK tersebut lebih kecil dibanding relokasi warga terancam longsor tahun sebelumnya. Tahun lalu, Pemkab Bantul berhasil merelokasi sebanyak 10 KK yang berada di Kecamatan Imogiri dan Pundong.
“Masing-masing KK dapat bantuan Rp17,5 juta. Bantuan yang diberikan bukan dalam bentuk uang tunai tetapi bentuknya material bangunan seperti batubata, semen, besi, dan material lainnya,” ujarnya.
Suharjono/ Erfanto linangkung
Akhir pekan lalu, di Kecamatan Playen mengalami hujan deras disertai angin kencang dan petir setelah sebelumnya memorakporandakan beberapa wilayah di Kecamatan Wonosari. Namun, sampai kemarin belum ada laporan korban jiwa. Termasuk mengenai pohon tumbang akibat angin yang cukup kencang disertai kilatan petir tersebut. "Anginnya kencang dan disertai petir, instalasi listrik rumah saya jadi korsleting dan beberapa lampu listrik putus," tutur Muhadi warga Dusun Tumpak, Ngawu, Playen.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Budhi Harjomengakui, saat inipotensicuaca buruk masih sangat besar. Untuk itu, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan. “Potensi hujanmasihtinggi, begitujugaangin kencang. Salah satu langkah terbaik masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Ini penting, karena bencana akan datang kapan saja dan di mana saja,” katanya.
Untuk menghindari korban lebih besar akibat angin kencang, dia meminta pohon yang berada di pinggir rumah untuk ditebang atau dipangkas dahan dan rantingnya. Pengalaman di Wonosari, banyaknya korban rumah rusak karena tertimpa pohon yang ambruk didekat rumah.“ Nah, pohon tersebut juga banyak dahannya, jadi akarnya tidak kuat. Untuk itu perlu dipangkas bagian rantingnya," ujar dia.
Selain angin kencang, wargadi zona utara juga diminta tetap waspada. Hujan deras yang masih potensi besar terjadi menjadi ancaman tersendiri bagi warga di lereng bukit. “Masyarakat di wilayah rawan longsor seperti Gedangsari, Patuk, Semin, Ponjong, Ngawen, Nglipar patut waspada," katanya.
Sementara, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG) Yogyakarta juga memprediksi potensi angin kencang serta petir. Semua informasi juga sudah dikirimkan ke beberapa lembaga berkompeten seperti BPBD dan SAR. Staf Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Indah Retno Wulan mengungkapkan, hujan disertai angin kencang yang terjadi saat ini lantaran terjadi perubahan angin di selatan Pulau Jawa dan timur laut Australia.
Angin bertiup di atas kecepatan rata-rata, yakni 15 knot hingga 40 knot atau kecepatan mencapai 30–40 km/- jam. “Kondisi tersebut diprediksi akan terjadi hingga tiga hari ke depan, maka dari itu warga diimbau tetap waspada dan tidak berada di sekitar pohon besar ketika terjadi hujan yang disertai angin," katanya. Diakuinya, peningkatan kecepatan angin memang bisa membuat pohon tumbang atau merusak baliho dan bangunan yang lainnya.
13 KK di Zona Merah Akan Direlokasi
Sebanyak 3.000 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Bantul tinggal di zona merah rawan bencana tanah longsor. Tahun ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul berencana merelokasi 13 KK yang berada di dua desa. Jika tidak direlokasi, keselamatan beserta harta benda mereka akan terancam longsor terutama ketika musim penghujan seperti sekarang ini.
Pelaksana Harian Kepala BPBD Kabupaten Bantul Dwi Daryanto mengungkapkan, tahun ini pihaknya berencana merelokasi 13 KK masing-masing tujuh KK Dusun Giriloyo, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri dan sisanya sebanyak enam KK berasal dari Dusun Bojong, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret. Sebanyak tujuh KK di Giriloyo terpaksa direlokasi karena tanah yang mereka tempati saat ini sudah ambles. “Kalau yang Wonolelo, kondisinya serupa,” tuturnya, kemarin.
Dwi mengatakan, ketiga belas KK direlokasi dan akan ditempatkan ke tanah kas milik pemerintah desa setempat. Untuk pembangunanrumahdiDesaWukirsari, tujuh KK tersebutakanmendapat bantuan dari Pemkab Bantul. Sementara enam KK di Dusun Bojong akan dibangunkan melalui dana yang diperolehdari BPBDDIY.
Tahun ini, BPBD Bantul hanya menganggarkan relokasi untuk tujuh KK. Sisanya, pemkab memintabantuandari BPBDDIY. Jumlah relokasi tujuh KK tersebut lebih kecil dibanding relokasi warga terancam longsor tahun sebelumnya. Tahun lalu, Pemkab Bantul berhasil merelokasi sebanyak 10 KK yang berada di Kecamatan Imogiri dan Pundong.
“Masing-masing KK dapat bantuan Rp17,5 juta. Bantuan yang diberikan bukan dalam bentuk uang tunai tetapi bentuknya material bangunan seperti batubata, semen, besi, dan material lainnya,” ujarnya.
Suharjono/ Erfanto linangkung
(ftr)