Berbeda Latar Belakang,tapi Satu Tujuan
![Berbeda Latar Belakang,tapi...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2015/02/15/151/964628/berbeda-latar-belakang-tapi-satu-tujuan-v33-thumb.jpg)
Berbeda Latar Belakang,tapi Satu Tujuan
A
A
A
PALEMBANG - Berawal dari kepedulian terhadap kegiatan sosial, membuat mereka bersatu dan membentuk Komunitas Peduli Anak Yatim (KPAY) Kota Palembang pada penghujung tahun 2010. Lantas, bagaimana kiprah mereka.
KPAY Kota Palembang merupakan perkumpulan orang dari berbagai kalangan dan latar belakang, tapi memiliki kesamaan yakni peduli terhadap anak yatim. Komunitas yang digagas di Kota Palembang ini tidak orientasi pada keuntungan untuk mendapatkan hasil berupa materi.
Justru rasa kepedulian terhadap kegiatan sosial yang mengkhususkan bagi anak yatim. Kegiatan pertama yang pernah dilakukan yakni “Tebar Senyum, PeduliAnak Yatim” dengan menggelar lombamewarnai yang dicetuskan Suti Herni,atau yang akrab disapa Bunda Suti.
Adapun yang memprakarsai terbentuknya KPAY, yaitu Suti Herni,Fadly Barito, Robby Syazili, Nangkok Silalahi, Isthiqomah dan Dedi Mardiyansyah. Bunda Suti menuturkan,perhatian yang diberikan pemerintah kepada anak yatim saat ini berupa bantuan yang hanya bisa disalurkan pada sejumlah yayasan sosial dan terdaftar dipemerintah.
KPAY, jelas dia, mengambil peran mendata ulang anak-anak yatim yang tidak terdaftar pada yayasan sosial, atau belum tersentuh pemerintah, baikberupa bantuan barang maupun moral.“KPAY hadir di tengah masyarakat,khususnya Kota Palembang dengan tujuan menceriakan, berbagi serta mengupayakan kebutuhan anak yatim,baik berupa bantuan fisik ataupunmoril,” ujarnya.
Walau demikian, ia mengakui, dengan keterbatasannya KPAY belum sepenuhnya mengakomodir serta merawat anak yatim yang membutuhkan uluran tangan. Sebagai organisasi berupa komunitas, bukan berupa yayasan atau panti kemampuan KAPY terbatas.
Apalagi keanggotaan KPAY tidak mengikat.“Yang dilakukan KPAY, hanya memonitor kegiatan pendidikan di sekolah dan memberikan tambahan pendidikan diluar sekolah atau pendidikan formal,”tuturnya. Ke depan, diaingin KPAY merapikan sistem kerja seperti layaknya sebuah komunitas terstruktur.
Mulai dari melegalkan nama hingga pelaporan seluruh kegiatan atau agenda yang akan dilakukan. Pihaknya juga sangat membuka peluang bagisiapa saja yang ingin bergabung dalam KPAY, baik sebagai donatur ataupun relawan.
“Kami berusaha membentuk karakter anak yatim yang mandiri, bukan dengan memanjakan mereka sehingga hanya menjadi mental peminta atau berharap terus diberi secara rutin.Itulah tujuan kami,” jelasnya.
Ketua Humas KPAY, Hendi Aprian Lesmana menuturkan, sistem kerjayang dilakukan komunitas ini yakni membentuk beberapa kelompok berdasarkan tempat tinggal anggota.Setiap anggota ditugasi mencari data anak-anak yatim di sekitar tempat tinggal mereka yang membutuhkan perhatian.
Adapun kriteria yang dipantau KPAY adalah anak yatim yang tidak mampu secara ekonomi dan berstatus pelajar.“Kami mendata mereka dengan langsung mendatangi tempat tinggalnya (door to door). Awalnya, kami menghimpun sebanyak 200 anak yatim yang kami datangi satu per satu untuk diberikan bantuan.
Untuk mempermudah kerja kawan-kawan diKPAY, maka dilakukan pembagian tugasyaitu mengakomodir anak yatim dimana mereka (anggota) tinggal di Bukit Baru,Plaju, Kertapati, Tanjung Api-Api dandaerah lain,” imbuhnya.
Selain kepedulian terhadap anak yatim, kata dia, pihaknya juga melakukan kegiatan kegiatan bakti sosial seperti menolong korban musibah kebakaran,korban banjir, gerakan 1.000 pasang sandal jepit untuk masjid, serta kegiatan sosial di Bulan Suci Ramadan, serta hari besar umat Islam.
Ibrahim arsyad
KPAY Kota Palembang merupakan perkumpulan orang dari berbagai kalangan dan latar belakang, tapi memiliki kesamaan yakni peduli terhadap anak yatim. Komunitas yang digagas di Kota Palembang ini tidak orientasi pada keuntungan untuk mendapatkan hasil berupa materi.
Justru rasa kepedulian terhadap kegiatan sosial yang mengkhususkan bagi anak yatim. Kegiatan pertama yang pernah dilakukan yakni “Tebar Senyum, PeduliAnak Yatim” dengan menggelar lombamewarnai yang dicetuskan Suti Herni,atau yang akrab disapa Bunda Suti.
Adapun yang memprakarsai terbentuknya KPAY, yaitu Suti Herni,Fadly Barito, Robby Syazili, Nangkok Silalahi, Isthiqomah dan Dedi Mardiyansyah. Bunda Suti menuturkan,perhatian yang diberikan pemerintah kepada anak yatim saat ini berupa bantuan yang hanya bisa disalurkan pada sejumlah yayasan sosial dan terdaftar dipemerintah.
KPAY, jelas dia, mengambil peran mendata ulang anak-anak yatim yang tidak terdaftar pada yayasan sosial, atau belum tersentuh pemerintah, baikberupa bantuan barang maupun moral.“KPAY hadir di tengah masyarakat,khususnya Kota Palembang dengan tujuan menceriakan, berbagi serta mengupayakan kebutuhan anak yatim,baik berupa bantuan fisik ataupunmoril,” ujarnya.
Walau demikian, ia mengakui, dengan keterbatasannya KPAY belum sepenuhnya mengakomodir serta merawat anak yatim yang membutuhkan uluran tangan. Sebagai organisasi berupa komunitas, bukan berupa yayasan atau panti kemampuan KAPY terbatas.
Apalagi keanggotaan KPAY tidak mengikat.“Yang dilakukan KPAY, hanya memonitor kegiatan pendidikan di sekolah dan memberikan tambahan pendidikan diluar sekolah atau pendidikan formal,”tuturnya. Ke depan, diaingin KPAY merapikan sistem kerja seperti layaknya sebuah komunitas terstruktur.
Mulai dari melegalkan nama hingga pelaporan seluruh kegiatan atau agenda yang akan dilakukan. Pihaknya juga sangat membuka peluang bagisiapa saja yang ingin bergabung dalam KPAY, baik sebagai donatur ataupun relawan.
“Kami berusaha membentuk karakter anak yatim yang mandiri, bukan dengan memanjakan mereka sehingga hanya menjadi mental peminta atau berharap terus diberi secara rutin.Itulah tujuan kami,” jelasnya.
Ketua Humas KPAY, Hendi Aprian Lesmana menuturkan, sistem kerjayang dilakukan komunitas ini yakni membentuk beberapa kelompok berdasarkan tempat tinggal anggota.Setiap anggota ditugasi mencari data anak-anak yatim di sekitar tempat tinggal mereka yang membutuhkan perhatian.
Adapun kriteria yang dipantau KPAY adalah anak yatim yang tidak mampu secara ekonomi dan berstatus pelajar.“Kami mendata mereka dengan langsung mendatangi tempat tinggalnya (door to door). Awalnya, kami menghimpun sebanyak 200 anak yatim yang kami datangi satu per satu untuk diberikan bantuan.
Untuk mempermudah kerja kawan-kawan diKPAY, maka dilakukan pembagian tugasyaitu mengakomodir anak yatim dimana mereka (anggota) tinggal di Bukit Baru,Plaju, Kertapati, Tanjung Api-Api dandaerah lain,” imbuhnya.
Selain kepedulian terhadap anak yatim, kata dia, pihaknya juga melakukan kegiatan kegiatan bakti sosial seperti menolong korban musibah kebakaran,korban banjir, gerakan 1.000 pasang sandal jepit untuk masjid, serta kegiatan sosial di Bulan Suci Ramadan, serta hari besar umat Islam.
Ibrahim arsyad
(bhr)