Ingin Mengukir Prestasi di Ajang PON

Minggu, 15 Februari 2015 - 11:27 WIB
Ingin Mengukir Prestasi di Ajang PON
Ingin Mengukir Prestasi di Ajang PON
A A A
MEDAN - Memiliki paras cantik tidak menjadi alasan bagi Novida untuk mendalami olahraga tinju. Baginya yang terpenting, bagaimana bisa mengukir prestasi.

Novida yang memiliki kulit putih dan wajah cantik rela wajahnya menjadi sasaran pukulan lawan. Namun, bukan berarti pula ia memberikan keleluasaan lawannya membombardir pukulan ke wajahnya. “Terpenting bagi seorang atlet adalah mencetak prestasi.

Bagi petinju, berusaha sekuat tenaga mengalahkan lawan di atas ring,” ucapnya. Sepak terjang wanita berusia 17 tahun ini bisa dibilang masih seumur jagung. Novida mulai menggeluti dunia tinju sejak Juli 2013 lalu.

Olahraga full contact ini begitu melekat dalam dirinya. Memang dunia tinju tak asing baginya. Saat masih kecil, tinju menjadi pembicaraan seharihari di rumah. Apalagi saat duduk di bangku sekolah menengah pertama, adik kandung petinju wanita Sumatera Utara, Nurmala Deli ini mulai mengenal dan menggunakan sarung tinju untuk berlatih.

Hal ini pula yang menjadikan temantemannya enggan “berurusan” dengan dirinya. “Ya, memang karena tinju ini banyak pengalaman dan pelajaran yang saya dapat. Terutama untuk diri saya sendiri, mudah-mudahan saya bisa menjaga diri,” kata Novida.

Perlahan tapi pasti, anak asuh Sadarmawati Simbolon ini mulai menampakkan bakat yang dimiliki dan membuat Novida masuk dalam program pembinaan atlet KONI Medan. Prestasi terbarunya, Novida mempersembahkan medali perunggu kelas terbang 51 kilogram bagi kontingen Medan di ajang Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Utara (Porprovsu) 2014 lalu.

Anak pasangan M Akhat dan Zuriah ini menuturkan, untuk meraih prestasi bukanlah hal yang mudah. Apalagi banyak lawan-lawan dari daerah lainnya yang mempunyai ambisi sama, yakni menganvaskan lawan. Berlatih, disiplin diri, dan semangat menjadi kunci sukses bagi seorang atlet.

“Puncak bagi seorang atlet tentunya ingin memberikan yang terbaik bagi Kota Medan. Apalagi prestasi yang diraih atlet merupakan idaman yang telah dinantikan sebagai pembuktian diri saat latihan adalah mendapat medali emas saat bertanding di atas ring,” tandasnya.

Kini wanita kelahiran Medan ini mempersiapkan dirinya ambil bagian di kualifikasi Pra-PON 2015. Raihan sang kakak yang berhasil mempersembahkan medali emas bagi kontingen Sumut di ajang PON XIV/2012 Riau lalu menjadi motivasi tersendiri untuk mengalahkan rekor tersebut.

Motivasi tersebut ditanamkannya dan tak ingin prestasi sang kakak membayangi dirinya. “Saya harus membuktikan diri sebagai petinju andalan yang dapat mengandaskan lawan di ring. Untuk pembuktian itu, tentunya harus dibarengi dengan doa serta latihan yang teratur,” kata anak ke-8 dari 9 bersaudara ini.

Dia menanamkan asa optimistis setiap menghadapi pertandingan. Menurutnya, hal ini penting sebagai modal utama bagi seorang petinju. Wacana program Pemko Medan yang menjadikan kota ini sebagai Kota Atlet 2016 pun, disambutnya baik.

Hal ini menjadi kesempatan bagi para atlet untuk tampil lebih baik lagi. “Sebagai atlet harus optimistis untuk memenangkan pertandingan, namun jangan takabur.

Prestasi yang diraih tentunya membuat kepuasan bagi diri sendiri dan menjadi torehan prestasi serta motivasi untuk pertandingan berikutnya. Apalagi, 2016 nantinya, Pemko Medan ingin mewujudkan Medan sebagai kota atlet, tentusaya harus siapkan diri,” pungkasnya.

Haris Dasril
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3677 seconds (0.1#10.140)