Museum KAA Terus Bersolek

Minggu, 15 Februari 2015 - 10:39 WIB
Museum KAA Terus Bersolek
Museum KAA Terus Bersolek
A A A
BANDUNG - Pengelola Museum Konferensi Asia-Afrika (MKAA), Jalan Asia Afrika terus bersolek sebagai bentuk persiapan peringatan ke-60 KAA pada 24 April mendatang. Persiapan matang dilakukan untuk memberikan kenyamanan bagi para tamu negara yang hadir pada peringatan nanti.

“Persiapannya seperti pengecatan, pemolesan lantai, dan perbaikan beberapa bagian. Kalau renovasi besar-besaran belum perlu saya kira. Bangunan ini masih sangat kokoh,” kata Kepala MKAA Thomas Siregar kepada wartawan kemarin.

Dia menyebutkan, para kepala negara yang hadir nanti akan melakukan historical walk dari Hotel Savoy Homann ke Gedung Merdeka. Tidak menutup kemungkinkan nanti ada jadwal khusus bagi para tamu untuk berkeliling museum. Untuk melihat bukti sejarah, bagaimana dokumentasi saat-saat sidang, acara yang ada dalam konferensi pada 1955 lalu.

“Bentuk acaranya seperti apa, merupakan kewenangan panitia pusat di Jakarta. Ter masuk undangan dan siapa saja yang sudah confirm kehadiran. Ada acara yang sifatnya formal seperti sidang, konferensi yang meli batkan 109 negara.

Sidangnya di Jakarta 19-23 April 2015. Ada tingkat pejabat tinggi (se nior official meeting), menteri (ministerial meeting), dan kepala negara (summit meeting),” tutur dia. Di Kota Bandung, ungkap Tho mas, selain acara comemoracy atau perayaannya pada 24 April, juga rencananya akan ada pidato dari Presiden RI, perwakilan dari negara Asia-Af rika, dan penandatanganan ha sil sidang.

Di samping kegiatan formal, pihak museum dengan Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung bekerja sama dalam menyelenggarakan acara-acara seperti karnaval Asia-Afrika, pemecahan rekor angklung yang dimainkan oleh 2.000 orang, Asian African Student Con fe - rence, kegiatan tradisi, sosial, pendidikan, dan lingkungan.

“Warga Bandung dilibatkan dan dirangkul agar tidak ada kesan mereka hanya menjadi penonton. Bandung 60 tahun lalu disebut oleh Perdana Menteri India sebagai ibu kota Asia- Afrika tak bisa cukup berdiam diri. Perlu langkah guna menguatkan kesiapan, apakah sudah melangkah ke sana.

KAA bu kan sekadar peringatan sejarah, tetapi lebih kepada pemberdayaan potensi yang kita punya,” ungkap Thomas. Rencananya, akan ada banyak bendera negara peserta KAA yang dipasang menjelang puncak acara. Di jalan-jalan protokol seperti Asia-Afrika atau yang menuju Bandara Husein Sastranegara agar memberikan kesan kepada dunia, Kota Ban dung siap menyambut peringatan 60 tahun KAA.

“Kita mesti bangga jadi pusat perhatian dunia. Peringatan ke- 60 KAA harus menjadi milik kita, tidak jadi milik orang lain. Kita tunjukkan pada dunia bagaimana antusiasme warga Bandung dalam menjaga ke bersihan dan ketertiban pada konferensi tahun1955. Bahkan sam pah sampai dimasukkan ke saku atau tanpa disuruh polisi mereka berjajar rapi menyambut tamu dari luar negeri.

Mengapa tidak kita memperlihatkan itu agar tetap masuk dalam ingatan dalam benak bangsa,” ujar dia. Disinggung mengenai tema khusus untuk peringatan ke-60 KAA, Thomas mengaku belum ada keterangan resmi.

Hanya saja, dia mendengar bahwa tema yang diusung pada peringatan KAA tahun ini adalah, advancing south-south corpora tion (memajukan kerja sama selatan-selatan). Tema ini dianggap sangat relevan dengan kon disi negara-negara Asia-Afrika saat ini.

“KAA diharapkan bisa menjadi inisiatif untuk bersama mempromosikan kembali agar kerja sama terus berlangsung dan menguntungkan semua pihak,” kata dia.


Fauzan
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3953 seconds (0.1#10.140)