Gara-gara Bunga Bangkai Ini Tahura Jadi Ramai
A
A
A
KOTA BANDUNG - Tingginya 2 meter dan kelopak bunganya masih kuncup dengan dasar berwarna hijau muda. Ketika mekar beberapa hari lagi, bunga akan mengeluarkan bau busuk.
Sungguh suatu gambaran yang sangat tidak menarik untuk ukuran sebuah kembang. Tapi jangan salah, bunga bernama latin amorphophallus titanum itu nyatanya mampu menyedot pengunjung Taman Hutan Rakyat Ir. H Djuanda.
Rupanya bau busuk dari bunga bangkai ini tidak hanya menyedot serangga untuk datang tapi juga manusia. Jika setiap akhir pekan jumlah pengujung Tahura hanya 500 orang, kini setelah tumbuh bunga bangkai jumlahnya meningkat sampai empat kali lipat.
“Jika paling banyak waktu weekend Sabtu- Minggu pengunjung hanya 500 orang, namun sekarang bisa sampai 1.000-2.000 orang per hari, termasuk dari luar kota,” ujar Kepala Balai Pengelolaan Tahura Ir.H. Djuanda Imam Santoso kepada KORAN SINDO kemarin.
Bunga bangkai itu memang menjadi koleksi Tahura. Oleh pihak pengelola, di keempat sisinya dipagari besi agar pengunjung tidak sem barang menyentuh kelopak bunga. Menurut Imam, bunga bangkai raksasa ini mulai tumbuh sejak 26 Januari lalu.
Saat awal tumbuh bentuknya masih kuncup. Namun seiring berjalannya waktu, bunga yang termasuk ke dalam spesies titanum itu terus tumbuh. Dalam hitungan minggu tingginya kini mencapai sekitar 2 meter. “Tumbuhnya cepat sekali dari awal hanya sekitar 50 sentimeter.
Namun memasuki minggu ketiga tingginya sudah 2,2 meter. Dalam waktu tiga sampai empat hari lagi diprediksi akan mekar,” terang Imam. Saat bunga mekar, maka saat itu pula bau menyengat akan keluar dari kelopaknya. Namun rupanya bau tersebut merupakan proses alami dari tanaman untuk menarik serangga.
Tujuannya untuk membantu saat proses penyerbukan tanaman. Tak ingin melewatkan momen langka tersebut, pihaknya sengaja memasang sebuah kamera CCTV tepat di bagian samping area tanaman untuk terus memantau setiap perubahan dari tanaman.
“Ya kami memang sengaja memasang CCTV untuk melihat perkembangan dari waktu ke waktu. Karena biasanya perubahan perubahan terjadi saat malam hari, termasuk saat mekar. Gak mungkin kan kita terus tongkrongin,” kata Imam berseloroh.
Di Tahura sendiri ada empat bunga bangkai raksasa yang bibitnya sengaja dibawa dari Bengkulu pada Desember 2006. Kemudian pada Januari 2007 bibit mulai ditanam. Dari jumlah tersebut baru tiga bunga yang sudah mekar yakni pada Januari 2010, Desember 2012, dan yang sekarang sejak tanggal 26 Januari 2015.
Masing-masing tanaman memang memiliki waktu yang bervariasi saat berbunga. Menurut Imam, bunga bangkai mengalami dua fase dalam hidupnya yang berlangsung secara bergantian dan terus menerus, yakni fase vegetatif dan fase generatif.
Pada fase vegetatif di atas umbi bunga bangkai tumbuh batang tunggal dan daun yang mirip daun pepaya. Hingga kemudian batang dan daun menjadi layu menyisakan umbi di dalam tanah. Fase selanjutnya fase generatif yakni munculnya bunga majemuk yang menggantikan batang dan daun yamg layu tadi.
“Jadi saat umbi ditanam nanti akan tumbuh dulu menjadi pohon selama beberapa tahun. Bervariatif antara 3-5 tahun. Setelah pohonnya tumbuh nanti akan layu. Nah, setelah itu akan muncul bunga yang kita kenal sebagai bunga bangkai seperti yang ada saat ini,” jelas Imam.
Bunga bangkai merupakan tumbuhan khas dataran rendah yang tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis mulai ada di kawasan Afrika Barat hingga ke Kepulauan Pasifik termasuk di Indonesia. Sebagian besar bunga bangkai merupakan spesies endemik.
Menurut Imam, bunga bangkai berbeda dengan rafflesia arnoldi. Secara fisik bunga bangkai memiliki daun dan batang yang tumbuh menjulang tinggi sedangkan bunga rafflesia hidup sebagai parasit pada inang tertentu tanpa batang dan daun dan bunganya merebah di tanah.
“Secara taksonomi bunga bangkai dan rafflesia merupakan spesies yang berbeda mulai dari tingkat kelas. Bunga bangkai (amorphpophallus sp) merupakan anggota kelas Liliopsida, sedangkan bunga rafflesia (rafflesia sp) merupakan anggota kelas magnoliopsida,” katanya.
Namum sayangnya saat bunga bangkai mulai mekar hanya mampu bertahan selama 1-2 minggu. Setelah itu bunga bangkai akan kembali menjalani kedua fase hidupnya yakni fase vegetatif dan fase generatif. “Untuk itu waktunya sangat cepat sekali hanya sekitar 1-2 minggu untuk menyaksikan bunga bangkai ini saat mekar. Sementara kita harus menunggu 3-5 tahun,” katanya.
DIAN ROSADI
Sungguh suatu gambaran yang sangat tidak menarik untuk ukuran sebuah kembang. Tapi jangan salah, bunga bernama latin amorphophallus titanum itu nyatanya mampu menyedot pengunjung Taman Hutan Rakyat Ir. H Djuanda.
Rupanya bau busuk dari bunga bangkai ini tidak hanya menyedot serangga untuk datang tapi juga manusia. Jika setiap akhir pekan jumlah pengujung Tahura hanya 500 orang, kini setelah tumbuh bunga bangkai jumlahnya meningkat sampai empat kali lipat.
“Jika paling banyak waktu weekend Sabtu- Minggu pengunjung hanya 500 orang, namun sekarang bisa sampai 1.000-2.000 orang per hari, termasuk dari luar kota,” ujar Kepala Balai Pengelolaan Tahura Ir.H. Djuanda Imam Santoso kepada KORAN SINDO kemarin.
Bunga bangkai itu memang menjadi koleksi Tahura. Oleh pihak pengelola, di keempat sisinya dipagari besi agar pengunjung tidak sem barang menyentuh kelopak bunga. Menurut Imam, bunga bangkai raksasa ini mulai tumbuh sejak 26 Januari lalu.
Saat awal tumbuh bentuknya masih kuncup. Namun seiring berjalannya waktu, bunga yang termasuk ke dalam spesies titanum itu terus tumbuh. Dalam hitungan minggu tingginya kini mencapai sekitar 2 meter. “Tumbuhnya cepat sekali dari awal hanya sekitar 50 sentimeter.
Namun memasuki minggu ketiga tingginya sudah 2,2 meter. Dalam waktu tiga sampai empat hari lagi diprediksi akan mekar,” terang Imam. Saat bunga mekar, maka saat itu pula bau menyengat akan keluar dari kelopaknya. Namun rupanya bau tersebut merupakan proses alami dari tanaman untuk menarik serangga.
Tujuannya untuk membantu saat proses penyerbukan tanaman. Tak ingin melewatkan momen langka tersebut, pihaknya sengaja memasang sebuah kamera CCTV tepat di bagian samping area tanaman untuk terus memantau setiap perubahan dari tanaman.
“Ya kami memang sengaja memasang CCTV untuk melihat perkembangan dari waktu ke waktu. Karena biasanya perubahan perubahan terjadi saat malam hari, termasuk saat mekar. Gak mungkin kan kita terus tongkrongin,” kata Imam berseloroh.
Di Tahura sendiri ada empat bunga bangkai raksasa yang bibitnya sengaja dibawa dari Bengkulu pada Desember 2006. Kemudian pada Januari 2007 bibit mulai ditanam. Dari jumlah tersebut baru tiga bunga yang sudah mekar yakni pada Januari 2010, Desember 2012, dan yang sekarang sejak tanggal 26 Januari 2015.
Masing-masing tanaman memang memiliki waktu yang bervariasi saat berbunga. Menurut Imam, bunga bangkai mengalami dua fase dalam hidupnya yang berlangsung secara bergantian dan terus menerus, yakni fase vegetatif dan fase generatif.
Pada fase vegetatif di atas umbi bunga bangkai tumbuh batang tunggal dan daun yang mirip daun pepaya. Hingga kemudian batang dan daun menjadi layu menyisakan umbi di dalam tanah. Fase selanjutnya fase generatif yakni munculnya bunga majemuk yang menggantikan batang dan daun yamg layu tadi.
“Jadi saat umbi ditanam nanti akan tumbuh dulu menjadi pohon selama beberapa tahun. Bervariatif antara 3-5 tahun. Setelah pohonnya tumbuh nanti akan layu. Nah, setelah itu akan muncul bunga yang kita kenal sebagai bunga bangkai seperti yang ada saat ini,” jelas Imam.
Bunga bangkai merupakan tumbuhan khas dataran rendah yang tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis mulai ada di kawasan Afrika Barat hingga ke Kepulauan Pasifik termasuk di Indonesia. Sebagian besar bunga bangkai merupakan spesies endemik.
Menurut Imam, bunga bangkai berbeda dengan rafflesia arnoldi. Secara fisik bunga bangkai memiliki daun dan batang yang tumbuh menjulang tinggi sedangkan bunga rafflesia hidup sebagai parasit pada inang tertentu tanpa batang dan daun dan bunganya merebah di tanah.
“Secara taksonomi bunga bangkai dan rafflesia merupakan spesies yang berbeda mulai dari tingkat kelas. Bunga bangkai (amorphpophallus sp) merupakan anggota kelas Liliopsida, sedangkan bunga rafflesia (rafflesia sp) merupakan anggota kelas magnoliopsida,” katanya.
Namum sayangnya saat bunga bangkai mulai mekar hanya mampu bertahan selama 1-2 minggu. Setelah itu bunga bangkai akan kembali menjalani kedua fase hidupnya yakni fase vegetatif dan fase generatif. “Untuk itu waktunya sangat cepat sekali hanya sekitar 1-2 minggu untuk menyaksikan bunga bangkai ini saat mekar. Sementara kita harus menunggu 3-5 tahun,” katanya.
DIAN ROSADI
(bhr)