Wali Kota Cimahi Pantau Langsung Penderita DBD

Sabtu, 14 Februari 2015 - 10:24 WIB
Wali Kota Cimahi Pantau Langsung Penderita DBD
Wali Kota Cimahi Pantau Langsung Penderita DBD
A A A
CIMAHI - Wali Kota Cimahi Atty Suharti melakukan kunjungan ke RW 14 dan Puskesmas Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, kemarin.

Hal itu dilakukan untuk meninjau terkait meningkatnya warga yang terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kota Cimahi. Atty mengatakan, kunjungannya ini sudah menjadi programnya untuk turun kelapangan meninjau situasi dan kondisi yang ada di masyarakat. “Kebetulan setiap Jumat memang saya punya program turun kelapangan. Apalagi tempo hari banyak yang terserang DBD,” kata Atty usai kunjungannya kemarin.

Dia mengaku, setiap kader di kelurahan yang ada di Cimahi saat ini selalu melakukan ajakan kepada warga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk sebagai salah satu potensi penyebab penyakit DBD. Jika melihat penderita DBD di Cimahi memang angkanya sedikit menurun, tapi yang dikhawatirkan karena di kotakota lain angkanya tinggi, maka perlu dilakukan pengecekan lang sung kemasyarakat.

Atty menilai, kegiatan yang langsung bersentuhan dengan warga ini bisa banyak mendapatkan laporan maupun masukan terkait kondisi warganya. Selain itu, dalam kunjungannya di ingin melihat kesadaran dari masyarakat untuk mempunyai septic tank di setiap rumah masing-masing. Karena septic tank ini sangat penting bagi masyrakat dalam kaitan pola hidup sehat.

“Masalah septic tank ini kan harus kami tinjau juga, apakah ma syarak sudah punya mandiri atau bagaimana. Seandainya tidak kami akan bicarakan di internal pemerintah. Apakah perlu pembangunan septic tank nanti dilihat juga anggaran 2015,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, dirinya mengharapkan Puskesmas yang ada di Kota Cimahi menunjang untuk menampung pasien-pasien yang setiap harinya terus meningkat. Revitalisasi puskesmas di Cimahi belum direncanakan, namun pihaknya akan mencari data mana saja puskesmas yang kiranya kurang representatif.

“Saya akan bicarakan di internal pemerintah, karena puskesmas harus representatif untuk pelayanan masyarakat, kebetulan saya lihat puskesmas ini ruangannya sempit padahal setiap hari pasien mencapai 150 orang,” pungkasnya.

Nur azis
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4843 seconds (0.1#10.140)