Guru Besar USU Tewas Tenggelam

Jum'at, 13 Februari 2015 - 13:50 WIB
Guru Besar USU Tewas...
Guru Besar USU Tewas Tenggelam
A A A
MEDAN - Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alama (FMIPA) Universitas Sumatera Utara (USU), Retno Widhiastuti, tewas tenggelam di perairan Iboih, Sabang, Aceh, kemarin sekitar pukul 01.00 WIB, setelah perahu yang ditumpanginya pecah dihantam ombak.

Kecelakaan perahu ini terjadi saat korban bersama rombongan dosen program pendidikan (prodi) biologi dan mahasiswa pascasarjana USU berjumlah 14 orang melakukan observasi lapangan. Namun rekan korban, Nurzahara Pasaribu mengungkapkan, mereka dari Departemen Biologi FMIPA USU berlibur ke kawasan wisata Pantai Iboih, Pulau Weh, Kota Sabang.

“Rencana kami hendak snorkeling (selam permukaan) di perairan di sekitar Pulau Rubiah yang berdekatan dengan Pantai Iboih. Karena kami ada 14 orang menyewa dua perahu wisata, satu perahu maksimal delapan orang,” katanya, kemarin.

Ketika dalam perjalanan menuju titik penyelaman, perahu wisata yang mereka tumpangi dihempas gelombang hingga terbelah. Seluruh penumpang perahu berusaha menyelamatkan diri. “Waktunya cepat sekali. Kami semua panik.

Tidak berapa lama datang sejumlah perahu menyelamatkan kami. Saya sempat melihat korban berpegangan pada sebatang kayu,” kata dia. Nurzahara yang juga Ketua Departemen Biologi FMIPA USU terombang- ambing ombak terlihat banyak menelan air laut.

Korban sempat dievakuasi dan diberi napas buatan, tapi nyawanya tidak tertolong. “Dari 14 orang rombongan kami yang naik perahu wisata tersebut, tiga di antaranya tidak mengenakan jaket pelampung, termasuk korban,” katanya. Jenazah korban selanjutnya dibawa dari Sabang menuju Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh dengan menggunakan kapal feri.

Dari pelabuhan, jenazah korban dibawa ke rumah sakit di Banda Aceh untuk diautopsi. Rombongan korban berangkat dari Medan pada Selasa (11/2) malam dan tiba di Sabang, Rabu (11/2) sekitar pukul 12.00 WIB. Informasi dari Kepolisian Resor (Polres) Sabang menyebutkan, perahu nahas yang dinakhodai Ilyas, 41, nelayan asal Gampong Iboih itu, ditumpangi tujuh penumpang, termasuk korban.

Keenam penumpang tersebut bernama Saleha Hanum, 40; Nurzahara Pasaribu, 51; Eli Masnu, 50; Safruddin Ilyas, 49; Gamatiki, 30; dan Erni Jumilawati, 45. Ketujuh penumpang itu sempat terombang-ambing di laut setelah perahu yang mereka tumpangi pecah dihempaskan ombak laut. Namun, keenam penumpang itu berhasil diselamatkan.

Adapun lokasi kejadian di Aruh Bale Jurong Teupin Layeu Gampong Iboih, Kecamatan Sukakarya, Sabang. Sebelumnya, rombongan korban menikmati pemandangan bawah laut di Aruh Bale Jurong Teupin Layeu yang berjarak sekitar 15 meter dari daratan. Tiba-tiba datang ombak menghantam keras sehingga mengakibatkan perahu mengalami patah di bagian tengah dan tenggelam.

Kejadian ini terlihat rombongan lainnya di perahu berbeda kemudian datang mengevakuasi korban satu per satu. Penyelamatan ini mengakibatkan perahu penolong menjadi kelebihan kapasitas penumpang karena hanya bisa mengangkut maksimal 10 orang. Perahu itu pun oleng dan hampir tenggelam.

Beruntung sekitar dua menit kemudian datang empat perahu lainnya yang mengangkut para korban. Para penumpang langsung dibawa ke Puskesmas Iboih untuk pemeriksaan medis. Sabri Emita, dosen yang ikut rombongan riset mengatakan, saat kejadian cuaca cukup baik, tapi ombak agak tinggi dan angin tidak bertiup kencang.

Dia melihat kejadian yang mengakibatkan rekannya meninggal karena berada di perahu lain. “Kami ke Sabang untuk penelitian. Saya tidak bisa cerita banyak karena sedang di kapal mau berlayar ke Banda Aceh. Jenazah Prof Retno sudah dikafani dan dijadwalkan berangkat ke Medan malam ini (tadi malam),” ungkapnya.

Terpisah, Dekan FMIPA USU, Sutarman, mengaku terkejut atas kejadian yang menewaskan rekannya. “Mewakili civitas akademika FMIPA USU dan teman sejawat, kami turut berduka cita atas berpulang Bu Retno. Beliau satu angkatan dengan saya. Beliau ini pekerja keras, gigih untuk mengajar.

Kami kategorikan sebagai dosen yang bagus,” ujarnya. Rektor USU, Syahril Pasaribu, juga mengucapkan turut berduka dan kehilangan salah satu guru besar terbaiknya. “Saya dan seluruh civitas akademika dan keluarga besar USU menyampaikan turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya, sekaligus mengimbau untuk mendoakan almarhumah,” katanya dalam siaran persnya.

Syukri amal/ant
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1125 seconds (0.1#10.140)