Penjual Koran yang Kini Mengelola Rumah Pintar
A
A
A
MEDAN - Berbuat baik tidak harus mampu dari sisi materi. Seorang penjual koran seperti Ramdhani ini pun bisa asal ada niat dan komitmen. Pria yang akrab disapa Dhani ini awalnya hanya seorang penjual koran.
Tapi kini Dhani sudah memiliki sebuah perpustakaan mini di tempat tinggalnya, Jalan Karya Lorong Sosro, Kelurahan Karang Berombak, Medan Barat. Berkat keseriusannya, perpustakaan yang disebut Rumah Pintar itu berhasil mendorong minat baca kalangan anak-anak.
Memanfaatkan ruang garasi rumah seorang temannya yang tidak digunakan, dia kemudian mendekorasinya menjadi sebuah ruang baca. Kini, deretan rak yang terbuat dari kayu dan rotan itu berisi buku-buku yang tertata rapi. Saat KORAN SINDO MEDAN mendatangi kediamannya baru-baru ini, pria kelahiran 1989 ini sangat welcome. Terlihat anak-anak SD dan SMP duduk di lantai sambil konsentrasi membaca buku.
“Ide membuka perpustakaan kecil ini ketika setahun lalu saya jual koran. Saya sadar bahwa informasi itu sangat penting, mulai dari anak kecil sampai orang tua. Kebetulan juga ada seorang teman berbaik hati agar ruang garasi rumahnya saya manfaatkan jadi Rumah Pintar.
Kalau buku-bukunya saya beli dari pedagang buku bekas,” ujar Dhani. Awalnya dia membuka perpustakaan itu hanya untuk beberapa anak saja yang mau membaca. Tetapi lambat laun hingga saat ini dalam sehari sudah ada sekitar belasan anak-anak yang mendatangi perpustakaannya itu.
Bahkan, orang dewasa pun sering datang dan banyak ingin menyewa buku. Pria yang pernah bekerja sebagai pegawai bank swasta ini sebelumnya hanya memiliki seratusan buku. Karena merasa kurang, Dhani pun menjelajahi toko-toko buku bekas dan membelinya.
Setelah koleksi buku dia perbanyak, pembaca pun kian ramai berdatangan. “Buku di sini macam-macam. Mulai dari pengetahuan alam semesta, dongeng, novel, komik, dan lain-lain tersedia. Terkadang saya pun minta kepada teman-teman agar buku yang enggak dipakai jangan dibuang.
Sumbangkan saja ke tempat saya. Kalau untuk sekarang mungkin hampir seribu buku koleksi di perpustakaan ini,” kata Dhani. Dengan perusatakaan mini yang dikelolanya saat ini, dia berharap bisa menjadi sebuah perusahaan buku raksasa. Untuk mencapai itu tentu perlu berusaha lebih keras lagi. “Enggak ada yang enggak mungkin di dunia ini. Semua bisa terjadi atas kehendak Tuhan,” tandasnya.?
Dody Ferdiansyah
Tapi kini Dhani sudah memiliki sebuah perpustakaan mini di tempat tinggalnya, Jalan Karya Lorong Sosro, Kelurahan Karang Berombak, Medan Barat. Berkat keseriusannya, perpustakaan yang disebut Rumah Pintar itu berhasil mendorong minat baca kalangan anak-anak.
Memanfaatkan ruang garasi rumah seorang temannya yang tidak digunakan, dia kemudian mendekorasinya menjadi sebuah ruang baca. Kini, deretan rak yang terbuat dari kayu dan rotan itu berisi buku-buku yang tertata rapi. Saat KORAN SINDO MEDAN mendatangi kediamannya baru-baru ini, pria kelahiran 1989 ini sangat welcome. Terlihat anak-anak SD dan SMP duduk di lantai sambil konsentrasi membaca buku.
“Ide membuka perpustakaan kecil ini ketika setahun lalu saya jual koran. Saya sadar bahwa informasi itu sangat penting, mulai dari anak kecil sampai orang tua. Kebetulan juga ada seorang teman berbaik hati agar ruang garasi rumahnya saya manfaatkan jadi Rumah Pintar.
Kalau buku-bukunya saya beli dari pedagang buku bekas,” ujar Dhani. Awalnya dia membuka perpustakaan itu hanya untuk beberapa anak saja yang mau membaca. Tetapi lambat laun hingga saat ini dalam sehari sudah ada sekitar belasan anak-anak yang mendatangi perpustakaannya itu.
Bahkan, orang dewasa pun sering datang dan banyak ingin menyewa buku. Pria yang pernah bekerja sebagai pegawai bank swasta ini sebelumnya hanya memiliki seratusan buku. Karena merasa kurang, Dhani pun menjelajahi toko-toko buku bekas dan membelinya.
Setelah koleksi buku dia perbanyak, pembaca pun kian ramai berdatangan. “Buku di sini macam-macam. Mulai dari pengetahuan alam semesta, dongeng, novel, komik, dan lain-lain tersedia. Terkadang saya pun minta kepada teman-teman agar buku yang enggak dipakai jangan dibuang.
Sumbangkan saja ke tempat saya. Kalau untuk sekarang mungkin hampir seribu buku koleksi di perpustakaan ini,” kata Dhani. Dengan perusatakaan mini yang dikelolanya saat ini, dia berharap bisa menjadi sebuah perusahaan buku raksasa. Untuk mencapai itu tentu perlu berusaha lebih keras lagi. “Enggak ada yang enggak mungkin di dunia ini. Semua bisa terjadi atas kehendak Tuhan,” tandasnya.?
Dody Ferdiansyah
(bhr)