Dalam Sehari, 10 Warga Jepara Terserang Demam Berdarah
A
A
A
JEPARA - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, tergolong tinggi. Sejak Januari hingga pertengahan Februari 2015, sudah terjadi 485 kasus penyakit yang disebabkan nyamuk Aides Aigepty tersebut.
Dari angka tersebut, jika dihitung, setiap harinya ada lebih dari 10 warga yang terserang demam berdarah (DB). Ratusan kasus DB itu tersebar merata di 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Jepara.
Tiga kecamatan dengan peringkat tertinggi, yakni Kecamatan Tahunan dengan 94 kasus, Kecamatan Mlonggo sebanyak 90 kasus, dan Kecamatan Kedung dengan 68 kasus.
Usia warga yang diserang DB itu pun beragam. Mulai dari anak-anak, dewasa, hingga warga lanjut usia. Baik berjenis kelamin perempuan maupun laki-laki.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara Dwi Susilowati mengatakan, meski demam berdarah sudah menyerang ratusan warga, namun untung hingga kini tidak ada yang meninggal dunia.
Seluruh penderita juga sudah mendapat perawatan intensif, baik di tingkat puskesmas hingga RSUD Kartini Jepara.
"Jadi tidak ada yang terlambat ditolong sampai meninggal dunia," kata Dwi Susilowati, didampingi pelaksana progam penyakit menular bersumber binatang DKK Jepara Bambang Hadi K, Kamis (12/2/2015).
Penyebab tingginya kasus demam berdarah ini ada beberapa faktor. Mulai dari kondisi cuaca panas dan hujan yang tidak menentu, serta faktor lingkungan dan perilaku masyarakat yang abai dengan persoalan kebersihan.
Namun begitu, pihak dinas kesehatan tidak diam. Beragam cara dilakukan untuk mencegah wabah demam berdarah, mulai dari fogging (pengasapan), pemberantasan sarang nyamuk, dan pembagian abate.
"Saat ini, stok abate masih ada 50 galon. Satu galon berisi 25 liter. Masyarakat yang membutuhkan abate, bisa datang langsung ke puskesmas. Dan itu dibagikan gratis," ungkapnya.
Menurut Susilowati, pencegahan demam berdarah tidak sulit. Terpenting, masyarakat mau menerapkan pola hidup sehat. Salah satunya ditopang dengan pemaksimalan gerakan PSN di wilayahnya masing-masing.
"Kalau fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa saja. Tapi PSN bisa sampai jentik. Jadi paling penting itu," pungkasnya.
Dari angka tersebut, jika dihitung, setiap harinya ada lebih dari 10 warga yang terserang demam berdarah (DB). Ratusan kasus DB itu tersebar merata di 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Jepara.
Tiga kecamatan dengan peringkat tertinggi, yakni Kecamatan Tahunan dengan 94 kasus, Kecamatan Mlonggo sebanyak 90 kasus, dan Kecamatan Kedung dengan 68 kasus.
Usia warga yang diserang DB itu pun beragam. Mulai dari anak-anak, dewasa, hingga warga lanjut usia. Baik berjenis kelamin perempuan maupun laki-laki.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara Dwi Susilowati mengatakan, meski demam berdarah sudah menyerang ratusan warga, namun untung hingga kini tidak ada yang meninggal dunia.
Seluruh penderita juga sudah mendapat perawatan intensif, baik di tingkat puskesmas hingga RSUD Kartini Jepara.
"Jadi tidak ada yang terlambat ditolong sampai meninggal dunia," kata Dwi Susilowati, didampingi pelaksana progam penyakit menular bersumber binatang DKK Jepara Bambang Hadi K, Kamis (12/2/2015).
Penyebab tingginya kasus demam berdarah ini ada beberapa faktor. Mulai dari kondisi cuaca panas dan hujan yang tidak menentu, serta faktor lingkungan dan perilaku masyarakat yang abai dengan persoalan kebersihan.
Namun begitu, pihak dinas kesehatan tidak diam. Beragam cara dilakukan untuk mencegah wabah demam berdarah, mulai dari fogging (pengasapan), pemberantasan sarang nyamuk, dan pembagian abate.
"Saat ini, stok abate masih ada 50 galon. Satu galon berisi 25 liter. Masyarakat yang membutuhkan abate, bisa datang langsung ke puskesmas. Dan itu dibagikan gratis," ungkapnya.
Menurut Susilowati, pencegahan demam berdarah tidak sulit. Terpenting, masyarakat mau menerapkan pola hidup sehat. Salah satunya ditopang dengan pemaksimalan gerakan PSN di wilayahnya masing-masing.
"Kalau fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa saja. Tapi PSN bisa sampai jentik. Jadi paling penting itu," pungkasnya.
(san)